Beranda > Artikel > Binge-eating Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Binge-eating Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

binge eating disorder adalah

Gangguan terkait makanan (eating disorders) berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia. Diperkirakan 70 juta orang mengalami gangguan makan, baik disadari maupun tidak disadari, dan jumlahnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Di benua Asia, Jepang adalah negara dengan angka kejadian eating disorders yang paling tinggi, diikuti oleh Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan. Secara statistik, wanita lebih mudah mengalami eating disorders  dibandingkan pria (3,8% dibandingkan 1,5%).

 

Eating disorders ini dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

 

1. Anorexia nervosa

 

Merupakan kondisi di mana seseorang sangat menghindari makanan atau hanya makan makanan dengan porsi yang sangat kecil, sangat terobsesi dengan berat badan dan selalu merasi berat badan berlebih (overweight) meskipun sesungguhnya berat badan sudah sangat rendah (underweight). Kondisi ini sangat berbahaya karena orang tersebut mempunyai risiko yang tinggi untuk mengalami masalah kesehatan yang fatal akibat kekurangan nutrisi dan dehidrasi.

 

2. Bulimia nervosa

 

Bulimia nervosa adalah kondisi seseorang yang ditandai dengan banyak makan kemudian dimuntahkan kembali sebagai kompensasi makan yang berlebihan. Beberapa gejala yang dialami antara lain: 

  • Peradangan tenggorokan dan kelenjar air liur sekitar leher dan rahang. 
  • Gigi rusak karena paparan asam lambung terus menerus melalui muntahan. 
  • Gangguan pencernaan akibat refluks asam lambung. 
  • Dehidrasi dan kekurangan ion tubuh (elektrolit) karena muntah yang berlebihan.

 

3. Binge-eating disorder (BED)

 

Merupakan kondisi dengan ciri utama makan dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat.

 

Baca Juga: Persistent Sexual Arousal Disorder: Pengertian, Gejala, dan Cara Penanganan 

 

4. Avoidant restrictive food intake disorder (ARFID)

 

ARFID sebelumnya lebih dikenal dengan istilah selective eating disorder, yaitu kondisi di mana seseorang membatasi jumlah dan jenis makanan. Kondisi ini dapat menjadi awal gangguan makan yang lain dan dialami oleh anak-anak di mana mereka menjadi sangat pemilih dan cenderung menghindari makanan tertentu. 

 

 Baca Juga: Autism Spectrum Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

 

Gejala binge-eating disorder (BED)

 

Gejala yang dialami orang dengan binge-eating disorder antara lain:

 

1. Episode binge-eating (makan besar) yang berulang, ditandai dengan:

 

  • Makan dalam jumlah besar setiap beberapa saat, biasanya dalam dua jam. Porsi makanan sangat besar dan jauh berbeda dibandingkan dengan orang lain.
  • Tidak dapat mengontrol nafsu makan selama periode tersebut, termasuk jenis makanannya.

 

2. Pada setiap episode binge-eating biasanya ditandai dengan: 

 

  • Makan sangat cepat.
  • Perut terasa sangat penuh sehingga membuat tidak nyaman.
  • Tetap makan dalam porsi besar meskipun tidak merasa lapar.
  • Lebih sering makan sendirian karena merasa malu dengan pola makannya.
  • Merasa jijik dengan diri sendiri setelah makan.

 

3. Tampak sangat tertekan dengan kondisinya.

 

Baca Juga: Ketahui Ciri-Ciri Wanita Hiperseks

 

4. Tidak ada perilaku kompensasi akibat makan yang berlebihan, seperti muntah, puasa, atau berolahraga secara berlebihan).

 

5. Pada kondisi yang sangat parah episode binge-eating dapat berlangsung lebih dari 14 kali setiap minggunya.

 

PHR

 

Penyebab Binge-eating disorder (BED)

 

Meskipun penyebab pastinya belum dapat dijelaskan, keterlibatan multifaktorial dipercaya turut berperan, seperti faktor psikologi, sosial, budaya, dan juga biologis. Faktor risiko timbulnya BED antara lain: 

  • Obesitas saat anak-anak.
  • Makan yang tidak terkontrol sejak kecil.
  • Kebiasaan makan dalam keluarga.
  • Stres emosional yang hebat, trauma dan ruda paksa fisik dan mental (abuse) yang dapat menimbulkan fobia.
  • Penggunaan obat-obatan terlarang maupun konsumsi alkohol yang berlebihan.
  • Penyebab biologis seperti gangguan pada flora normal usus dan genetik di mana orang-orang dengan gen tertentu lebih mudah menderita BED.
  • Adanya permasalahan psikologi yang lain seperti gangguan cemas, gangguan mood, maupun OCD (obcessive compulsive disorder) yang mengharuskan diri sempurna.

 

Pengobatan Binge-eating disorder (BED)

 

BED yang dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang berbahaya seperti gangguan sistem pencernaan seperti nyeri perut, sumbatan usus, dan GERD. Selain itu apabila makanan yang dikonsumsi tidak sehat juga dapat meningkatkan kolesterol dan gula darah yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit. 

Pengobatan BED dapat berbeda antar pasien, karena penyebab tiap pasien dapat berbeda. Namun pengobatan bertujuan untuk mengontrol pola makan, berat badan yang berlebih, persepsi terhadap bentuk dan berat badan ideal, permasalahan fisik dan psikologi yang mendasari, atau kombinasi hal-hal tersebut.  

Pilihan pengobatan pada pasien BED antara lain:

 

1. Psikoterapi 

 

Psikoterapi merupakan terapi pertama yang dapat dilakukan. Beberapa jenis psikoterapi yaitu: 

 

a. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) 

 

CBT atau terapi perilaku kognitif ini bertujuan menganalisis hubungan antara pola pikir, perasaan, dan tingkah laku negatif yang berhubungan dengan pola makan, bentuk tubuh, dan berat badan. Dari hasil analisis tersebut dapat dilakukan intervensi untuk setiap masalah yang ditemukan, seperti mengatur goal atau target awal, mengatur pola makan yang lebih baik, termasuk memperbaiki pola pikir terkait dengan penyebab BED. 

 

b. Interpersonal Psychotherapy (IPT) 

 

Psikoterapi interpersonal bertujuan mengidentifikasi permasalahan pasien yang berhubungan dengan orang lain (interpersonal) yang menyebabkan gangguan makan. IPT biasanya juga dikombinasikan dengan CBT apabila pasien mempunyai penyebab yang kompleks. 

 

c. Dialectical Behavioral Therapy 

 

Melalui terapi ini, pasien diajarkan cara untuk mengatur respons emosi yang muncul terhadap hal-hal negatif sehingga tidak bermanifestasi dalam bentuk binge-eating.

 

2. Farmakoterapi

 

Beberapa jenis obat dapat membantu mengatasi BED, seperti obat antidepresan, antipsikotik, antiepileptik jenis tertentu, dan obat untuk stabilisasi mood. Termasuk obat anti cemas untuk mengatasi kecemasan yang mungkin dapat muncul akibat BED itu sendiri.

 

Baca Juga: Migrain: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

 

3. Terapi terkait berat badan

 

Terkadang pasien datang berobat untuk mengatasi berat badan yang berlebih (obesitas), sehingga setiap pasien obesitas harus dievaluasi adanya gangguan makan. Dengan mencapai berat badan yang ideal diharapkan pasien dapat lebih percaya diri dan memperbaiki emosi negatif yang muncul. 

Selain pengobatan yang diberikan oleh dokter, ada aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan terapi dan mencegah relaps, seperti: 

  • Berolahraga secara teratur. 
  • Memilih makan makanan yang sehat dan bergizi. 
  • Mencari support system yang baik (tidak memendam sendiri). 
  • Tidur yang cukup. 

Penting untuk menyadari adanya gangguan makan ini, terutama bila tidak dapat mengontrol nafsu makan. Dengan terapi yang adekuat BED dapat diatasi dan tentunya dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.

Leon

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. APA. (2021, March). What are Eating Disorders? American Psychiatric Association. https://psychiatry.org/patients-families/eating-disorders/what-are-eating-disorders 
  2. Berkman ND, Brownley KA, Peat CM, et al. Management and Outcomes of Binge-Eating Disorder [Internet]. Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2015 Dec. (Comparative Effectiveness Reviews, No. 160.) Results: Overview and Efficacy and Effectiveness of Interventions To Manage Patients With Binge-Eating Disorder. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK338300/ 
  3. Burton, A. L., & Abbott, M. J. (2019). Processes and pathways to binge eating: development of an integrated cognitive and behavioural model of binge eating. Journal of Eating Disorders, 7(1), 18. https://doi.org/10.1186/s40337-019-0248-0 
  4. Hay, P. (2020). Current approach to eating disorders: a clinical update. Internal Medicine Journal, 50(1), 24–29. https://doi.org/10.1111/imj.14691 
  5. Iqbal A, Rehman A. Binge Eating Disorder. [Updated 2022 Jun 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551700/ 
  6. Mandl, E. (2019, December 3). Binge Eating Disorder: Symptoms, Causes, and Asking for Help. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/binge-eating-disorder 
  7. NEDA. (2022). Binge Eating Disorder. National Eating Disorders Association. https://www.nationaleatingdisorders.org/learn/by-eating-disorder/bed 
  8. Qian, J., Wu, Y., Liu, F., Zhu, Y., Jin, H., Zhang, H., Wan, Y., Li, C., & Yu, D. (2022). An update on the prevalence of eating disorders in the general population: a systematic review and meta-analysis. Eating and Weight Disorders – Studies on Anorexia, Bulimia and Obesity, 27(2), 415–428. https://doi.org/10.1007/s40519-021-01162-z 
  9. SingleCare Team. (2022, February 15). Eating disorder statistics 2022. SingleCare. https://www.singlecare.com/blog/news/eating-disorder-statistics/ 

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics