Rheumatoid arthritis (RA) merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang sendi sehingga menyebabkan gejala berupa nyeri sendi, inflamasi dan kerusakan pada sendi-sendi tubuh. Biasanya penyakit ini terjadi pada kedua sisi tubuh, jadi jika lengan atau kaki anda terkena rheumatoid arthritis, maka kemungkinan besar sisi sebelahnya pun akan terdampak. Hal ini dapat membedakan RA dengan oenyakit sendi lainnya sepeti osteoarthritis (OA).
Baca juga: Mari Mengenal Apa Itu Rhinitis Alergi dan Ciri-Ciri Penderitanya
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan sistem imunitas dalam tubuh akan menyerang sel-sel yang sehat. Namun, penyebab pasti yang dapat menyebabkan RA masih belum diketahui. Diperkirakan gabungan faktor genetik dan lingkungan menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami penyakit ini.
Jika anda didiagnosis RA, maka sistem imun akan mengirim antibodi pada sendi dimana antibodi tersebut akan menyerang sel dan jaringan yang melindungi sendi sehingga terjadi kerusakan jaringan disekirarnya seperti tulang, kartilago, tendon dan ligamen. Selain itu, terjadi juga reaksi inflamasi didalamnya. Jika tidak diobati, maka sendi akan kehilangan bentuk aslinya dan menjadi rusak.
Baca juga: Mari Mengenal 3 Penyebab Rhinitis Alergi yang Penting Diketahui
Terdapat beberapa faktor resiko seseorang lebih sering menderita RA, antara lain :
Rentang usia tertinggi seseorang menderita RA adalah pada usia 50 tahun dan makin bertambah banyak seiring pertambahan usia pada laki laki. Sedangkan pada perempuan, RA paling tinggi diderita saat usia reproduktif.
Jenis kelamin perempuan memiliki resiko 2-3 kali lipat lebih tinggi menderita RA dibandingkan dengan laki-laki.
Beberapa gen tertentu, seperti memiliki gen HLA tipe 2 akan menyebabkan seseorang lebih mudah menderita RA. Terlebih jika ditambah dengan faktor resiko lain seperti obesitas dan merokok.
Pada perempuan yang tidak pernah melahirkan akan lebih mudah menderita RA dibanding perempuan yang sudah pernah melahirkan diakibatkan faktor hormonalnya.
Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak dengan ibu yang merokok memiliki resiko 2 kali lebih tinggi untuk menderita RA saat sudah dewasa.
Pada beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan orang yang merokok akan meningkatkan resiko seseorang menderita RA.
Obesitas sendiri juga akan meningkatkan resiko RA bertambah. Selain itu, pada orang yang obesitas, kerja sendi akan menjadi lebih berat untuk menopang tubuh sehingga akan lebih mudah terjadi kerusakan pada sendi.
Makan makanan dengan kandungan sodium yang tinggi, daging merah dan zat besi akan meningkatkan resiko terjadinya RA.
Penyakit ini merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan gejala inflamasi dan nyeri pada sendi. Gejala dan tandanya akan bertambah jika seseorang mengalami eksaserbasi atau serangan akut. Dan gejala akan mereda jika seseorang menhalami remisi atau ketika gejala hilang sepenuhnya. Serangan akut dapat terjadi karena beberapa hal dan adanya faktor yang memperberat gejala seperti infeksi, sendi digunakan berlebihan, minum obat-obatan tertentu dan adanya penyakit lain. RA paling sering dialami pada sendi tangan, pergelangan tangan dan lutut. Gejalanya antara lain :
Gejala yang dialami ini dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan dapat hilang timbul. Namun, jika anda mengalami gejala yang disebutkan diatas, lebih baik langsung memeriksakan diri ke dokter agar dapat dideteksi lebih dini dan terapi yang didapatkan lebih efektif.
Tes untuk menentukan seseorang menderita RA tidak hanya 1 jenis, namun biasanya digunakan langsung beberapa macam pemeriksaan untuk memastikannya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi dalam darah atau adanya subsatansi tertentu sebagai penanda inflamasi karena penyakit ini dan juga dapat dilakukan pemeriksaan radiologis seperti foto x-ray, USG ataupun MRI untuk menilai derajat kerusakan yang terjadi.
Sampai saat ini, masih belum ada terapi khusus untuk mengobati RA, namun terdapat beberapa cara dimana kita dapat mencegah kerusakan berlanjut. Pengoaban yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol nyeri dan respon inflamasi dalam tubuh sehingga akan mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. Tatalaksana medis yang dapat diberikan antara lain :
Obat diatas dapat dibeli secara bebas untuk mengurangi nyeri dan inflamasi yang terjadi pada penderita RA.
Selain itu, terdapat obat yang hanya dapat diberikan oleh dokter yang bertujuan untuk memperlambat kerusakan sel dan jaringan karena RA, antara lain adalah DMARDS (Disease-Modyfying Antirheumatic Drugs) dan juga agen biologis.
Jika dengan terapi medis masih tidak dapat untuk memperlambat kerusakan yang ada, maka dapat dilakukan operasi untuk mereparasi sendi yang terdampak untuk mengembalikan fungsi sendi dan mengurangi nyeri karena kerusakan tersebut.
Baca juga: Mari Mengenal 5 Cara Mengobati Rhinitis dengan Ampuh
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics