Beranda > Artikel > Alergi Makanan pada Bayi: Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

Alergi Makanan pada Bayi: Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

alergi makanan pada bayi

Mengenal Alergi Makanan pada Bayi 

 

Alergi makanan merupakan reaksi yang ditimbulkan pada tubuh akibat bayi mengkonsumsi jenis makanan tertentu. Alergi tidak hanya dapat disebabkan oleh makanan, tetapi juga dapat timbul akibat paparan debu rumah atau kontak kulit dengan benda tertentu seperti logam, nikel, dan sebagainya. Beberapa jenis obat juga dapat menimbulkan reaksi alergi. Pada beberapa bayi, manifestasi alergi yang timbul dapat merupakan kombinasi dari beberapa jenis alergi, misalnya muncul alergi makanan dan alergi debu, alergi obat dan asma, dan sebagainya. Angka kejadian alergi makanan ini cukup tinggi, di mana 1 dari 10 orang mempunyai satu atau lebih alergi terhadap jenis makanan tertentu seperti telur, susu sapi, kacang-kacangan, atau seafood

 

Gejala Alergi Makanan pada Bayi 

 

Histamin merupakan mediator yang dilepaskan tubuh saat merespons adanya alergen (makanan atau benda penyebab alergi) dan bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala-gejala alergi. Gejala alergi makanan ini dapat muncul pada saat kali pertama bayi memakan makanan tertentu atau setelah beberapa kali makan jenis makanan yang sama. Seringkali gejala timbul setelah beberapa saat pasca mengkonsumsi makanan tersebut. 

 

Gejala yang dapat dijumpai pada alergi makanan dapat berupa gejala ringan sampai berat, antara lain: 

 

1. Rasa gatal dan kulit kemerahan 

 

Histamin yang dilepaskan akibat paparan allergen dapat menimbulkan reaksi peradangan dan menyebabkan rasa gatal dan kemerahan di kulit. 

 

2. Bentol-bentol di kulit 

 

Reaksi alergi di kulit dapat menyebabkan bentol-bentol kemerahan dan membentuk seperti pulau (urtikaria). Bentol-bentol dapat muncul di satu bagian tubuh atau menyebar ke seluruh tubuh.

 

3. Mata dan bibir bengkak 

 

Reaksi alergi pada mata menyebabkan penumpukan cairan sehingga kelopak mata menjadi bengkak. Gejala mata bengkak dapat ringan sampai berat hingga mata sulit dibuka. Bibir yang mempunyai lapisan yang tipis juga mudah bengkak akibat penumpukan cairan ini.

 

4. Muntah dan diare 

 

Paparan alergen di saluran pencernaan bayi dapat menimbulkan gejala di usus dan menyebabkan muntah atau diare. Namun perlu diperhatikan bahwa gejala muntah dan diare yang disebabkan alergi hanya muncul apabila memakan makanan tertentu. Terkadang diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain seperti infeksi atau keracunan makanan. 

 

5. Suara nafas berbunyi 

 

Asma merupakan salah satu manifestasi alergi yang cukup sering dijumpai. Adanya reaksi peradangan (inflamasi) akibat alergi di saluran nafas dan paru membuat saluran nafas menyempit sehingga menimbulkan bunyi mengi saat bernafas. 

 

6. Sesak napas 

 

Penyempitan saluran nafas akibat reaksi alergi yang hebat menyebabkan udara sulit masuk ke dalam paru, sehingga oksigen juga tidak dapat masuk ke dalam darah dan mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen. Akibat proses ini membuat bayi menjadi sesak dan membutuhkan bantuan oksigen. 

 

7. Syok anafilaktik 

 

Anafilaktik merupakan reaksi alergi yang sangat berat. Kondisi ini ditandai dengan denyut nadi yang lemah dan sangat cepat, tekanan darah turun, dan bahkan dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Anafilaktik yang tidak tertangani dapat berakibat fatal. 

 

Baca Juga: Kenali 10 Ciri-Ciri Fisik Bayi dengan Cerebral Palsy

 

Selain gejala-gejala tersebut untuk memastikan adanya alergi juga dapat diketahui melalui beberapa pemeriksaan seperti:

 

1. Tes alergi di kulit (skin prick test

 

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikan beberapa alergen di kulit dalam dosis rendah untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap zat tersebut. 

 

2. Pemeriksaan darah 

 

Kadar eosinofil dan imunoglobulin E (IgE) yang tingg seringkali dijumpai pada orang dengan alergi.

 

PHR

 

Faktor Risiko Alergi Makanan pada Bayi 

 

Faktor risiko seorang bayi mempunyai alergi makanan antara lain: 

 

1. Mempunyai bentuk alergi yang lain 

 

Suatu alergi pada seseorang dapat muncul dalam bentuk beragam, seperti gatal dan muncul ruam di kulit, asma, mata bengkak dan berair, dan sebagainya. Adanya satu jenis alergi pada seseorang membuat orang tersebut juga rentan timbul bentuk alergi yang lain, misalnya mempunyai alergi makanan atau lateks. 

 

2. Riwayat keluarga dengan alergi 

 

Data menunjukkan orang tua dengan alergi mempunyai risiko lebih besar untuk mempunyai keturunan dengan alergi, di mana manifestasi alergi tersebut bisa sama namun juga dapat berbeda. Orang tua dengan riwayat asma dapat mempunyai bayi dengan alergi makanan atau alergi dengan penyebab yang lain. 

 

Baca Juga: Mari Mengenal 5 Manfaat Daun Katuk untuk Bayi

 

Cara Penanganan Alergi Makanan pada Bayi 

Pada dasarnya sama dengan penanganan jenis alergi yang lain, pilihan utama adalah dengan menghindari pencetus. Paparan alergen yang sama secara berulang-ulang dapat meningkatkan risiko timbulnya gejala alergi yang lebih berat. 

 

Penatalaksanaan alergi ini meliputi: 

 

1. Antihistamin dan steroid 

 

Penggunaan obat golongan antihistamin dan steroid, dapat memperbaiki gejala alergi yang muncul seperti mata bengkak, hidung berair, urtikaria, dan sebagainya. Pada gejala ringan dapat diberikan dalam bentuk sediaan obat minum, dan pada gejala yang lebih berat dapat diberkan secara suntikan. 

 

2. Nebulisasi 

 

Alergi makanan yang mencetuskan asma dan sesak nafas memerlukan bantuan nebulisasi untuk melonggarkan jalan nafas dan meredakan gejala, dengan atau tanpa tambahan oksigen. 

 

3. Imunoterapi 

 

Imunoterapi merupakan terapi yang bertujuan menurunkan sensitivitas sel imun terhadap paparan alergen (desensitisasi) dan dilakukan dengan pengawasan dokter, bila pengobatan yang lain sudah adekuat. 

 

Baca Juga: Makanan untuk Bayi 6 Bulan yang Aman Dikonsumsi

 

Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah terkait cara mencegah bayi mempunyai alergi makanan tertentu. Ibu hamil tidak perlu menghindari makan kacang atau seafood selama tidak ada larangan dari dokter kandungan. Memberikan ASI eksklusif (hingga usia bayi 6 bulan) dapat membantu menurunkan risiko, dan mengenalkan makanan pendamping ASI secara bertahap dan satu per satu sehingga dapat dievaluasi apakah makanan tersebut menimbulkan reaksi alergi pada bayi atau tidak.

 

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. Abrams, E. M., Watson, W., vander Leek, T. K., Atkinson, A., Primeau, M.-N., Francoeur, M.-J., McHenry, M., Lavine, E., Orkin, J., Cummings, C., Blair, B., & Chan, E. S. (2022). Dietary exposures and allergy prevention in high-risk infants. Allergy, Asthma & Clinical Immunology, 18(1), 36. https://doi.org/10.1186/s13223-021-00638-y 

  2. Bradley, J. (2022, April 4). How Can I Tell If My Baby Has Food Allergies? VeryWellHealth. https://www.verywellhealth.com/does-your-baby-have-a-food-allergy-1323918 

  3. Sulieman, A. A., Hassan, H. A., & Zhou, H.-M. (2018). Food Allergy In Children: Symptoms, Diagnosis And Research. International Journal of Scientific & Technology Research, 7(7). 

  4. Vale, S. L., Lobb, M., Netting, M. J., Murray, K., Clifford, R., Campbell, D. E., & Salter, S. M. (2021). A systematic review of infant feeding food allergy prevention guidelines – can we AGREE? World Allergy Organization Journal, 14(6), 100550. https://doi.org/10.1016/j.waojou.2021.100550

  5. Waserman, S., Cruickshank, H., Hildebrand, K. J., Mack, D., Bantock, L., Bingemann, T., Chu, D. K., Cuello-Garcia, C., Ebisawa, M., Fahmy, D., Fleischer, D. M., Galloway, L., Gartrell, G., Greenhawt, M., Hamilton, N., Hourihane, J., Langlois, M., Loh, R., Muraro, A., … Brozek, J. L. (2021). Prevention and management of allergic reactions to food in child care centers and schools: Practice guidelines. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 147(5), 1561–1578. https://doi.org/10.1016/j.jaci.2021.01.034

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics