Beranda > Artikel > Inilah Cara Menangani Hidradenitis Suppurativa yang Perlu Anda Pahami 

Inilah Cara Menangani Hidradenitis Suppurativa yang Perlu Anda Pahami 

cara menangani hidradenitis suppurativa

Hidradenitis supurativa (HS) merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan kecil atau nodul berukuran 0,5-2 cm, berwarna kemerahan. Penyakit ini biasanya muncul di lipatan-lipatan kulit, seperti ketiak, sela paha, atau bagian bawah payudara. HS, yang sering disebut acne inversus, lebih banyak menyerang wanita, terutama di usia setelah pubertas dengan rata-rata usia 21-29 tahun, dengan angka kejadian berkisar satu hingga empat persen. 

 

Penyebab Hidradenitis Supurativa 

Hingga saat ini penyebab pasti penyakit ini belum diketahui secara detail. Namun dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan hubungan antara faktor genetik, lingkungan, dan pola tingkah laku (genetic, environmental, behavioral).  

Faktor genetik, di mana ditemukan kondisi serupa pada keluarga dekat pasien HS. Faktor lingkungan berkaitan dengan perubahan flora normal (mikroorganisme yang ada di tubuh) di mana pada HS terjadi kolonisasi yang berlebihan, sehingga mempermudah timbulnya infeksi yang membuat HS semakin luas. Faktor tingkah laku, gaya hidup, dan hormonal juga dapat menyebabkan hidradenitis supurativa, seperti: 

Obesitas 

Pada orang dengan obesitas, gesekan antar kulit di area lipatan-lipatan tubuh sangat banyak ditambah dengan produksi kelenjar keringat yang meningkat dan mudah tersumbat. 

Merokok 

Kandungan nikotin dalam rokok mempermudah kelenjar keringat tersumbat. 

Hormonal 

Ditemukannya HS lebih banyak pada wanita dan gejala yang muncul berfluktuasi seiring dengan siklus menstruasi dan penggunaan obat hormon (pil KB).  

Baca juga: Mengenal Penyakit Kulit Dermatitis Seboroik

 

Pemeriksaan Hidradenitis Supurativa 

Gejala utama HS adalah tiumbulnya nodul-nodul kecil berukuran 0,5-2 cm yang terasa nyeri dan berwarna kemerahan. Gejala awalnya dirasakan seperti rasa terbakar, gatal, nyeri seperti tertusuk, dan keringat bertambah dalam 12-48 jam sebelum munculnya benjolan (nodul), hingga menimbulkan bau tak sedap. Gejala ini dapat muncul dan bertambah karena pencetus tertentu, seperti menstruasi, penambahan berat badan berlebih, stres, dan panas yang berlebihan sehingga produksi keringat bertambah. 

 

Berdasarkan gejalanya HS dibagi menjadi 3 stadium: 

  • Stadium 1 (ringan) : terbentuk abses tanpa jaringan parut dan ‘jalur’ infeksi. 
  • Stadium 2 (sedang) : terbentuk ‘jalur’ infeksi dan abses berulang. 
  • Stadium 3 (berat) : abses semakin meluas, ‘jalur’ infeksi semakin banyak dan luas. 

Pada prinsipnya tidak ada pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis HS. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi sekunder karena bakteri atau mencari faktor risiko seperti diabetes melitus (kencing manis) atau penyakit autoimun. Biopsi diperlukan apabila dokter mencurigai adanya keganasan (kanker) kulit. 

 

Personal Health Record Carevo

 

Pengobatan Hidradenitis Supurativa 

Tujuan utama pengobatan HS adalah mengurangi keluhan nyeri dan gatal, mengobati nodul-nodul yang sudah terbentuk dan menjaga agar tidak bertambah luas serta mengurangi frekuensi kekambuhan. 

Pengobatan yang dapat diberikan pada pasien HS, seperti: 

1. Perubahan gaya hidup 

  • Menurunkan berat badan (obesitas). Obesitas meningkatkan gesekan antarkulit dan menimbulkan lesi mikro yang mempermudah munculnya HS. 

  • Tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan menggunakan pakaian berbahan lembut seperti katun. 

  • Menghindari makanan yang terlalu berlemak dan memperbanyak sayur dan buah. 
  • Berhenti merokok. 

2. Pengobatan topikal 

Penggunaan salep antibiotik dan pelembab dapat membantu melawan infeksi yang terjadi. Pada kasus yang lebih berat dapat digunakan kombinasi beberapa jenis salep antibiotik. Penggunaan antiseptik juga dapat membersihkan area lipatan tubuh. Tujuan pengobatan ini untuk mengendalikan koloni mikroorganisme yang tumbuh berlebihan. 

3. Antibiotik minum 

Antibiotik minum diperlukan pada kasus yang berat dan kambuh-kambuhan, terutama apabila nodul dan abses yang terbentuk semakin luas hingga membentuk nanah dan menyebabkan gejala-gejala di tubuh seperti demam, nyeri otot dan sendi, dan gejala peradangan yang lain. Infeksi yang semakin berat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Baca juga: Benarkah Antibiotik Membuat Tubuh Menjadi Kebal Obat?

4. Operasi 

Pada HS stadium 3, yang menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, perlu dilakukan tindakan bedah seperti insisi dan drainage, yaitu mengeluarkan nanah secara langsung dengan mengiris bagian nodul. Tindakan ini dapat meredakan gejala dengan cepat, namun nodul HS berisiko muncul kembali. Pengobatan pasca tindakan juga harus dijalani dengan baik agar luka bekas sayatan tidak terinfeksi. 

5. Terapi laser 

Laser, khususnya di daerah sela paha dan ketiak, dapat mencegah perluasan penyakit. Terapi laser juga dapat menghancurkan ‘jalur’ infeksi yang terbentuk. Laser merupakan tindakan yang noninvasif (tidak menggunakan pisau bedah), dan menunjukan perbaikan gejala yang baik serta membantu penyembuhan luka. 

Hidradenitis supurativa bukan merupakan penyakit menular, dengan pengobatan yang optimal dapat mempercepat pemulihan dari penyakit ini. 

 

Bagaimana Mencegah Hidradenitis Supurativa? 

Karena faktor genetik turut berkontribusi dalam munculnya penyakit ini, pencegahan lebih diutamakan untuk menghindari pencetus dan faktor-faktor risiko yang lain, terutama terkait dengan gaya hidup. Dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol dan makan makanan yang mengandung banyak lemak, tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat, dan menurunkan berat badan, maka hidradenitis supurativa dapat diminamalkan. 

 


Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Referensi

Amat-Samaranch, V., Agut-Busquet, E., Vilarrasa, E., & Puig, L. (2021). New perspectives on the treatment of hidradenitis suppurativa. Therapeutic Advances in Chronic Disease, 12, 204062232110559. https://doi.org/10.1177/20406223211055920 

Ballard K, Shuman VL. Hidradenitis Suppurativa. [Updated 2022 Feb 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534867/ 

Chu, C.-B., Yang, C.-C., & Tsai, S.-J. (n.d.). Hidradenitis suppurativa: Disease pathophysiology and sex hormones. The Chinese Journal of Physiology, 64(6), 257–265. https://doi.org/10.4103/cjp.cjp_67_21 

Collier, E. K., Parvataneni, R. K., Lowes, M. A., Naik, H. B., Okun, M., Shi, V. Y., & Hsiao, J. L. (2021). Diagnosis and management of hidradenitis suppurativa in women. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 224(1), 54–61. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.09.036 

Goldburg, S. R., Strober, B. E., & Payette, M. J. (2020). Hidradenitis suppurativa. Journal of the American Academy of Dermatology, 82(5), 1061–1082. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2019.08.089 

Seyed Jafari, S. M., Hunger, R. E., & Schlapbach, C. (2020). Hidradenitis Suppurativa: Current Understanding of Pathogenic Mechanisms and Suggestion for Treatment Algorithm. Frontiers in Medicine, 7, 68. https://doi.org/10.3389/fmed.2020.00068 

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics