Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian, dari servikal atau tulang leher, thorakal dan juga lumbal yang menyusun bagian punggung belakang. Salah satu yang sering mengalami kelainan adalah tulang servikal atau pada bagian leher. Kumpulan gejala yang melibatkan gangguan pada tulang leher baik dari kartilago atau tulang rawan, diskus antar tulang dan ligamen dinamakan cervical syndrome. Mari mengenal lebih lanjut mengenai kelainan ini.
Total dari seluruh tulang belakang berjumlah 24 vertebra. Untuk bagian servikal sendiri berjumlah 7 buah dengan bagian paling atas terdapat pada bagian dasar tengkorak. Didalam vertebra ini berisi medulla spinalis yang merupakan sistem saraf pusat dan saraf yang keluar dari sana. Fungsinya adalah untuk membawa pesan antara otak dan seluruh tubuh lainnya termasuk otot dan organ tubuh.
Diskus yang terdapat antar vertebra berfungsi untuk peredam getaran dan terbentuk dari jaringan penyambung yang kuat namun fleksibel. Cervical syndrome terjadi saat terjadinya kelainan dari bantalan vertebra atau diskus ini. Makin tua usia, maka akan makin berkurang volumenya, menjadi lebih tipis dan pecah sehingga tulang akan bergesekan karena bantalan yang hilang ini.
Baca juga: Menjaga Kesehatan Tulang, Apakah Perlu?
Untuk mengetahui adanya cervical syndrome, maka akan dilakukan berbagai macam pemeriksaan oleh dokter seperti
Ciri-ciri penderita kelainan ini sangat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali sampai gejala nyeri yang berat. Gejala yang dapat terjadi antara lain:
Kelainan ini akan lebih sering muncul pada individu yang merokok; memiliki riwayat anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama; kebiasaan sehari-hari seperti posisi kepala yang sama berjam-jam dengan posisi yang salah atau melihat pada layar komputer yang terlalu tinggi atau rendah; memiliki riwayat trauma pada leher; dan melakukan pekerjaan angkat berat.
Selain itu, faktor usia merupakan faktor yang sangat berperan penting karena terjadi degenerasi seiring bertambahnya usia. Perubahan yang terjadi dan dapat menyebabkan cervical syndrome antara lain :
Seiring waktu, diskus intervertebralis (bantalan di antara tulang leher) akan makin menipis dan jaringan lunak menjadi tidak elastis. Jika orangtua tingginya menjadi berkurang daripada beberapa tahun lalu, ini merupakan hal yang normal karena diskus yang menyempit
Pertambahan usia menyebabkan diskus menjadi lebih mudah untuk robek dan menyebabkan isinya keluar. Hal ini dinamakan herniasi diskus dan dapat menyebabkan penekanan pada saraf spinalis disekitarnya. Adanya tekanan pada saraf akan menyebabkan nyeri, kesemutan dan rasa baal.
Baca juga: Endokarditis Adalah: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Osteoarthritis merupakan kondisi dimana kartilago mengalami degenerasi karena perjalanan usia dan digunakan terus-terusan. Dengan adanya keadaan ini, maka kartilago akan mengalami degenerasi lebih cepat daripada proses penuaan yang normal.
Ketika kartilago pada sendi pada vertebra mengalami degenerasi dan tulang saling bergesekan, maka akan terjadi pertumbuhan tulang pada ujung vertebra. Pertumbuhan ini dapat menimbulkan gejala nyeri atau tidak ada gejala sama sekali.
Baca juga: Inilah Cara Menyembuhkan Saraf Kejepit di Tulang Ekor
Terkadang cervical syndrome tidak menimbulkan gejala dan jika tidak bergejala, maka tidak diperlukan tatalaksana khusus. Jika keadaan ini mulai mengganggu, maka diperlukan tatalaksana lebih lanjut antara lain :
Gejala dapat membaik dengan olahraga dan latihan yang spesifik. Tujuan utama dari terapi fisik adalah untuk meregangkan dan memperkuat otot untuk memperbaiki postur tubuh.
Kompres dan pijat dapat mengurangi gejala yang timbul. Kompres dilakukan selama 20 menit satu kali, dilakukan beberapa kali dalam sehari
Obat yang diberikan merupakan obat pereda nyeri atau relaksan otot untuk mengobati otot yang spasme dan mengurangi nyeri
Obat dapat diberikan dengan cara dimasukkan langsung ke bagian yang bermasalah. Biasanya obat injeksi diberikan untuk nyeri yang berat dan obat yang diberikan adalah steroid yang merupakan anti radang
dr. Friska Wilda Wijaya lahir di Palembang, 7 Maret 1996. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics