Air isi ulang merupakan air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merek, dan tidak dikemas. Air isi ulang banyak dikonsumsi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehati – hari dengan biayanya yang lebih murah dibandingkan air dalam kemasan. Air isi ulang dikelola oleh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Imdustri ini merupakan usaha yang mengelola air baku menjadi air minum dan dijual langsung kepada konsumen. Untuk menjadikan air baku menjadi air minum, terdapat beberapa proses pengelolaan yang harus dilakukan.
Sumber air baku yang digunakan untuk air minum berasal dari 3 sumber, yaitu air tanah atau sumur, air PAM, dan mata air atau air pegunungan. Untuk menjadikan air baku menjadi air minum, terdapat persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, yaitu persyaratan bakteriologis, persyaratan kimiawi, persyaratan fisik, dan persyaratan radioaktivitas. Penilaian mikrobiologis air minum dilihat dari adanya mikroba kontaminasi E.coli dan total bakteri Coliform yang digunakan sebagai indikator satinasi.
Terdapat 3 proses utama dalam pengelolaan air isi ulang, yaitu:
1. Penampungan air baku: tangki yang digunakan untuk proses penampungan memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi sesuai standar.
2. Penyaringan: Penyaringan melalui 3 tahapan yaitu saringan pasir, saringan karbon aktif, dan saringan lain yang menyaring partikel halus.
3. Desinfeksi: desinfeksi dilakukan dengan tujuan untuk membunuh kuman – kuman patogen.
Faktanya, air minum isi ulang merupakan sumber air minum yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu sebesar 31.1%. Pengguna air minum isi ulang di DAMIU di Indonesia meningkat sebesar 19.6% dalam kurun waktu 2008 – 2020. Namun 6 dari 10 air minum isi ulang telah terkontaminasi oleh bakteri E.coli, termasuk air minum yang telah diproses oleh DAMIU, dimana dari 63.280 DAMIU di Indonesia, hanya 52% yang dinyatakan layak, karena belum seluruhnya beresertifikat.
Air minum isi ulang yang tidak diproses dengan baik dan benar dapat menimbulkan berbagai efek yang tidak diinginkan bagi kesehatan. Kontaminasi pada aspek mikrobiologi dan kimiawi dapat menyebabkan efek samping akut maupun kronis. Paparan kimiawi terhadap air minum dapat menyebabkan masalah mulai dari perubahan warna kulit hingga masalah yang lebih besar seperti kelainan saraf, masalah pencernaan, kerusakan organ, hingga masalah pada perkembangan dan reproduksi. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan mikroba ialah tifoid dan kolera (yang merupakan penyakit waterborne mengancam nyawa).
Kontaminasi – kontaminasi yang dimaksud ialah:
1. Kontaminasi patogen: menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh organisme seperti infeksi bakteri, amuba, virus, serta telur pada parasit cacing. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala nyeri perut, mual dan muntah, diare, nyeri kepala, demam, hingga gagal ginjal. Infeksi berat seperti hepatitis dapat terjadi terutama pada orang dengan sistem imun yang lemah (anak – anak dan lansia).
2. Bahan kimiawi yang berbahaya, berasal dari produk sisa industri dan domestik masyarakat seperti peptisida, fertilizer
3. Bahan kimiawi dan mineral dari alam seperti arsen, fluor dan garam
4. Kontaminan tidak berbahaya yang dapat mempengaruhi bai, rasa, warna, dan turbiditas air, seperti zinc, zat besi, dll.
Penulis : dr. Madelina Serenita
Rifa, D. (2018, May 24). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH PUSKESMAS JAKARTA PUSAT TAHUN 2018. Retrieved from Repository Universitas Esa Unggul: https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-13856-BAB2.Image.Marked.pdf
Fakta Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Indonesia. (2021, September 23). Retrieved from NAWASIS: https://www.nawasis.org/portal/galeri/read/fakta-depot-air-minum-isi-ulang-damiu-di-indonesia/52309
Treacy, J. (2019, April 3). Drinking Water Treatment and Challenges in Developing Countries. Retrieved from Intech Open: https://www.intechopen.com/chapters/63707
What are the trends in the quality of drinking water and their effects on human health? (n.d.). Retrieved from United States enviromental Protection Agency: https://www.epa.gov/report-environment/drinking-water
Drinking-water. (2019, June 14). Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/drinking-water
Drinking water Diseases and Contaminants. (2014, April 7). Retrieved from Centers for Disease Control and Prevention: https://www.cdc.gov/healthywater/drinking/public/water_diseases.html
Baca juga: Manfaat Air Putih untuk Diet
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics