Beranda > Artikel > Benarkah Antibiotik Membuat Tubuh Menjadi Kebal Obat?

Benarkah Antibiotik Membuat Tubuh Menjadi Kebal Obat?

Antibiotik

Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang bermanfaat sebagai antibakterial, atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotika tidak dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti sakit flu. Penggunaan antibiotik ditujukan untuk membantu sistem imun kita melawan bakteri atau kuman yang bertumbuh sangat cepat dan banyak.

Cara kerja antibiotik ada dua jenis, yaitu fungsi bakterisida dan bakteriostatik. Fungsi bakterisida diartikan untuk membunuh bakteri, sedangkan bakteriostatik adalah fungsi untuk menghambat perkembangbiakan bakteri. Pemanfaatan antibiotika bisa dilakukan dengan cara diminum, antibiotika yang berbentuk salep dipakai dengan cara dioleskan, kemudian ada yang dipergunakan dengan disuntik atau melalui jalur infus.

Efek samping pemakaian antibiotik

Sama seperti kebanyakan obat lain, antibiotik memiliki berbagai macam efek samping yang mungkin bisa Anda keluhkan, berikut ini efek-efek yang bisa Anda rasakan:

  1. Diare
  2. Mual dan muntah
  3. Reaksi alergi seperti: kemerahan, bengkak pada bibir, wajah. Sampai yang terberat adalah sesak nafas.
  4. Rasa tidak enak pada perut.
  5. Pembentukan batu ginjal (jarang)
  6. Gangguan pembekuan darah untuk antibiotik golongan sefalosporin (jarang)
  7. Rasa sensitive bila terkena matahari untuk golongan antibiotik tetrasiklin. (jarang)
  8. Penurunan fungsi pendengaran seperti konsumsi eritromisin dan golongan aminoglikosida lain nya. (jarang)

Bila sakit, haruskah meminum antibiotik?

Antibiotik hanya bekerja pada infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, misal seperti infeksi saluran kemih, infeksi radang tenggorokan karena bakteri. Pemakaian antibiotik harus dalam pengawasan dan harus sesuai anjuran dari dokter atau ahli yang merawat Anda. Pemakaian antibiotik secara sembarang dan tidak sesuai aturan pakai bisa menimbulkan bakteri yang resisten obat. Perlu diingat bahwa tidak semua penyakit dapat diobati dengan obat antibiotik. Misalkan Anda terpapar penyakit seperti flu biasa (common cold), disini Anda tidak memerlukan konsumsi antibiotik dikarenakan, penyebab flu itu adalah virus, bukan bakteri.

Benarkah antibiotik membuat tubuh kebal obat?

Pemanfaatan antibiotik secara tidak bijak bisa berdampak terjadinya resistensi antibiotik. Resistensi diartikan sebagai ketidakefektifan suatu obat antibiotik menangani suatu infeksi bakteri lagi. Bakteri bisa bertahan atau kebal dari efek obat yang diminum oleh seseorang. Menurut data dari CDC dari Amerika Serikat, minimal sekitar 2,8 juta penduduk nya berisiko terpapar oleh bakteri resisten terhadap antibiotik dan diperkirakan sekitar 35.000 orang meninggal karena nya.

Bakteri merupakan makhluk hidup yang sama seperti makhluk hidup lain nya, yaitu memiliki kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Mereka bisa menyesuaikan diri dengan obat-obatan yang pernah diberikan. Semakin sering diberikan pemakaian obat-obatan antibiotik tertentu, maka bakteri tersebut akan memiliki kemampuan mengingat struktur obat dan kerja obat, sehingga membentuk pelindung untuk dirinya.

Lalu apa dampaknya bagi kehidupan manusia? Permasalahan resisten antibiotik merupakan salah satu permasalahan serius, yaitu biaya perawatan di rumah sakit bertambah, lama perawatan bertambah panjang, dan peningkatan risiko kematian.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah resistensi antibiotik yang semakin parah?

Resistensi antibiotik di dunia sudah semakin parah, dan membuat banyak peneliti harus memutar otak untuk bisa mengendalikan kuman-kuman yang tahan akan pemakaian antibiotik tertentu, berikut ini hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu menekan laju pertumbuhan bakteri tahan obat:

  1. Jangan sembarang memakai antibiotik tanpa sepengetahuan dokter dan ahli
  2. Selalu biasakan berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ahli untuk pemakaian obat-obatan golongan antibiotik.
  3. Percayakan kepada dokter, apabila memang Anda tidak perlu memakai antibiotik untuk mengatasi penyakit Anda.
  4. Apabila dokter menganjurkan Anda untuk meminum antibiotik, maka minumlah sesuai anjuran dan dosis yang disampaikan oleh dokter.
  5. Jangan sampai terlewat satu dosis pun.
  6. Habiskan seluruh obat yang diberikan oleh dokter sesuai dengan jumlah obat yang diberikan.
  7. Jangan disimpan atau memberhentikan konsumsi antibiotik secara sembarang tanpa sepengetahuan dari dokter yang meresepkan.

Referensi

  • Felman A. What to know about antibiotics. (2019). Diakses pada: 16 Mei 2021 dari: https://www.medicalnewstoday.com/articles/10278
  • Diakses pada: 2021, Mei 16. Dari: https://medlineplus.gov/antibiotics.html
  • Felson S. What are antibiotics? (2019). Diakses pada: 16 Mei 2021 dari: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-are-antibiotics
  • Antibiotic resistance. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada: 2021, Mei 16. Dari: https://www.cdc.gov/drugresistance/about.html
  • Antibiotics resistance. World Health Organization. (2020). Diakses pada: 2021, Mei 16. Dari: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibiotic-resistance

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics