Beranda > Artikel > Anovulatory Amenorrhea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Anovulatory Amenorrhea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

anovulatory amenorrhea

Bagi wanita, tidak terjadinya menstruasi (ammenorhea) dapat berujung pada perasaan was-was. Berbagai kondisi kesehatan dapat mengganggu teraturnya jadwal menstruasi wanita, mulai dari stress sampai adanya gangguan di organ reproduksi. Untuk mempermudah diagnosis dan pemberian terapi salah satu klasifikasi ammenorhea dilakukan berdasarkan akan ada tidaknya proses ovulasi (pelepasan telur dari indung telur). Tidak adanya proses ovulasi pada pasien dengan amenorrhea disebut amenorea anovulasi (anovulatory amenorrhea), sedangakan keadaan dimana ovulasi masih terjadi pada ammenorhea dikenal dengan nama amenorea ovulasi (ovulatory amenorrhea). Kedua kondisi ini memiliki penyebab dan penanganan yang cukup berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai anovulatory amenorrhea, simak lebih lanjut artikel ini.  

Apa Itu Anovulatory Amenorrhea? 

Amenore dapat diklasifikasikan berdasarkan sejumlah kriteria yang berbeda, seperti amenorea primer atau sekunder, amnenorea karena penyebab anatomi (termasuk kehamilan), anovulasi kronis, atau kegagalan ovarium. Berdasarkan evaluasi klinis umum, amenore diklasifikasikan sebagai anovulasi dan ovulasi. Pada amenorea anovulasi, amenorea yang terjadi ditemani dengan tidak adanya telur yang dilepaskan dari indung telur (anovulasi). Perlu diketahui bahwa telur dibutuhkan untuk kehamilan. Ovulasi sendiri terjadi atas keterlibatan banyak hormon, gangguan pada salah satu hormone tersebut biasanya dapat menyebabkan anovulasi.  

Baca Juga: 6 Ciri-ciri Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai

Apa Ciri-Ciri Anovulatory Amenorrhea? 

Gejala utama amenorea anovulasi meliputi tidak terjadinya menstruasi dalam satu atau lebih siklus menstruasi. Tetapi sering juga masih terjadi menstruasi pada mereka dengan anovulasi, hanya saja menstruasi akan terjadi secara berlebihan atau bahkan disertai pendarahan ringan. Selain itu gejala amenorea anovulasi juga dapat meliputi tidak terbentuknya lendir serviks dan suhu basal tubuh yang tidak teratur (badan terasa hangat atau dingin). Terdapat pula tanda-tanda amenorea lainnya seperti: 

  • Keluarnya cairan seperti susu dari putting 
  • Rambut rontok 
  • Sakit kepala 
  • Gangguan penglihatan 
  • Munculnya rambut pada wajah 
  • Nyeri panggul 
  • Jerawat 

 

Apa Penyebab Anovulatory Amenorrhea? 

Penyebab paling umum dari amenore anovulasi biasanya disebabkan oleh gangguan pada komunikasi antara organ hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Gangguan komunikasi antar organ tersebut dapat terjadi karena: 

  1. Disfungsi hipotalamus (khususnya anovulasi hipotalamus fungsional) 
  2. Disfungsi hipofisis 
  3. Insufisiensi ovarium primer 
  4. Gangguan endokrin yang menyebabkan kelebihan androgen (terutama sindrom ovarium polikistik) 

 

Amenore anovulasi biasanya bersifat sekunder (didapatkan setelah lahir) tetapi dapat juga terjadi secara primer (didapatkan sejak lahir) jika ovulasi tidak pernah terjadi sama sekali —misalnya, karena kelainan genetik. Jika ovulasi tidak pernah terjadi, biasanya pubertas dan perkembangan karakteristik seksual sekunder ikut menjadi tidak normal.  

Personal Health Record Carevo

Apa Faktor Risiko dari Anovulatory Amenorrhea? 

Faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko terjadinya amenorea anovulasi meliputi: 

1. Berat Badan Rendah

Berat badan yang sangat rendah (sekitar 10% di bawah berat badan normal) mengganggu banyak fungsi hormonal dalam tubuh dan berpotensi menghentikan ovulasi. Wanita yang memiliki gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, sering berhenti mengalami menstruasi karena perubahan hormon yang tidak normal. 

2. Olahraga Berlebihan

Wanita yang berpartisipasi dalam aktivitas yang membutuhkan latihan olahraga keras mungkin akan mengalami gangguan siklus menstruasi. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap amenorea pada atlet, termasuk rendahnya lemak tubuh, stres dan pengeluaran energi yang tinggi. 

Baca Juga: Postmatur Adalah: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya

3. Stres

Stres mental dapat mengubah fungsi hipotalamus (area otak yang mengontrol hormon pengatur siklus menstruasi). Akibatnya, ovulasi dan menstruasi dapat berhenti. Periode menstruasi yang teratur biasanya berlanjut setelah stress berkurang. 

4. Riwayat Amenorea pada Keluarga

Jika wanita lain dalam keluarga pernah mengalami amenore, ada kemungkinan bahwa seseorang akan mewarisi kecenderungan untuk keadaan tersebut. 

 Baca Juga: Amenorrhea: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Bagaimana Cara Menangani Anovulatory Amenorrhea?

Perawatan biasa diarahkan pada gangguan yang mendasari terjadinya amenorea; biasanya menstruasi akan berlanjut setelah masalah yang mendasari amenorea teratasi. Misalnya, menstruasi berlanjut setelah pembedahan atau terapi pada sebagian besar pasien dengan kelainan yang menghalangi saluran keluar di genital atau organ reproduksi mereka. 

Masalah lain terkait dengan amenore yang mungkin juga memerlukan pengobatan, termasuk: 

  • Menginduksi ovulasi jika kehamilan diinginkan (penanganan anovulasi) 
  • Mengobati gejala dan efek jangka panjang defisiensi estrogen (misalnya osteoporosis, gangguan kardiovaskular, atrofi vagina) 
  • Mengobati gejala dan efek jangka panjang dari kelebihan estrogen 
  • Mengobati gejala dan efek jangka panjang dari kelebihan androgen  

 

Itu dia pengertian, penyebab, dan cara mengobati Anovulatory Amenorrhea. Bila kamu mengalami gejala Anovulatory Amenorrhea seperti yang disebutkan di atas, kamu bisa segera konsultasikan dengan dokter melalui Aplikasi Carevo.

Artikel Ditulis Oleh:

dr. Peter Fernando

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics