Beranda > Artikel > Chordoma, Kanker Tulang yang Jarang diketahui

Chordoma, Kanker Tulang yang Jarang diketahui

chordoma adalah

Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang dapat menyerang bagian tubuh anda manapun, tanpa mengenal lokasinya, salah satunya menyerang kanker yang dapat menyerang tulang anda dan dalam dunia medis disebut sebagai Chordoma. Lantas, apakah anda sudah memahami apa itu chordoma, siapa saja yang rentan terkena dan bagaimana cara penanganannya? Atau masih sangat awam didengar bagi anda? Segere simak selengkapnya bersama Carevo!  

 

Apa itu Chordoma?   

 

Chordoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang memiliki sifat pertumbuhan yang lambat, namun juga merupakan tumor yang cukup invasif dan agresif. Kanker tulang ini merupakan penyakit yang sangat jarang ditemukan. Meskipun demikian, diperkirakan sebanyak orang per 1 juta individual di dunia mengidap penyakit ini setiap tahunnya. Kanker ini menyumbang sebanyak 20% tumor spinal primer dan 3% dari seluruh jenis tumor tulang.   

 

Untuk lokasinya sendiri, kanker ini dapat terjadi sebanyak 50% pada sakrum, 35% pada basal tulang kepala dan 15% terjadi pada bagian tulang belakang (seringkali pada vertebra/ tulang belakang bagian servikal, lumbal, dan thorakal). Lokasi tempat tumor ini tumbuh juga dapat menentukan prognosis individu dengan chordoma. Selain itu, prognosis seorang individu dengan chordoma juga dapat ditentukan dengan mengetahui seberapa jauh kanker ini sudah tumbuh didalam tubuh, sudah seberapa jauh penyebarannya di dalam tubuh serta apakah tumor ini masih tersisa sebagian didalam tubuh setelah dilakukan tindakan reseksi. Pada umumnya, 5-years survival ketika orang terkena chordoma adalah sebanyak 50%.  

 

Chordoma sendiri dapat dibagi menjadi 4 subtipe yakni: chordoma konvensional (paling sering ditemukan), chordoma yang sulit dibedakan (poorly differentiated), dedifferentiated chordoma, dan chondroid.   

 

Baca Juga: Ciri-ciri Kanker Payudara yang Bisa Dideteksi sejak Dini

 

Apa Saja Tanda dan Gejala Chordoma? 

 

Tanda dan gejala yang muncul pada seseorang dengan chordoma umumnya akan muncul sesuai dengan lokasi dimana chordoma ini berada. Gejala yang dapat muncul berupa:  

 

  1. Nyeri kepala, gangguan penglihatan (double vision, pandangan kabur, dbsnya), dan gangguan saraf-saraf kranial: muncul ketika chordoma tumbuh pada basal tulang tengkorak.  
  2. Nyeri pada bahu, lengan, leher, rasa nyeri menjalar, dan kesulitan menelan: muncul ketika chordoma tumbuh pada bagian tulang servikal.  
  3. Nyeri pada badan yang tidak spesifik, fraktur patologis, dan nyeri menjalar: muncul ketika chordoma ditemukan pada bagian thorakal dan lumbar. 
  4. Gangguan berkemih, buang air besar, gangguan sistem saraf autonom, nyeri pada bagian tubuh yang tidak spesifik: muncul ketika chordoma ditemukan pada bagian sakrum.

 

Varietas gejala chordoma dapat ditemukan, namun tidak ada tanda khas yang dapat terlihat dari penyakit ini, tanda adanya chordoma hanya dapat dipastikan melalui beberapa pemeriksaan penunjang seperti magnetic resonance imaging (MRI), atau CT tomography scan, atau sebuah biopsy jarum. Tentunya pemeriksaan penunjang ini berguna untuk menegakkan suatu diagnosis chordoma.  

  

Apa Penyebab Chordoma & Faktor Risikonya?

 

Apa saja sih kelainan yang dapat menyebabkan kondisi ini? Penyakit ini merupakan penyakit yang jarang sekali ditemukan sehingga penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Beberapa studi mengatakan bahwa peran genetik serta mutasi pada suatu gen lah yang menyebabkan terjadinya kejadian chordoma ini. Namun, meskipun demikian, beberapa individu tanpa riwayat keluarga dengan chordoma juga dapat menderita penyakit ini.   

 

Studi juga menemukan bahwa individu pengidap chondroma memiliki sedikit perubahan pada suatu protein brachyury yang dibentuk oleh gen TBXT. Maka dari itu, mutasi pada gen ini dipercaya berperan penting dalam kejadian sebuah chordoma. Namun, walaupun demikian, perubahan/ mutasi pada gen gen lain juga ditemukan pada pasien dengan chordoma.   

 

Siapa saja sih yang rentan terkena chordoma ini? Chordoma seringkali menyerang populasi dengan rentan usia 40 sampai 60 tahun, namun pada beberapa kasus juga dapat ditemukan pada anak anak. Selain itu, chordoma juga lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan perbandingan sebanyak 2:1.   

 

PHR

 

Bagaimana Cara Menangani Chordoma?  

 

Beberapa pendekatan dapat dilakukan ketika anda mengidap kanker jenis ini, yakni: 

 

1. Complete en bloc resection

 

reseksi tumor dengan potongan tepi yang jelas akan memberikan survival rate paling tinggi bagi para pengidap chordoma.

 

Baca Juga: Macam-Macam Gejala Kanker Usus yang Patut Diketahui

  

2. Reseksi intratumoral atau reseksi piecemeal

 

Terapi ini juga dapat memberikan keuntungan yang baik jika reskesi chordoma secara komplit dapat dilakukan tanpa adanya local seeding (suatu penyebaran dari sel tumor ke jaringan sekitar saat jarum dimasukan ke dalam sel tumor). 

 

3. Local debulking

 

Seringkali menjadi pilihan ketika reseksi komplit tidak dapat dilakukan.   

 

4. Terapi radiasi

 

Terapi radiasi dianjurkan setelah dilakukan sebuah reseksi chordoma untuk mencegah kekambuhan yang dimana angkanya cenderung tinggi. Pada umumnya radiasi dosis tinggi lah yang menjadi pilihan karena kebanyakan chordoma memiliki sifat resisten terhadap radiasi.  

 

5. Terapi kemoterapi

 

Kemoterapi cenderung tidak memberikan hasil yang baik dikarenakan natur chordoma sendiri yaitu memiliki waktu pertumbuhan yang sangat sehingga membuat mereka resisten terhadap kebanyakan obat obatan kemoterapi konvensional.   

 

Baca Juga: Teratoma Ovarium: Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

 

Pengawasan seumur hidup juga sangat dianjurkan dan sangat perlu dilakukan pada pasien pasien dengan chordoma meskipun sudah dilakukan tindakan operasi, radioterapi ataupun kemoterapi karena angka kekambuhan pada kanker tulang jenis chordoma yang cukup tinggi. Magnetic resonance imaging (MRI) dengan atau tanpa kontras gadolinium merupakan pilihan untuk melakukan evaluasi ulang pada populasi ini. Jangan lupa periksakan diri anda ke dokter serta selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo. 

 

Article Reviewed by dr. Riyandi Fernandes

  1. Tenny S, Varacallo M. Chordoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; September 4, 2022.  
  2. Tenny S, Varacallo M. Chordoma. [Updated 2022 Sep 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430846/  
  3. Palmer CA [Internet]. Chordoma. Medscape. May 2022. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/250902-overview. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.   
  4. Cleveland Clinic [Internet]. Chordomas. Cleveland Clinic. Mei 2018. Diakses dari: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17916-chordomas. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.   
  5. National Cancer Institute [Internet]. Chordoma. NIH. Feb 2019. Diakses dari: https://www.cancer.gov/pediatric-adult-rare-tumor/rare-tumors/rare-bone-tumors/chordoma. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2022.   
  6. MedlinePlus [Internet]. Chordoma. National Library of Medicine. May 2015. Diakses dari: https://medlineplus.gov/genetics/condition/chordoma/#frequency. Diakses pada tanggal: 24 Oktober 2022.  
  7. NORD [Internet]. Chordoma. NORD. 2017. Diakses dari: https://rarediseases.org/rare-diseases/chordoma/#:~:text=The%20underlying%20causes%20of%20chordoma,cancerous%20growth%20of%20notochordal%20remnants. Diakses pada tanggal: 24 Oktober 2022.   
  8. The Johns Hopkins University, The Johns Hopkins Hospital, and Johns Hopkins Health System [Internet]. Chordoma. Johns Hopkins Medicine. 2022. Diakses dari: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/chordoma. Diakses pada tanggal: 24 Oktober 2022. 

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics