Beranda > Artikel > Amenorrhea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Amenorrhea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

amenorrhea adalah

Amenorrhea adalah suatu keadaan ketika seorang perempuan tidak mendapatkan atau mengalami menstruasi normal. Amenorea merupakan masalah yang umum bagi perempuan dan dapat dikelompokan menjadi Amenore Primer dan Sekunder.

Penyebab amenorea primer seperti kelainan kongenital, gangguan hormonal, kelainan kromosom, gangguan hipotalamus-hipofisis, dan variasi penyebab amenore sekunder yang muncul sebelum haid pertama. Sedangkan insiden amenore sekunder bervariasi, dari 3% pada populasi umum hingga 100% di bawah kondisi kegiatan fisik yang berat atau faktor stres emosional. Penyebab tersering amenore sekunder adalah kehamilan. Penyebab yang lain seperti kelainan  anatomi, disfungsi ovarium, prolaktinoma dan hiperprolaktinemia, dan gangguan hipotalamus atau sistem saraf pusat.

Apa Itu Amenorrhea?

Amenorrhea atau amenore adalah suatu keadaan ketika seorang perempuan tidak mendapatkan atau mengalami menstruasi normal. amenore merupakan masalah yang umum bagi perempuan dan dapat dikategorikan menjadi amenore primer atau sekunder.

1. Amenore Primer 

  • Seseorang disebut menderita amenore primer adalah bila belum pernah mendapatkan menstruasi sama sekali
  • Perempuan yang pada usia 14 tahun belum menampakkan tanda seks sekunder dan juga belum pernah mendapatkan menstruasi atau menarche
  • Perempuan yang pada usia 16 tahun sudah tampak adanya pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder tetapi belum pernah mendapatkan menstruasi (menarche). 

 

Penyebab amenore primer antara lain adalah gangguan pada hipotalamus, penyakit pada pituitari, yang akan mempengaruhi fungsi kelenjar pituitari, dan obstruksi vagina.

Baca Juga: Hipertermia Maligna : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

2. Amenore Sekunder

  • Terjadi pada perempuan yang telah mengalami menarche atau mens pertama
  • Tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan berturut-turut pada perempuan dengan siklus menstruasi yang sebelumnya normal
  • Tidak mengalami menstruasi selama sembilan bulan berturut-turut pada perempuan dengan riwayat oligomenore sebelumnya.

 

Penyebab amenore sekunder antara lain: kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal baik oral maupun suntik, stress, penggunaan beberapa tipe obat, seperti anti depresi, kemoterapi dan anti psikotik, berat badan yang sangat rendah, gangguan pada thyroid, yaitu kelenjar yang juga berfungsi menghasilkan hormon yang berpengaruh pada menstruasi, olahraga berat yang dilakukan secara teratur, seperti lari jarak jauh, khususnya jika lemak tubuh rendah.

Apa Ciri-Ciri Amenorrhea?

Beberapa ciri atau tanda pada Amenore, yaitu :

  1. Tidak adanya perdarahan menstruasi selama 6 bulan atau ≥ 3 kali siklus setelah adanya perdarahan menstruasi sebelumnya. 
  2. Galaktore. 
  3. Penurunan atau peningkatan berat badan drastis. 
  4. Hirsutisme 
  5. Penglihatan kabur 

 

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Penyakit Flu Tulang

Apa Penyebab Amenorrhea?

Siklus haid atau menstruasi mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan stressor. Jika seseorang hanya sesekali tidak mengalami menstruasi, hal ini tidak dianggap serius. Tetapi jika tidak mengalami menstruasi dalam waktu yang berkepanjangan atau menetap mungkin salah satu tanda kelainan struktur maupun fungsi organ reproduksi.

1. Penyebab Amenore Primer

  • Kelainan bawaan / kongenital pada sistem reproduksi

Kelainan bawaan / kongenital alat genital dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti keadaan lapisan dinding rahim yang mempengaruhi nutrisi janin, penyakit metabolik, penyakit virus, akibat obat-obat teratogenik, dan lain-lain yang terjadi dalam masa kehamilan.

  • Gangguan Kelenjar Kelamin (Gonad)

Penyebab paling sering amenorea primer adalah disgenesis gonad / kelenjar seks. Disfungsi ini sering dihubungkan dengan kelainan kromosom kelamin, menyebabkan gangguan perkembangan kelenjar kelamin, pengurangan jumlah sel folikel dan sel telur, dan tidak adanya pengeluaran hormon estradiol.

  • Gangguan Hipotalamus

Hormon pelepasan Gonadotropin (GnRH) dikeluarkan oleh Hipotalamus dan kemudian GnRH melepaskan LH dan FSH dari hipofisis. LH dan FSH akan merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan lapisan dinding dalam rahim, dan menyebabkan perdarahan pada fase menstruasi ketika kadar hormon tersebut menurun.  Amenore dapat disebabkan karena gangguan pada penyaluran GnRH, penurunan produksi GnRH, atau kelainan kongenital yang menyebabkan tidak adanya GnRH (sindrom Kallmann).


PHR

2. Penyebab Amenore Sekunder

  • Gangguan Hipotalamus

Gangguan penyaluran GnRH dari hipotalamus ke hipofisis dapat disebabkan trauma, kompresi, radiasi, tumor (kraniofaringioma, germinoma, glioma, teratoma), dan penyakit yang bersifat infiltrasi (sarkoidosis, tuberkulosis) dapat merusak area hipotalamus atau mencegah penyaluran hormon hipotalamus ke hipofisis.

  • Gangguan Hipofisis

Terjadi nekrosis pada hipofisis menyebabkan fungsinya terganggu kemudian menyebabkan turunnya produksi hormon-hormon seperti gonadotropin, tireotropin, kortikotropin, somatotropin, dan prolaktin.

  • Sindrom Asherman

Sindrom terjadi karena rusaknya dinding dalam rahim serta tumbuhnya sinekia (perlekatan) pada dinding rahim sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada kasus keguguran atau setelah persalinan. 

  • Sindrom Amenorea Galaktore

Pada sindrom ini ditemukan gejala amenore, dan dari payudara dapat dikeluarkan air seperti air susu. Dasar sindrom ini adalah gangguan endokrin berupa gangguan produksi hormon Releasing Factor akibat menurunnya kadar FSH dan LH, dan gangguan produksi Prolactin Inhibiting Factor sehingga menyebabkan peningkatan pengeluaran hormon prolaktin.

  • Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Polycystic Ovary Syndrome merupakan sebuah sindrom, penyakit heterogeneous, bukan penyakit spesifik. Dikatakan sebagai sindrom, dimana memiliki kumpulan gejala dan tanda yang berhubungan satu sama lain tetapi tanpa penyebab yang jelas. Gejala dan tandanya seperti amenorea, infertilitas, hirsutisme, obesitas, ovarium polikistik, peningkatan androgen, resistensi insulin, dan rasio LH/FSH.

  • Penghentian Fungsi Ovarium karena operasi / radiasi

Pengangkatan indung telur (ovarium) melalui tindakan operasi akan mengakibatkan amenorea. Demikian pula amenorea timbul setelah radiasi yang cukup kuat atau radang yang cukup luas untuk merusak semua folikel dalam indung telur.

  • Menopause Prematur

Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun, dapat dinamakan menopause prematur. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menopause prematur adalah genetik, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-penyakit kronis, dan penyakit-penyakit yang merusak jaringan kedua indung telur.

  • Kelainan Kejiwaan

Syok emosional karena trauma atau kejadian yang menyedihkan dapat menimbulkan amenorea. Biasaya amenorea ini bersifat sementara dan menghilang jika yang menjadi penyebabnya sudah tidak dirasakan lagi, atau setelah diberi perawatan dan penanganan secukupnya.

  • Diabetes Melitus

Diabetes dapat menyebabkan berat badan menurun, penurunan lemak tubuh, dan mengganggu transformasi androgen ke estrogen. Estrogen sangat penting untuk terjadinya menstruasi. Oligomenorea dan amenorea sekunder lebih sering terjadi pada wanita diabetes.

Baca Juga: Moluskum Kontagiosum: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Apa Faktor Risiko dari Amenorrhea?

1. Aktivitas fisik yang terlalu berat

Amenore pada akibat aktivitas fisik yang berat diduga terjadi karena pemakaian energi yang berlebihan dan simpanan energi yang rendah, yang menyebabkan gangguan pada hormon sistem reproduksi yang terlibat dalam fisiologi menstruasi.

2. Terlalu kurus (lemak tubuh kurang dari 15 – 17%)

Keadaan ini mempengaruhi proses pembentukan hormon. Jika seorang perempuan mengalami kelainan makan, seperti anoreksia atau bulimia, dapat menyebabkan perubahan hormonal yang berujung pada berhentinya menstruasi. 

3. Obesitas

Adanya jaringan lemak yang berlebih pada seorang yang mengalami obesitas juga mempengaruhi proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).

4. Stres

Stress dapat mempengaruhi fungsi hipotalamus sehingga menstruasi berhenti. Karena itu jika stress berkurang, menstruasi muncul kembali. 

5. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antidepresan, antipsikotik, obat kemoterapi, dan kortikosteroid oral.

Baca Juga: Mola Hidatidosa: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Bagaimana Cara Menangani Amenorrhea?

Amenorea sendiri tidak selalu memerlukan terapi. Misalnya, seorang wanita berumur lebih dari 40 tahun dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan. Penderita dalam kategori ini yang memerlukan terapi adalah wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau yang sangat terganggu oleh tidak datangnya haid.

Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, pola hidup dalam lingkungan yang sehat dan tenang, dan sebagainya. Pengurangan berat badan pada wanita dengan obesitas juga mempunyai pengaruh baik terhadap amenore.

Pasien dengan kelainan kongenital dapat diobati dengan operasi standar untuk memperbaiki fungsi menstruasi. Sedangkan pada pasien yang mengalami gangguan hormon maka dapat diobati dengan obat pengganti estrogen.

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

Artikel Ditulis Oleh:

dr. Peter Fernando

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics