5 Penyebab Diare Pada Anak dan Cara Mengatasinya

penyebab diare pada anak

Salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diare. Gejalanya dapat dilihat dari bentuk konsistensi feses yang lembek dan cair. Selain itu, frekuensi buang air besar pun bertambah lebih dari biasanya. Selama diare, usus akan kehilangan kemampuan dalam menyerap cairan elektrolit yang diberikan. Lantas, apa saja penyebab diare pada anak dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini.

Kebersihan badan kurang diperhatikan

Kebersihan lingkungan dan badan adalah hal pertama yang wajib diperhatikan oleh orang tua. Sebab, kondisi lingkungan yang kotor dan kurang diperhatikan dapat menjadi tempat utama virus dan bakteri berkembang biak. 

Ketika anak-anak memegang benda di lingkungan tersebut dan imun mereka lemah, bakteri dan kuman ini akan mudah masuk dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Maka dari itu, ingatkanlah anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan atau setelah melakukan aktivitas di luar rumah.

Keracunan makanan

Selain karena kurang menjaga kebersihan, diare dapat menyerang dengan mudah lewat makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Makanan atau minuman itu telah terkontaminasi bakteri dan kuman sebelumnya. Kemudian, kuman maupun bakteri masuk ke dalam tubuh anak. Terlebih jika mereka mengonsumsi makanan yang kurang matang.

Sebagai orang tua, ada baiknya Anda untuk lebih jeli ketika anak ingin membeli makanan di luar. Pastikan makanan dan minuman tersebut higienis. Biasanya, diare karena keracunan makanan ini bisa sembuh dengan sendirinya kurang lebih dalam 24 jam.

Kondisi kesehatan yang kurang baik

Anak-anak terkadang sangat rentan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Hal itu juga akan berimbas pada kesehatan mereka. Misalnya saja gangguan pada pencernaan yang dalam dunia medis disebut dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS). Penyakit lainnya yang berpengaruh pada kondisi kesehatan anak di antaranya celiac dan penyakit crohn.

Penyebab diare pada anak yang mempengaruhi kesehatan ini bisa disebabkan pula oleh virus dan parasit. Terutama Rotavirus yang disebut sebagai penyebab utama gejala diare pada anak. Bahkan, kasus diare pada anak 60-70% disebabkan oleh virus ini.

Alergi terhadap makanan tertentu

Diare tidak hanya disebabkan karena keracunan saja, melainkan karena faktor alergi yang dialami anak. Gejalanya terlihat sama seperti keracunan makanan, yakni muntah-muntah dan sakit perut. Beberapa makanan yang rentan alergi bagi anak-anak antara lain adalah telur, kedelai, produk susu, bahkan gandum.

Bila anak Anda masih bayi, maka perhatikan pula makanan yang Anda konsumsi. Tak jarang alergi makanan pada bayi disebabkan makanan yang dikonsumsi sang Ibu. Protein yang berasal dari makanan yang dikonsumsi Ibu selanjutnya akan terserap dalam ASI. Kemudian, ASI inilah yang masuk dalam tubuh bayi dan menjadi sumber nutrisi penting bagi mereka.

Efek konsumsi obat

Memberikan obat pada anak ketika mereka sakit memang sebagai cara efektif. Namun, bisa jadi ini juga menjadi penyebab diare pada anak. Misalnya saja diare yang diakibatkan oleh penggunaan antibiotik. Ini terjadi karena pengaruh obat sebelumnya, sehingga menimbulkan reaksi pada antibiotik. Alhasil malah akan menyebabkan diare sebagai efek sampingnya.

Dalam sebuah penelitian disebutkan, antibiotik efektif membunuh bakteri dalam tubuh. Di sisi lain, antibiotik ini terkadang juga membunuh bakteri baik yang ada dalam usus dalam proses pencernaan. Akibatnya, pencernaan menjadi sedikit terganggu.

Bagaimana cara mengatasinya?

Setelah Anda mengetahui apa saja penyebab diare pada anak, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya dengan mudah di rumah. Tujuannya adalah agar diare dapat segera ditangani dan anak kembali dalam kondisi sehat dan tetap aktif dalam melanjutkan kegiatannya. 

Pada umumnya, diare ini bisa sembuh dengan sendirinya kurang lebih selama 1-2 hari. Akan tetapi, bila tetap berlanjut, beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Bila anak masih mengkonsumsi ASI, maka lakukanlah pemberian ASI secara intens sebagai ganti cairan tubuh yang hilang. Jika anak sudah tidak mengkonsumsi ASI, maka bisa memberikan cairan sedikit demi sedikit sesering mungkin.
  • Hindari konsumsi makanan yang padat dalam porsi besar. Khususnya makanan berlemak dan pedas. Fokuskanlah pada makanan yang agak cair untuk mengatasi dehidrasi. Setelah itu, barulah bisa diberikan makanan padat.
  • Berikan larutan berupa gula dan garam dengan melarutkannya dalam air hangat. Takarannya adalah satu liter air dengan gula sebanyak enam sendok teh dan garam setengah sendok.
  • Untuk menghindari diare lebih parah, Anda bisa menambahkan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut. Jangan lupa juga untuk memberikan obat antibiotik.

Bila dalam waktu tersebut masih belum dirasa membaik, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau membawanya ke rumah sakit. Kini, berkonsultasi dengan dokter saat anak diare bisa lebih mudah dengan layanan telehealth dari Carevo. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics