Selama ini, infertilitas atau kemandulan sering dikaitkan dengan masalah pada wanita. Pasangan yang datang dengan keluhan sulit memiliki anak kebanyakan akan melakukan analisa pada pasangan wanita terlebih dahulu. Lebih sedikit pasangan yang melakukan pemeriksaan analisa cairan semen terlebih dahulu. Kebiasaan ini mengakibatkan adanya keterlambatan diagnosis dan terapi spesifik untuk infertilitas. Salah satu penyebab infertilitas pada pria adalah azoospermia.
Sperma dihasilkan oleh testis dan saat terjadi ejakulasi, sperma akan melewati epididimis, vas deferens, dan uretra untuk dapat dikeluarkan. Selama perjalanan tersebut, sperma akan bercampur dengan cairan dari vesikula seminalis. Campuran antara sperma dan cairan vesikula seminalis disebut dengan semen. Normalnya 1 mililiter semen mengandung 15 juta sperma. Apabila masih ditemukan sperma, namun jumlahnya kurang dari 15 juta per mililiter, maka disebut dengan oligozoospermia atau oligospermia. Azoospermia adalah suatu kondisi dimana tidak ditemukan adanya sperma dalam cairan semen pria. Azoospermia merupakan salah satu penyebab infertilitas atau kemandulan pada pria. Sebanyak 1% pria di dunia mengalami azoospermia dan sebanyak 10% kemandulan pada pria disebabkan oleh azoospermia.
Baca Juga: Manfaat Kayu Manis untuk Pria : Apa Bisa untuk Kesuburan?
Orang yang mengalami azoospermia dapat tidak menimbulkan gejala. Kebanyakan orang mengetahui dirinya memiliki azoospermia akibat proses konsepsi yang tidak kunjung berhasil. Gejala yang timbul berhubungan dengan penyebab dasar, seperti gangguan keseimbangan hormon atau kondisi genetik tertentu. Gejala yang dapat timbul antara lain: penurunan libido, disfungsi ereksi, adanya pembengkakan atau ketidaknyamanan di sekitar testis, penurunan rambut di wajah atau bagian tubuh lainnya.
Berdasarkan penyebabnya, terdapat 2 tipe azoospermia yaitu:
Azoospermia tipe obstruktif terdapat pada kebanyakan kasus azoospermia (40%). Beberapa kondisi kelainan kongenital akibat gangguan genetik, seperti congenital bilateral abscence of the vas deferens (CBAVD). CBAVD berhubungan dengan gen fibrosis kistik. Penyebab lain azoospermia tipe obstruktif antara lain infeksi, kista, trauma, atau vasektomi.
Baca Juga: 7 Faktor Utama Penyebab Prostat
Beberapa sumber lain membagi azoospermia tipe non-obstruksi menjadi azoospermia pre-testicular dan azoospermia testicular. Azoospermia pretesticular disebabkan oleh adanya gangguan produksi hormon yang menghasilkan sperma. Penyebab ini dapat berhubungan dengan beberapa kelainan genetik seperti sindroma Kallmann. Pada Sindroma Kallmann terjadi penurunan Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang mempengaruhi produksi sperma. Kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar hipofisis akibat obat tertentu atau terapi radiasi juga dapat menyebabkan kelainan pada Azoospermia pre-testicular.
Azoospermia testicular disebabkan oleh adanya gangguan fungsi atau struktur pada testis seperti pada kondisi anorchia (tidak memiliki testis), undesensus testis (testis tidak ikut turun selama masa perkembangan janin, testis tidak memproduksi sperma dengan jumlah yang cukup atau terjadi gangguan pematangan sperma. Sindroma Klinefelter (kromosom XXY) dapat menjadi salah satu penyebab azoospermia testicular. Penyebab lain yang dapat mempengaruhi produksi sperma pada testis adalah riwayat penyakit gondongan pada akhir pubertas, tumor testis, radiasi pada daerah testis, diabetes, riwayat operasi, varicocele, serta efek samping pengobatan.
Faktor risiko azoospermia antara lain:
Di masa lalu, donor sperma digunakan untuk menghasilkan keturunan apabila terdapat azoospermia. Saat ini terapi ditujukan pada penyebab azoospermia telah dikembangkan oleh ahli urologi atau andrologi, untuk menyediakan sperma yang digunakan untuk prosedur assisted reproductive technology (ART). ART merupakan prosedur yang meliputi pemisahan telur dari ovarium wanita dan dikombinasikan dengan sperma secara in vitro (di laboratorium), setelah itu dikembalikan ke tubuh wanita pemilik telur atau didonasikan ke wanita lain, atau teknologi bayi tabung. Teknologi ini dapat diterapkan apabila sperma dapat diambil atau diekstraksi langsung dari testis.
Pasien azoospermia tipe obstruksi memiliki gangguan aliran sperma. Terapi operasi untuk memperbaiki saluran keluarnya sperma dapat memperbaiki azoospermia. Apabila masalah azoospermia akibat pre-testikular, maka terapi hormon dapat dipertimbangkan.
Baca Juga: Manfaat Lengkuas Bagi Pria Dewasa
Sampai saat ini belum didapatkan cara untuk mencegah faktor genetik yang menyebabkan azoospermia. Namun, bila azoospermia tidak berhubungan dengan faktor genetik, maka beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan antara lain:
Azoospermia dapat menjadi salah satu alasan mengapa pasangan belum mendapatkan buah hati. Azoospermia dapat disebabkan oleh berbagai masalah baik akibat adanya kelainan anatomi maupun kelainan pembentukan sperma dari testis. Saat ini berbagai terapi telah dikembangkan untuk azoospermia. Apabila Anda ingin berkonsultasi mengenai kesehatan reproduksi, Anda dapat menghubungi dokter melalui Aplikasi Carevo.
Article Reviewed by dr. Angelina Yuwono
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics