Beranda > Artikel > Apa Itu Penyakit Demensia?

Apa Itu Penyakit Demensia?

Artikel Carevo apa itu demensia adalah

Usia anda mulai bertambah dan memasuki usia lanjut serta mudah lupa serta mengalami gangguan mood? Mungkin anda menderita demensia. Sampai saat ini ditemukan sebanyak 47 juta orang di dunia memiliki demensia yang dimana angkanya akan terus bertambah dan diperkirakan akan bertambah sampai 3 kali lipat di tahun 2050. Demensia juga merupakan penyakit dengan beban kesehatan masyarakat yang tinggi serta memiliki signifikansi yang tinggi dalam hal biaya perawatan, baik untuk individu itu sendiri dan masyarakat. Maka dari itu, segera ketahui tanda dan gejala, cara mendeteksi serta cara menanganinya. Simak lebih dalam lagi bersama Carevo!

 

Apa itu Demensia?

Demensia didefinisikan sebagai sindroma atau kumpulan gejala yang dikarakteristikan dengan penurunan fungsi kognitif otak yang melibatkan daya ingat serta minimal satu dari beberapa hal berikut yakni: perilaku, gerakan, pemikiran abstrak, bahasa, fungsi eksekutif, atensi kompleks serta kemampuan bersosialisasi dan visuospasial. Hal-hal ini tentunya perlu disertai dengan tingkat keparahan yang signifikan yang berhubungan dengan fungsi kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Apa Itu Gangguan Kognitif dan Seperti Apa Ciri-Cirinya yang Harus Diwaspadai?

 

Personal Health Record Carevo

 

Penyebab Penyakit Demensia

Lalu apa saja sih yang dapat menyebabkan penyakit ini? Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan demensia, antara lain:

1. Alzheimer

Penyakit ini merupakan penyebab yang paling sering menyebabkan demensia dimana menyumbang sebanyak 70% sampai 80% dari total keseluruhan kasus demensia. Penyakit Alzheimer dapat diakibatkan karena endapan dari neurofibrillary yang kusut dan plak penuanan pada otak.

2. Demensia Vaskular

Demensia vaskular menyumbang sebanyak 5-10% dari seluruh kasus demensia. Walaupun angkanya cendrung lebih kecil, namun setiap tahunnya angka kejadiannya terus meningkat seiring bertambah usia dan meningkat sebanyak 2 kali lipat setiap 5 tahunnya. Penyakit ini dapat terjadi akibat cedera iskemik pada jaringan otak. Kadar kolestrol yang tinggi, penyakit kencing manis/ diabetes melitus, hipertensi dan merokok merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ini.

3. Demensia Fronto-Temporal

Demensia fronto-temporal menyumbang sebanyak 25% pada pasien diatas 65 tahun. Di sisi lain, penyakit ini merupakan penyebab demensia terbanyak kedua pada orang-orang dibawah usia 65 tahun. Kelainan ini diakibatkan oleh beberapa mutasi yang menyebabkan mengendapnya protein tau dan protein lainnya di bagian grey matter dan white matter otak. 

4. Demensia Lewy Body

Demensia lewy body menyumbang sebanyak 5-10% dari seluruh kasus demensia yang dimana diakibatkan oleh penumpukan secara abnormal dari simpatik protein alpha-synuclein pada otak.

5. Penyebab Lainnya 

Selain penyakit di atas, penyakit Parkinson, degenerasi basal kortikal, penyakit Huntington, atrofi sistem multipel,  progressive supranuclear palsy dan Cruetzfeldt-Jakob disease juga seringkali ditemukan sebagai penyebab penyakit demensia.  

 

Cara perjalanan penyakit demensia tidak diketahui secara pasti. Kebanyakan penyebabnya adalah yang tertera diatas, kecuali demensia vaskular disebabkan akibat akumulasi protein natif pada jaringan otak.  

Baca juga: Cara-cara Menjaga Kesehatan Otak

 

Gejala Penyakit Demensia  

Penyakit ini memiliki beragam variasi tanda dan gejala. Hal ini menyebabkan anda harus lebih jeli dan waspada dalam mendeteksi penyakit demensia. Selain melihat secara langsung tanda dan gejalanya, umumnya klinisi akan meminta bantuan keluarga atau orang sekitarnya untuk mendiagnosis lebih tepat. 

Beberapa gejala yang dapat ditemukan berupa:

  • Gangguan perilaku
  • Lupa tentang linkungan sekitar
  • Gangguan mood
  • Mudah marah
  • Kehilangan ingatan
  • Menghindar secara sosial
  • Acuh terhadap diri sendiri
  • Gangguan kognitif
  • Perubahan personalitas
  • Mudah lupa
  • Sulit untuk berkomunikasi
  • Kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
  • Kesulitan untuk menjadi mandiri serta mudah terkena infeksi

 

Terkadang beberapa gejala di atas juga disertai dengan kelainan-kelainan lainnya seperti halusinasi, sulit tidur, kaku otot, kedutan, nyeri kepala, sulit berbicara, dan sebagainya.  

Jika anda atau keluarga anda ada yang merasakan keluhan serupa maka segeralah pergi ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan edukasi yang tepat.

Baca juga: Makanan untuk Menjaga Kesehatan Sistem Saraf

 

Faktor Risiko Penyakit Dementia

Lantas apa saja faktor risiko penyakit ini yang perlu dihindari? Secara umum, faktor risikonya akan terbagi menjadi dua seperti penyakit pada umumnya, yakni: faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Apa saja sih faktor-faktor risiko tersebut?

Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi

Termasuk seluruh faktor risiko yang berhubungan dengan lingkungan dan gaya hidup seperti hidup sedentari, penyakit diabetes, merokok, obesitas, hipertensi, tingkat edukasi yang rendah, kesepian, penyakit jantung, cedera kepala delirium dan sebagainya. Tentunya hal-hal ini sangat berpengaruh kuat pada kejadian demensia sehingga segeralah perbaiki gaya hidup anda agar anda terhindar jauh dari demensia.

Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Tentunya faktor risiko yang termasuk dalam “faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi” berarti tidak dapat diperbaiki secara perbaikan gaya hidup atau lingkungan. Hal-hal yang termasuk didalam kategori ini adalah usia, jenis kelamin dan kelainan genetik. Tentunya jika anda memiliki faktor risiko di kategori ini, sebaiknya anda lebih menjaga kesehatan anda agar terhindar dari penyakit penurunan kognitif ini.

 

Cara Mengobati Penyakit Demensia

Untuk pengobatannya sendiri meliputi tatalaksana medikamentosa (dengan obat) atau non-medikamentosa (tanpa pengobatan).

Tatalaksana Medikamentosa (dengan obat)

Tentunya mereka pengidap demensia akan datang dengan beragam keluhan dan tanda yang muncul. Nah, tempat pengobatan disini bertujuan untuk memperbaiki keluhan dan tanda tersebut bukan untuk mengobati. Dengan bantuan obat-obatan ini diharapakan fungsi kognitif akan meningkat, perubahan perilaku akan lebih teratasi, kualitas tidur akan meningkat sehingga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Tatalaksana Non-medikamentasa (tanpa obat)

Dukungan sosial seperti dukungan dari keluarga, kasih sayang, konseling serta bantuan mereka khususnya akan sangat berarti untuk mereka penderita demensia. Selain itu, mencari komunitas dan berpartisipasi aktif didalam supporting group sesama orang demensia tentunya akan membantu.

Dengan modalitas tatalaksana medikamentosa dan non-medikamentosa ini diharapkan kualitas hidup anda pengidap penyakit demensia akan jauh lebih meningkat.

Baca juga: Mari Pelajari Cara Memperbaiki Syaraf Otak yang Rusak

 

Jagalah kesehatan anda, perbaikilah gaya hidup anda serta hindari faktor-faktor risiko penyakit dementia agar kelak anda atau keluarga tercinta anda terhindar dari penyakit ini. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo. 

 

Referensi:

  1. Emmady PD, Tadi P. Dementia. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557444/  

  1. Rolandi, E., Zaccaria, D., Vaccaro, R. et al. Estimating the potential for dementia prevention through modifiable risk factors elimination in the real-world setting: a population-based study. Alz Res Therapy 12, 94 (2020).

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics