Beranda > Artikel > 10 Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

10 Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

cara mengatasi alergi pada bayi

Mengenal Alergi pada Bayi

 

Alergi merupakan reaksi imun tubuh terhadap paparan alergen (segala sesuatu yang dapat menimbulkan alergi) di mana pada orang lain tidak menimbulkan reaksi serupa. Pada bayi yang mempunyai alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap paparan alergen secara berlebihan untuk melawannya. Reaksi ini melepaskan beberapa bahan kimia seperti histamin yang bertanggung jawab terhadap munculnya gejala-gejala alergi itu sendiri. Gejala alergi dapat bervariasi sesuai dengan lokasi organ yang mengalami dan dapat berupa gejala ringan hingga berat yang dapat mengancam nyawa. 

 

Jenis Alergi pada Bayi dan Cirinya 

 

Alergi pada bayi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: 

 

1. Alergi makanan 

 

Beberapa jenis makanan yang cukup sering menimbulkan alergi pada bayi antara lain susu sapi, telur, kacang-kacangan, ikan, dan hidangan laut (seafood).  

 

Gejala yang dapat muncul pada alergi makanan seperti:  

 

  • Rasa gatal dan kulit memerah 
  • Muncul bentol-bentol di kulit seperti pulau (urtika) 
  • Bibir dan mata bengkak 
  • Muntah, diare, dan nyeri perut 
  • Pada kondisi yang lebih berat dapat menyebabkan buang air besar berdarah 

 

Manifestasi alergi ini dapat muncul sebagaian atau keseluruhan dan perlu dibedakan dengan penyebab lain seperti keracunan makanan atau infeksi saluran pencernaan. 

 

2. Alergi dingin 

 

Gejala yang muncul setelah bayi terpapar dengan udara dingin atau makanan dan minuman dingin. 

 

Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain: 

  • Biduran 
  • Rasa gatal dan panas di area yang terpapar, dan bertambah saat suhu mulai menghangat 
  • Hidung buntu atau bersin-bersin 

 

3. Alergi debu rumah 

 

Debu rumah mengandung banyak komponen seperti tungau, kotoran serangga, sel kulit mati, dan spora jamur. Kesemuanya ini dapat memicu sistem imun bayi dan menimbulkan gejala alergi, seperti: 

 

  • Bersin dan hidung buntu 
  • Batuk-batuk 
  • Bibir dan mata bengkak 
  • Muncul warna kebiruan di sekitar mata (allergic shiner)

 

4. Alergi terhadap obat 

 

Obat-obatan tertentu dapat menimbulkan pada bayi dengan alergi. Reaksi alergi yang dapat muncul antara lain: 

 

  • Biduran 
  • Mata dan bibir bengkak 
  • Mengakibatkan penyempitan jalan nafas
  • Nyeri perut hingga diare 
  • Hilang kesadaran dan penurunan tekanan darah (terutama pada jenis obat yang disuntikkan, karena obat langsung bereaksi dengan sistem imunitas di dalam darah) 

 

Alergi obat perlu dibedakan dengan reaksi obat yang lain seperti:

 

  • Efek samping obat. Beberapa efek samping yang dapat menimbulkan salah persepsi dan dianggap sebagai alergi oleh orang tua seperti efek mengantuk setelah minum obat batuk atau berdebar-debar setelah minum obat asma. 
  • Overdosis. Dosis obat yang berlebihan dapat memunculkan reaksi yang tidak diharapkan. 
  • Interaksi obat. Beberapa jenis obat dapat menimbulkan reaksi apabila diminum bersamaan. 
  • Perburukan gejala yang sudah ada sebelumnya. Golongan obat beta-blocker yang biasanya digunakan untuk kasus penyakit jantung dan hipertensi, khususnya obat generasi awal, dapat mencetuskan asma. 

 

5. Alergi gigitan serangga 

 

Bayi yang terkena gigitan serangga seperti lebah, semut api, kecoa, dan serangga lain, juga dapat menimbulkan reaksi alergi seperti:

 

  • Biduran 
  • Kulit kering dan pecah-pecah 
  • Mata dan bibir bengkak 
  • Bersin-bersin, mata dan hidung gatal 

 

6. Alergi lateks 

 

Lateks dapat dijumpai pada sarung tangan, balon, penghapus, pakaian, beberapa jenis plester atau perekat, dan mainan. Gejala dapat muncul setelah bayi kontak dengan bahan dari lateks tersebut, seperti biduran dan kulit memerah. 

 

Baca Juga: Kenali Penyebab Mata Bengkak karena Alergi

 

7. Alergi terhadap bulu hewan 

 

Bulu hewan peliharaan dapat menimbulkan reaksi alergi seperti: 

 

  • Batuk 
  • Bersin-bersin 
  • Bibir dan mata bengkak 

 

8. Alergi serbuk sari bunga (pollen

 

Alergi pollen lebih sering ditemukan pada musim-musim tertentu, terutama di negara 4 musim di mana banyak serbuk bunga bertebaran saat musim semi. 

 

Gejala alergi serbuk bunga yang dapat muncul seperti:

 

  • Bersin dan hidung buntu 
  • Batuk-batuk 
  • Bibir dan mata bengkak 

 

PHR

 

Cara Mengatasi Alergi pada Bayi 

 

Gejala alergi ringan dapat hilang dengan sendirinya setelah menjauhi pencetusnya, namun gejala alergi yang berat, dapat menimbulkan mengi dan sesak nafas akibat penyempitan saluran nafas (asma) dan membutuhkan penanganan medis. Kondisi yang lebih berat lagi, yang disebut anafilaktik, menyebabkan denyut nadi yang lemah dan sangat cepat, tekanan darah turun, tubuh menjadi dingin, dan bahkan dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Anafilaktik yang tidak tertangani dapat berakibat fatal.

 

Penanganan alergi pada bayi meliputi: 

 

1. Menghindari pencetus 

 

Semaksimal mungkin menjauhi alergen adalah langkah utama dalam penanganan alergi. Paparan terus menerus berpotensi menyebabkan gejala dapat muncul dalam bentuk lebih berat. Apabila bayi mempunyai alergi obat, tidak mengkonsumsi obat tersebut, untuk alergi makanan sebaiknya juga dihindari makanan pencetusnya, dan sebagainya. 

 

2. Obat antihistamin dan steroid 

 

Penggunaan obat golongan antihistamin dan steroid, dapat memperbaiki gejala alergi yang muncul seperti mata bengkak, hidung berair, urtikaria, dan sebagainya. Pada gejala ringan dapat diberikan dalam bentuk sediaan obat minum, dan pada gejala yang lebih berat dapat diberkan secara suntikan. 

 

3. Nebulisasi

 

Gejala alergi dalam bentuk asma dan sesak nafas memerlukan bantuan nebulisasi untuk melonggarkan jalan nafas dan meredakan gejala, dengan atau tanpa tambahan oksigen. 

 

4. Penanganan alergi dingin

 

Untuk membantu meredakan gejala alergi dingin dapat menggunakan baju hangat atau jaket dan menghindari kontak dengan air dingin, termasuk tidak makan atau minuman makanan dan minuman dingin/es. 

 

Baca Juga: Mari Mengenal 3 Penyebab Rhinitis Alergi yang Penting Diketahui

 

5. Penanganan alergi debu

 

Mencuci sprei, sarung bantal dan guling secara teratur dengan air panas dapat membantu membersihkan debu. Menghindari penggunaan karpet untuk alas rumah dan memilih bahan kasur atau bantal guling yang hipoalergenik. 

 

6. Penanganan alergi gigitan serangga

 

Dapat diberikan obat oles atau salep antialergi dan steroid sesuai dengan petunjuk dokter. 

 

7. Penanganan alergi bulu hewan dan serbuk bunga

 

Sebisa mungkin menghindari kontak dengan hewan dan daerah dengan banyak serbuk bunga. Penggunaan masker sangat disarankan di area tersebut. 

 

8. Penanganan alergi lateks

 

Memberikan salep steroid dan antialergi di sekitar area yang terpapar dan menghindari kontak dengan barang-barang yang terbuat dari lateks. 

 

9. Imunoterapi 

 

Imunoterapi merupakan terapi yang bertujuan menurunkan sensitivitas sel imun terhadap paparan alergen (desensitisasi) dan dilakukan dalam pengawasan dokter. 

 

10. Suntikan epinefrin 

 

Pemberian suntikan epinefrin ditujukan pada reaksi alergi yang sangat berat (anafilaktik) oleh tenaga medis terlatih. Biasanya dilanjutkan dengan perawatan di rumah sakit. 

 

Baca Juga: Beberapa Pantangan Makanan untuk Ibu Menyusui yang Harus Diperhatikan

 

Pada umumya reaksi alergi dapat sembuh dengan sendirinya, namun paparan berulang dapat mencetuskan gejala yang lebih buruk. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat.

 

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. AAFA. (2015). Types of Allergies. AAFA. https://www.aafa.org/types-of-allergies/ 

  2. AAP. (2020, January 14). AAP Allergy Tips. HealthyChildren.Org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/allergies-asthma/Pages/AAP-Allergy-Tips.aspx 

  3. ASCIA. (2022, August). Allergy and the Skin. ASCIA. https://www.allergy.org.au/patients/skin-allergy 

  4. Badii, C. (2019, March 8). Allergic Conjunctivitis. Healthline. https://www.healthline.com/health/allergic-conjunctivitis 

  5. Dupuis, P., Prokopich, C. L., Hynes, A., & Kim, H. (2020). A contemporary look at allergic conjunctivitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology, 16(1), 5. https://doi.org/10.1186/s13223-020-0403-9 

  6. Kerr, M. (2020, March 12). Dust Mite Allergies. Healthline. https://www.healthline.com/health/allergies/dust-mites 

  7. Kids and Allergies. (2022, January). KidsHealth. https://kidshealth.org/en/parents/allergy.html 

  8. Maltseva, N., Borzova, E., Fomina, D., Bizjak, M., Terhorst‐Molawi, D., Košnik, M., Kulthanan, K., Meshkova, R., Thomsen, S. F., & Maurer, M. (2021). Cold urticaria – What we know and what we do not know. Allergy, 76(4), 1077–1094. https://doi.org/10.1111/all.14674 

  9. Mayo Clinic. (2021, July 31). Dust mite allergy. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dust-mites/diagnosis-treatment/drc-20352178 

  10. Mayo Clinic. (2022, August 5). Atopic dermatitis (eczema). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20353273 

  11. Sulieman, A. A., Hassan, H. A., & Zhou, H.-M. (2018). Food Allergy In Children: Symptoms, Diagnosis And Research. International Journal of Scientific & Technology Research, 7(7).

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics