Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Indonesia merupakan salah satu wilayah dengan tingkat penyakit akibat vektor nyamuk yang tinggi. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh iklim tropis dan lembab di Indonesia yang merupakan habitat yang sangat disukai oleh berbagai jenis nyamuk pembawa penyakit tersebut, terutama pada area perkotaan. Gigitan nyamuk dapat menghantarkan larva maupun virus penyebab beberapa penyakit berbahaya malaria, zika, demam kuning, demam berdarah, kaki gajah, dan chikungunya. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui cara perkembangbiakan nyamuk serta pencegahannya agar keluarga Anda aman dari penyakit-penyakit tersebut.
Pada umumnya seluruh nyamuk akan melewati 4 fase kehidupan sebagai berikut:
- Fase telur: Telur akan dikeluarkan oleh nyamuk betina (sekitar 100 telur/nyamuk) pada air maupun tanah yang dekat dengan genangan air dengan kondisi yang sesuai. Nyamuk hanya dibutuhkan air dengan jumlah yang sangat sedikit untuk tempat bertelur, seperti pada air dalam gelas, vas bunga, maupun genangan air lainnya. Waktu telur menetas bergantung pada suhu air, makanan, serta jenis nyamuk. Telur ini dapat bertahan bahkan sampai 8 bulan dalam kondisi kering.
- Fase larva: Larva, atau sering disebut dengan jentik, akan keluar setelah telur menetas. Jentik nyamuk akan tinggal dalam air dan makan mikroorganisme pada air selama beberapa hari kemudian berlanjut ke bentuk pupa setelah sekitar 5 hari.
- Fase pupa: Pada fase ini, jentik nyamuk tidak membutuhkan makanan. Fase ini berlangsung selama 2 hari sampai 1 minggu.
- Fase dewasa: Setelah memasuki fase dewasa, nyamuk jantan akan makan nektar dari bunga. Hanya nyamuk betina yang akan menghisap darah manusia atau hewan. Segera setelah mendapatkan darah, nyamuk betina ini akan mencari tempat untuk bertelur.
Siklus kehidupan nyamuk tersebut berlangsung selama paling singkat 4 hari dari fase telur hingga nyamuk dewasa, bila kondisi mendukung, atau bahkan diantaranya dapat mencapai 8 bulan. Dapat dilihat bahwa terdapat 3 fase dari siklus kehidupan nyamuk yang membutuhkan mediasi air. Untuk itu, musim hujan merupakan salah satu waktu yang perlu diwaspadai. Berikut beberapa cara untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di wilayah Anda:
- Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
- Menutup rapat tempat penampungan air agar tidak menjadi tempat bertelur nyamuk.
- Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air.
- Mengganti air yang ada pada vas bunga atau tempat minum hewan, setidaknya seminggu sekali.
- Membersihkan saluran air yang tergenang, baik di atap rumah maupun di selokan jika tersumbat oleh sampah ataupun dedaunan.
- Memelihara ikan cupang atau pemakan jentik nyamuk lain pada penampungan air atau kolam.
- Menaburkan bubuk abate pada kolam atau bak tempat penampungan air, setidaknya 2 bulan sekali.
- Menggunakan obat nyamuk, baik obat nyamuk bakar, semprot, atau elektrik.
- Menggunakan krim pencegah gigitan nyamuk.
- Melakukan pemasangan kawat kasa di lubang jendela/ventilasi untuk mengurangi akses masuk nyamuk ke dalam rumah.
- Tidak membiasakan atau menghindari menggantung pakaian baru atau bekas di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
- Sangat dianjurkan untuk memasang kelambu di tempat tidur.
Cara pencegahan tersebut termasuk dalam salah satu program pemerintah yang di kembangkan untuk mencegah penyakit akibat vektor nyamuk. Pelaksanaan program tersebut akan pantau melalui perhitungan Angka Bebas Jentik (ABJ) oleh petugas kesehatan setempat sebagai ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik dengan cara menghitung rumah atau bangunan yang tidak dijumpai jentik dibagi dengan seluruh jumlah rumah atau bangunan.
Sumber:
- Petersen, L. R., Beard, C. B., & Visser, S. N. (2019). Combatting the Increasing Threat of Vector-Borne Disease in the United States with a National Vector-Borne Disease Prevention and Control System. The American journal of tropical medicine and hygiene, 100(2), 242–245. https://doi.org/10.4269/ajtmh.18-0841
- Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun 2017. (2018). Retrieved 26 February 2021, from https://pusdatin.kemkes.go.id/pdf.php?id=19010400002
- World Health Organization. (2012). Global strategy for dengue prevention and control, 2012-2020. Geneva, Switzerland.