
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Infertil atau tidak subur, merupakan suatu kondisi di mana tidak terjadi kehamilan dalam 12 bulan atau lebih setelah melakukan hubungan seksual yang regular tanpa pengaman (tidak menggunakan KB). Tidak ada patokan pasti terkait frekuensi hubungan seksual yang normal, namun para ahli menyebutkan hubungan seksual setidaknya sekali dalam seminggu dapat dikatakan regular.
Infertil berbeda dengan steril, di mana infertil masih dapat diatasi dengan pemberian obat dan terapi kesuburan, sedangkan steril adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat mempunyai keturunan karena faktor tertentu.
Infertil dapat terjadi baik pada pria maupun wanita, sehingga sangat penting untuk memeriksakan kedua belah pihak saat berkonsultasi dengan dokter. Pada sepertiga kasus infertil disebabkan kelainan dari pihak pria, sepertiga dari pihak wanita, dan sisanya karena penyebab dari kedua belah pihak.
Angka kejadian infertilitas meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Pada usia kurang dari 35 tahun, angka kejadian infertilitas berkisar antara 7-9%, pada usia 36-39 tahun angka kejadian meningkat hingga 25%, dan di atas 40 tahun dapat mencapai 30%.
Kehamilan terjadi apabila spermatozoa bertemu dengan ovum dan terjadi pembuahan membentuk zigot/janin. Setelah terjadi pembuahan, zigot akan bergerak dari saluran tuba menuju ke rahim untuk tumbuh dan berkembang. Pada kondisi tertentu pergerakan zigot dapat terhambat sehingga tetap menempel di tuba dan menjadi kehamilan di luar rahim (ektopik).
Kondisi infertil yang membuat seseorang sulit hamil dapat disebabkan beberapa gangguan seperti:
Ovulasi merupakan proses keluarnya sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium). Penyakit yang menyebabkan gangguan proses ini akan mengakibatkan ovum tidak dapat dilepaskan atau mengalami gangguan fungsi. Kondisi ini dapat dialami wanita yang menderita sindroma polikistik ovarium dan beberapa kelainan hormon, di mana ovulasi juga sangat bergantung pada keseimbangan hormon tubuh wanita.
Tuba falopi merupakan tempat ovum dibuahi oleh sperma dan hasil pembuahan (zigot) akan bergerak menuju rahim untuk berkembang. Tuba yang rusak atau buntu, akibat infeksi berkepanjangan atau pembedahan (misalnya pada kehamilan luar kandungan), dapat menyebabkan gangguan pertemuan sperma dan ovum yang menghambat terjadinya kehamilan.
Endometriosis merupakan jaringan yang tumbuh di luar rahim, adanya jaringan ini dapat membuat tuba menjadi buntu dan tindakan untuk pengobatannya (operasi endometriosis) juga dapat menimbulkan jaringan parut yang menghambat proses kehamilan.
Bentuk rahim yang tidak normal, adanya polip atau tumor seperti myoma dapat menghambat perlekatan zigot.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Kekurangan Hormon Estrogen
Beberapa tanda yang cukup sering ditemukan pada wanita yang infertil, antara lain:
Siklus menstruasi yang normal adalah teratur setiap 28-35 hari, dengan perbedaan 5-7 hari, namun dapat berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan yang terlalu besar, misalnya menstruasi dua kali dalam 1 bulan atau tidak menstruasi dalam 3 bulan (tidak dalam keadaan hamil). Hal ini dapat menandakan adanya kelainan hormon atau adanya penyakit pada ovarium (indung telur).
Beberapa wanita mengalami nyeri saat menjelang menstruasi, namun nyeri yang sangat hebat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dapat menandakan adanya permasalahan pada organ reproduksi.
Normalnya saat menstruasi seorang wanita dapat mengganti pembalut setiap 4-6 jam sekali, dan berkurang dari hari ke hari. Namun perdarahan yang sangat banyak hingga setiap jam ganti pembalut, selain dapat menyebabkan kurang darah (anemia), mudah lelah dan lemas, juga dapat menunjukan adanya kelainan yang dapat menyebabkan infertil, salah satunya adalah endometriosis, yaitu pertumbuhan jaringan endometrium (lapisan rahim) di luar rahim.
Jaringan ini akan memberikan respons yang sama dengan rahim pada umumnya terhadap perubahan hormonal, sehingga saat menstruasi juga akan mengeluarkan darah dan membuat volume darah yang keluar lebih banyak dibandingkan kondisi normal tanpa endometriosis.
Menstruasi merupakan siklus hormonal normal yang terjadi pada wanita secara teratur. Menstruasi pertama biasanya dialami wanita pada usia 10-15 tahun. Seorang wanita yang belum menstruasi setelah usia 15 tahun (amenorea primer) sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Keguguran (abortus) yang berulang menandakan adanya permasalahan yang dapat disebabkan karena kelainan anatomi maupun fungsi organ reproduksi, penyakit-penyakit tertentu (seperti TORCH), atau kombinasi keduanya.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Alergi Susu Formula pada Bayi dan Cara Menanganinya
Saat hubungan seksual vagina akan mengeluarkan lendir sebagai pelumas saat penetrasi sehingga mengurangi rasa nyeri. Namun adanya nyeri yang sangat hebat saat penetrasi dapat disebabkan adanya penyakit lain seperti endometriosis yang berkontribusi pada timbulnya infertilitas.
Hirsutism adalah kondisi tumbuhnya rambut yang berlebihan di bagian tubuh seperti wajah (kumis/jambang), dada, dan punggung. Kondisi ini disebabkan karena hormon androgen yang berlebihan, salah satunya pada PCOS (polycystic ovary syndrome) yaitu penyakit yang ditandai adanya banyak kista kecil di ovarium (indung telur) wanita. Namun penggunaan skin care, khususnya di area wajah, yang banyak mengandung steroid juga dapat menyebabkan timbulnya hirsutism.
Penurunan libido atau sex drive dapat disebabkan banyak faktor, baik dari faktor fisik maupun psikis, sehingga perlu diperiksa lebih lanjut. Gangguan hormonal juga turut berkontribusi pada kondisi ini sehingga dapat juga menyebabkan infertilitas.
Sindroma Turner (Turner syndrome) adalah kelainan genetik pada kromosom X wanita. Ditandai dengan pertumbuhan yang lambat sehingga anak cenderung lebih pendek dibanding anak seusianya dan terlambat atau bahkan tidak mendapat menstruasi pertama (menarche). Untuk mendiagnosis penyakit ini diperlukan pemeriksaan genetik.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri dan Penyebab dari Penyakit Vitiligo
Nyeri panggul dapat diakibatkan banyak hal, salah satunya adanya tuba falopi (saluran indung telur) yang buntu. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor seperti infeksi menular seksual yang tidak diobati, riwayat terjadi kehamilan ektopik yang terganggu, atau kerusakan jaringan tuba.
Pemeriksaan pra nikah penting untuk dilakukan, baik pria maupun wanita, sehingga dapat mendeteksi adanya kemungkinan-kemungkinan penyulit yang berpotensi menghambat kehamilan dan dapat memberikan terapi yang sesuai. Selain itu dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok dan minum minuman beralkohol, serta berolahraga teratur dan makan makanan bergizi dapat mengurangi risiko infertil.
Leon
dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics