
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Perkembangan kognitif adalah bagian dari perkembangan manusia. Ada banyak teori yang membahas tentang hal ini. Dari banyaknya teori-teori tersebut ada beberapa prinsip yang ada dalam setiap teori, yaitu:
Perkembangan manusia tidak terjadi secara mendadak dalam satu malam, melainkan merupakan proses yang berjalan perlahan dan membutuhkan waktu.
Manusia berkembangan sesuai urutan tertentu. Bayi belajar duduk dahulu baru berjalan, hingga dapat berlari. Saat sekolah, anak harus belajar penjumlahan dan pengurangan baru dapat mengerjakan soal yang lebih rumit.
Meskipun perkembangan berjalan perlahan dan sesuai urutan namun kecepatan seseorang melalui tahap tersebut dapat berbeda satu dengan yang lain.
Perkembangan manusia tidak dapat dilepaskan dari neuron. Neuron merupakan sel-sel otak yang bertanggung jawab menghantarkan sinyal-sinyal syaraf. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan otak menjadi sangat penting di mana perkembangan otak sudah dimulai sejak pembuahan dan trimester pertama masa kehamilan. Sedangkan kognitif adalah kemampuan manusia untuk belajar, berpikir, dan memecahkan suatu masalah.
Baca juga: Masa Pra Sekolah Anak, Ketahui Pertumbuhannya
Tahap perkembangan manusia menurut Piaget dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
Pada tahap ini anak mengenal lingkungan melalui sistem indra mereka (sensoris) seperti melihat, mendengar, atau mencium bau dan dilanjutkan dengan gerakan (motoris) seperti memegang. Capaian utama pada tahap ini adalah tercapainya object permanence yaitu bahwa objek atau benda itu masih ada meskipun disembunyikan, misalnya apabila ibu menunjukkan bola tenis, bayi memegang, dan kemudian bola tersebut disembunyikan, bayi akan tetap tahu bahwa ada bola tenis.
Imajinasi dan daya ingat semakin berkembang. Anak sulit berpikir di luar sudut pandangnya sendiri (egosentris, mengutamakan diri sendiri). Pada tahap ini anak mulai berpikir secara simbolis, artinya menggunakan kata-kata atau gambar untuk menunjukkan suatu benda, dan sulit berpikir secara logis. Misalnya menggunakan sapu seperti sedang naik kuda. Bermain peran (role-play) juga penting, misalnya anak memainkan peran sebagai ayah, guru, dokter, atau profesi lain.
Contohnya saat ada segenggam tanah liat dan dibagi 2 sama besar, kemudian satu bagian dibentuk bulat dan bagian lainnya dibuat gepeng dan melebar, anak akan cenderung memilih tanah liat yang gepeng karena tampak ‘lebih besar’ meskipun pada kenyataannya kedua tanah liat tersebut sama besar.
Anak mulai dapat berpikir logis tentang suatu peristiwa dan lebih tersusun, sehingga mulai dapat memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain (sosiosentris), namun masih terbatas pada benda-benda fisik. Anak masih kesulitan berpikir tentang hal-hal abstrak. Contoh bila ada air dalam 1 botol besar dan dibagi rata dalam 2 botol kecil di mana satu botol lebih tinggi dibanding botol lain, anak akan tetap berpikir bahwa kedua botol tersebut berisi air dengan volume yang sama.
Anak yang mencapai perkembangan di tahap ini mulai dapat berpikir lebih lanjut dan lebih kompleks. Anak mulai dapat berpikir secara logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan berpikir abstrak dan daya imajinasi juga semakin berkembang, dan menjadi dasar kreatifitas anak.
Baca juga: Apa Itu Gangguan Kognitif dan Seperti Apa Ciri-Cirinya yang Harus Diwaspadai?
Setiap anak akan mengalami tahap-tahap perkembangan secara berurutan. Penting untuk mencapai setiap target dalam masing-masing tahap perkembangan, maka orang tua dan guru diharapkan mengetahui anak telah mencapai pada tahap apa sehingga dapat memberikan pengajaran atau pengalaman yang sesuai.
Selain menyesuaikan stimulasi dengan tahapan perkembangannya, secara umum beberapa aktivitas juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif, seperti:
Baca juga: 10 Ciri-Ciri Spastisitas pada Anak yang Harus Diwaspadai
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Bergland, C. (2014, March 12). Eight Habits That Improve Cognitive Function. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-athletes-way/201403/eight-habits-improve-cognitive-function
Cherry, K. (2022, May 2). Piaget’s 4 Stages of Cognitive Development Explained. Verywellmind. https://www.verywellmind.com/piagets-stages-of-cognitive-development-2795457
Gizzonio, V., Bazzini, M. C., Marsella, C., Papangelo, P., Rizzolatti, G., & Fabbri‐Destro, M. (2022). Supporting preschoolers’ cognitive development: Short‐ and mid‐term effects of fluid reasoning, visuospatial, and motor training. Child Development, 93(1), 134–149. https://doi.org/10.1111/cdev.13642
Marcin, A. (2018, March 29). What Are Piaget’s Stages of Development and How Are They Used? Healthline. https://www.healthline.com/health/piaget-stages-of-development
McLeod, S. (2022, April 6). Piaget’s Stages of Cognitive Development. SimplyPsychology. https://www.simplypsychology.org/piaget.html#references
Stanborough, R. J. (2019, December 9). Ages and Stages: How to Monitor Child Development. Healthline. https://www.healthline.com/health/childrens-health/stages-of-child-development
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics