Beranda > Artikel > 10 Cara Menyeimbangkan Hormon Pada Pria dan Wanita

10 Cara Menyeimbangkan Hormon Pada Pria dan Wanita

cara menyeimbangkan hormon

Hormon, yang merupakan sinyal kimia tubuh, diproduksi oleh kelenjar endokrin di dalam tubuh dan bertugas mengatur fungsi-fungsi tubuh agar berjalan normal. Hingga saat ini sudah ditemukan 50 hormon di dalam tubuh manusia. 

Beberapa contoh hormon dan fungsinya antara lain: 

1. Insulin 

Insulin merupakan hormon yang bertugas mengatur kadar gula darah. Pada kondisi terjadi peningkatan kadar gula, insulin akan mengubah gula yang terlalu banyak menjadi cadangan energi (glikogen) di otot dan hati. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan kencing manis (diabetes melitus). 

2. Tiroksin 

Hormon yang diproduksi kelenjar gondok ini mempunyai banyak fungsi penting terkait dengan metabolisme tubuh. Pada bayi, hormon ini berperan vital untuk perkembangan otak anak, sehingga kekurangan tiroksin pada bayi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit gondok. Kelebihan hormon tiroksin menyebabkan hipertiroid yang ditandai dengan badan kurus, sering berkeringat, dan berdebar-debar karena aktivitas metabolisme yang tinggi. 

3. Estrogen dan progesteron 

Keduanya berperan penting pada siklus menstruasi dan kehamilan wanita. Estrogen dan progesteron mengatur produksi dan pematangan sel telur (ovum). Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan gangguan menstruasi dan kesuburan, serta karena fungsi nya juga untuk membantu pertumbuhan rahim selama hamil, defisiensi hormon dapat menyebabkan rahim tidak tumbuh optimal dan terjadi keguguran atau lahir prematur. 

4. Testosteron 

Testosteron berperan pada laki-laki untuk membentuk massa otot dan kekuatan fisik. Hormon ini juga berfungsi mengatur libido (nafsu seksual) dan pembentukan spermatozoa. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan disfungsi seksual, gangguan ereksi, dan fertilitas atau kesuburan berupa kekurangan jumlah sperma sehingga tidak dapat membuahi ovum. 

Masih ada berbagai macam jenis hormon yang penting untuk tubuh seperti kortisol, adrenalin (hormon yang aktif saat cemas atau takut), prolaktin (yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui), dan lain-lain. 

Baca Juga: Apa Dampak Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria?

Pengertian hormonal imbalance 

Ketidakseimbangan hormon (hormonal imbalance) terjadi apabila tubuh kelebihan atau kekurangan hormon. Keduanya menunjukan adanya penyakit tertentu terutama yang berkaitan dengan hormon tersebut. Karena hormon merupakan sinyal kimia yang sangat kuat, maka sedikit perubahan, baik lebih banyak maupun lebih sedikit, dapat menimbulkan dampak bagi tubuh. 

Penyebab timbulnya ketidakseimbangan hormon antara lain: 

  • Penyakit pada kelenjar endokrin, seperti tumor kelenjar endokrin, diabetes khususnya tipe 1 dimana terjadi gangguan pada kelenjar pankreas, sindroma cushing (kelebihan produksi kortisol), grave disease (kelebihan hormon tiroksin), sindroma ovarium polikistik (indung telur berisi banyak kista) dan sebagainya. Beberapa penyakit genetik juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. 
  • Stres psikis yang berlangsung lama dan tidak diatasi. 
  • Nutrisi yang tidak seimbang. 
  • Penggunaan obat-obat hormon yang berlebihan, seperti penggunaan steroid anabolik. 
  • Paparan bahan beracun dan polusi terus menerus. 

Namun ketidakseimbangan hormon ini juga dapat merupakan proses yang alami terutama selama masa pubertas dan akan kembali normal apabila tidak ada kondisi lain yang menyertai. 

Gejala adanya ketidakseimbangan hormon bervariasi tergantung hormon apa yang terdampak. Gejala yang timbul dapat berupa gejala fisik, psikis seperti mood swing, depresi, insomnia, atau kombinasi keduanya. Untuk mendeteksi adanya kelainan hormon ini selain dari gejala juga dapat ditentukan dari pemeriksaan kadar hormon di dalam darah. 

PHR

Cara mengatasi hormonal imbalance 

Terapi untuk gangguan hormon secara spesifik ditentukan jenis hormon yang terpengaruh, misalnya pada diabetes dapat diberikan insulin, untuk kekurangan hormon tiroksin dapat diberikan obat hormon levotiroksin, penggunaan pil KB (berisi hormon estrogen dan/atau progesteron) untuk mengatur siklus menstruasi, dan sebagainya. 

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi gangguan ini antara lain: 

1. Makan cukup protein 

Selain sebagai sumber asam amino penting bagi tubuh, protein juga merupakan senyawa yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi beberapa jenis hormon.  

2. Berolahraga secara teratur 

Aktivitas fisik dan olahraga membantu memperlancar aliran darah ke organ-organ penting dan melindungi diri dari berbagai penyakit. Selain itu olahraga juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin di dalam tubuh pada pasien diabetes. Olahraga juga dapat menjaga tingkat hormon yang berpengaruh pada massa otot seperti testosteron. 

Baca Juga: Hiperseks: Pengertian, Faktor Risiko, dan Cara Menanganinya

3. Menjaga berat badan 

Obesitas merupakan faktor risiko timbulnya banyak penyakit dan berkaitan erat dengan resistensi insulin pada diabetes. Obesitas juga berhubungan dengan berkurangnya atau bahkan tidak diproduksinya hormon reproduksi (hormon yang diproduksi testis pada pria atau ovarium pada wanita) yang berakibat pada timbulnya infertilitas baik pada pria maupun wanita. 

4. Mengurangi konsumsi gula 

Konsumsi gula berlebihan menyebabkan resistensi insulin, obesitas, dan gangguan kesehatan lain. Minuman dengan pemanis seperti minuman ringan, jus kalengan, dan beberapa minuman berenergi mengandung gula yang sangat tinggi. Mengurangi konsumsi gula dapat menjaga keseimbangan hormon. 

5. Mengatasi stres  

Kortisol merupakan hormon yang diproduksi saat stres sehingga dikenal sebagai stress hormone dan berfungsi menjaga metabolisme tubuh, meningkatkan kadar gula darah saat stres sebagai sumber energi, juga mengatur tekanan darah. Stres berkepanjangan yang tidak teratasi membuat kadar hormon ini tetap tinggi dan menimbulkan berbagai penyakit seperti diabetes dan hipertensi, juga menyebabkan obesitas. Melakukan teknik-teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik klasik dapat membantu mengurangi stres. 

6. Mengurangi konsumsi lemak berlebih 

Selain menimbulkan obesitas, lemak jenuh dalam makanan juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lain. Sebaliknya, konsumsi lemak sehat seperti omega 3 dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dengan mengurangi risiko peradangan dan mengurangi produksi kortisol berlebihan saat stres berkepanjangan. 

7. Tidur yang cukup 

Tidur 7 jam sehari dapat menjaga keseimbangan hormon tetap optimal, karena saat tidur metabolisme tubuh ditekan serendah mungkin dan memberikan kesempatan sel-sel untuk beristirahat. Kurang tidur menyebabkan hormon tidak dapat berfungsi normal, meningkatkan pelepasan stress hormone, dan meningkatkan resistensi insulin. 

Baca Juga: Alergi Dingin pada Bayi: Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengobatinya

8. Diet tinggi serat 

Serat dapat membantu meningkatkan sensitivitas hormon insulin dan membantu merangsang produksi hormon yang membuat kita merasa kenyang, sehingga selain berkontribusi menjaga keseimbangan hormon, serat juga dapat membantu menjaga berat badan. 

9. Menghindari minuman beralkohol 

Alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dan menyebabkan menstruasi menjadi lebih banyak dan lama, dan juga berpengaruh pada kehamilan. 

10. Mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter 

Pada beberapa kasus gangguan hormonal memerlukan bantuan obat-obatan baik untuk menambah maupun mengurangi kadar hormon. Dengan kontrol rutin dokter dapat membantu mengatur dosis obat tersebut sehingga aktivitas hormon dapat kembali pulih. 

Ketidakseimbangan hormon terkadang tidak menunjukan gejala yang jelas pada tingkat awal, sehingga penting untuk menyadari adanya perubahan-perubahan pada tubuh agar dapat dideteksi lebih dini. Selalu menerapkan gaya hidup sehat merupakan cara menjaga keseimbangan hormon dan mencegah penyakit. 

Leon

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. Claveland Clinic. (2022, April 4). Hormonal Imbalnace. Claveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22673-hormonal-imbalance 
  2. Crafa, A., Calogero, A. E., Cannarella, R., Mongioi’, L. M., Condorelli, R. A., Greco, E. A., Aversa, A., & la Vignera, S. (2021a). The Burden of Hormonal Disorders: A Worldwide Overview With a Particular Look in Italy. Frontiers in Endocrinology, 12. https://doi.org/10.3389/fendo.2021.694325 
  3. Crafa, A., Calogero, A. E., Cannarella, R., Mongioi’, L. M., Condorelli, R. A., Greco, E. A., Aversa, A., & la Vignera, S. (2021b). The Burden of Hormonal Disorders: A Worldwide Overview With a Particular Look in Italy. Frontiers in Endocrinology, 12. https://doi.org/10.3389/fendo.2021.694325 
  4. Huizen, J. (2022, August 22). What to know about hormonal imbalances. MedicalNewsToday. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321486 
  5. Lang, A. (2022, January 31). 10 Natural Ways to Balance Your Hormones. Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/balance-hormones 
  6. Osborn, C. O. (2022, May 11). Everything You Should Know About Hormonal Imbalance. Healthline. https://www.healthline.com/health/hormonal-imbalance   

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics