
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Kognitif merupakan kemampuan manusia untuk belajar, berpikir, dan memecahkan suatu masalah. Kemampuan ini erat kaitannya dengan memori (ingatan) dan pengalaman yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, interaksi dengan orang lain, dan penilaian terhadap suatu keadaan. Proses perkembangan kognitif mempunyai tahapan-tahapan sendiri sesuai usia. Meskipun kecepatan seseorang melalui tahapan-tahapan tersebut dapat berbeda namun tidak dapat melompat-lompat.
Baca juga: Mari Mengenal Apa Itu Perkembangan Kognitif dan Cara Meningkatkannya
Merupakan tahap pengenalan lingkungan melalui sistem indra (sensoris) seperti melihat, mendengar, atau mencium bau dan dilanjutkan dengan gerakan (motoris) seperti memegang. Capaian utama pada tahap ini adalah tercapainya object permanence yaitu bahwa objek atau benda itu masih ada meskipun tidak tampak.
Imajinasi dan daya ingat semakin berkembang. Pada tahap ini mulai ada pemikiran simbolis, artinya menggunakan kata-kata atau gambar untuk menunjukkan suatu benda, dan sulit berpikir secara logis. Misalnya menggunakan sapu seperti sedang naik kuda. Bermain peran (role-play) juga penting, misalnya anak memainkan peran sebagai ayah, guru, dokter, atau profesi lain. Karena tidak dapat berpikir secara logis, kita lebih cenderung mempunyai sifat egosentris (mementingkan diri sendiri).
Tahapan dimana manusia mulai dapat berpikir logis tentang suatu peristiwa dan lebih tersusun, sehingga mulai dapat memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain (sosiosentris), namun masih terbatas pada benda-benda fisik dan masih kesulitan berpikir tentang hal-hal abstrak. Contoh bila ada air dalam 1 botol besar dan dibagi rata dalam 2 botol kecil di mana satu botol lebih tinggi dibanding botol lain, kita akan tetap berpikir bahwa kedua botol tersebut berisi air dengan volume yang sama.
Pemikiran menjadi semakin kompleks, logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan berpikir abstrak dan daya imajinasi juga semakin berkembang, dan menjadi dasar kreatifitas.
Perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga dewasa ini juga pada akhirnya akan dipengaruhi oleh proses penuaan (aging) yang berkontribusi dalam penurunan fungsi pada orang lanjut usia. Gangguan perkembangan dan fungsi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan mengingat, mempelajari hal baru, berkonsentrasi, dan mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Gangguan kognitif dapat disebabkan banyak hal mulai dari kelahiran hingga adanya cedera otak, infeksi, tumor, penggunaan obat-obatan, dan lain-lain. Meskipun banyak ditemukan pada lansia, tidak berati semua lansia akan mengalami gangguan kognitif.
Gejala utama adanya gangguan kognitif yaitu:
Selain itu juga ada beberapa gejala lain yang dapat muncul:
Faktor risiko timbulnya gangguan kognitif juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan kebiasaan, selain itu kondisi lingkungan dengan paparan polusi yang tinggi, khususnya logam berat, juga meningkatkan risiko timbulnya gangguan kognitif karena dapat merusak sistem syaraf. Usia di atas 60 th dan penyalahgunaan obat, terutama obat terlarang, dan alkohol juga meningkatkan risiko. Perlu diingat bahwa penuaan merupakan proses yang normal terjadi (normal aging) namun adanya faktor-faktor risiko dapat mempercepat prosesnya.
Gangguan kognitif dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu:
Perbedaan utama gangguan kognitif ringan dan mayor adalah pada kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas dasar sehari-hari, di mana pada gangguan mayor orang tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Salah satu contoh gangguan kognitif mayor adalah penyakit Alzheimer (Alzheimer’s disease, AD).
Mengenali gejala gangguan kognitif lebih dini dapat membantu mencegah perburukan, sehingga dokter dapat memberikan terapi yang tepat. Hingga saat ini belum ada pengobatan pasti yang dapat menyembuhkan gangguan kognitif, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah perburukan, antara lain:
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Bergland, C. (2014, March 12). Eight Habits That Improve Cognitive Function. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-athletes-way/201403/eight-habits-improve-cognitive-function
Claveland Clinic. (2019, March 18). Mild Cognitive Impairment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17990-mild-cognitive-impairment
Dhakal A, Bobrin BD. Cognitive Deficits. [Updated 2021 Nov 23]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559052/?report=classic
McDonald, W. M. (2017). Overview of Neurocognitive Disorders. FOCUS, 15(1), 4–12. https://doi.org/10.1176/appi.focus.20160030
NIA. (2020, November 21). Memory, Forgetfulness, and Aging: What’s Normal and What’s Not? NIH National Institute on Aging. https://www.nia.nih.gov/health/memory-forgetfulness-and-aging-whats-normal-and-whats-not
NIA. (2021, March 21). Assessing Cognitive Impairment in Older Patients. NIH National Institute on Aging. https://www.nia.nih.gov/health/assessing-cognitive-impairment-older-patients
Ramírez Echeverría MdL, Paul M. Delirium. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470399/?report=classic
Stokin, G. B., Krell-Roesch, J., Petersen, R. C., & Geda, Y. E. (n.d.). Mild Neurocognitive Disorder: An Old Wine in a New Bottle. Harvard Review of Psychiatry, 23(5), 368–376. https://doi.org/10.1097/HRP.0000000000000084
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics