
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Belakangan ini, banyak orang yang mengaku memiliki OCD padahal mereka tidak mengetahui ciri-ciri OCD yang sebenarnya itu seperti apa. Lebih lanjut lagi, OCD ini merupakan kelainan yang tidak dapat didiagnosa sendiri, melainkan hanya bisa didiagnosa oleh tenaga medis ahlinya saja.
Lantas, apa saja sih ciri-ciri OCD yang sebenarnya? Untuk mengetahui apa itu OCD secara lebih dalam, mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Obsessive Compulsive Disorder, atau yang biasa disingkat OCD, merupakan sebuah gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki pikiran berlebihan (obsesi) dan perilaku repetitif yang irasional (kompulsi). OCD ini bisa diderita oleh pria, wanita, atau bahkan anak-anak sekalipun, tanpa mengenal usia dan jenis kelamin.
Secara lebih lanjut, orang dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) akan memiliki pikiran, gambaran, atau impuls yang tidak diinginkan dan mengganggu secara berulang dan terus-menerus (obsesi). Mereka juga melakukan tindakan berulang dan ritualistik yang berlebihan, memakan waktu, dan bahkan menyusahkan (kompulsi). Biasanya, kompulsi yang dilakukan adalah atas dasar untuk mengurangi obsesinya.
Orang dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau obsesif kompulsif biasanya sadar akan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang irasional dan berlebihan tersebut. Namun, mereka merasa tidak mampu untuk mengendalikan obsesi mereka atau melawan kompulsi mereka.
Beberapa orang penderita OCD biasanya mulai mengalami gejala pada usia dini, seringkali saat pubertas. Akan tetapi, sebagian besar mulai mengalami gejalanya pada awal memasuki usia dewasa. Gangguan mental OCD secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya, tetapi pengobatan dapat membantu penderita untuk mengontrolnya.
Baca Juga: Pahami Pengertian Mental Health dan Cara Menjaganya
Sampai saat ini, belum ada yang dapat menemukan penyebab terjadinya OCD pada seseorang. Walaupun begitu, ada beberapa faktor yang dapat menjadi kemungkinan seseorang mengembangkan OCD, antara lain:
Orang dengan OCD biasanya memiliki kelainan struktural, fungsional, dan kimiawi pada otaknya. Ada beberapa area dengan aktivitas yang sangat tinggi pada otak mereka dibandingkan dengan area lainnya. Selain itu, tingkat serotonin yang ditemukan pada otak orang dengan OCD juga tergolong rendah.
Orang dengan OCD biasanya mulai mengembangkan gejalanya ketika terjadi suatu peristiwa yang besar di dalam hidupnya, seperti kematian orang terdekat atau melahirkan. Selain itu, orang-orang yang mengalami perundungan di lingkungannya juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan OCD.
Baca Juga: Cara-cara Menjaga Kesehatan Otak
Faktor genetik juga merupakan salah satu kemungkinan seseorang mengembangkan OCD. Biasanya, jika ada salah satu anggota keluarga yang sudah didiagnosa mengalami OCD, kemungkinan anggota keluarga lainnya dapat mengembangkan OCD juga.
Orang dengan kepribadian yang kuat dan memiliki standar hidup yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan OCD. Selain itu, orang-orang yang merasa memiliki tanggung jawab yang besar atau bahkan sering merasa cemas juga memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan OCD.
Ciri-ciri penyakit OCD bisa dibagi ke dalam dua jenis, yaitu obsesi dan kompulsi. Orang dengan OCD biasanya mengalami kedua jenis ciri-ciri tersebut. Walaupun begitu, ada beberapa orang dengan OCD yang hanya mengalami salah satunya saja. Berikut ini adalah ciri-ciri penyakit OCD:
Secara sederhana, obsesi biasanya merupakan suatu kekhawatiran yang dilebih-lebihkan. Berikut ini adalah beberapa contoh ciri-ciri obsesi yang biasanya dialami orang dengan OCD:
Ketakutan yang tidak wajar akan kotoran seperti takut terkontaminasi jika menyentuh benda yang telah disentuh oleh orang lain.
Keraguan bahwa Anda telah mengunci pintu, mematikan kompor, atau sejenisnya.
Stres yang intens ketika objek di sekitar Anda tidak teratur atau menghadap ke arah tertentu.
Berpikiran untuk menabrakkan kendaraan yang Anda kendarai ke kerumunan orang.
Berpikiran untuk bertindak tidak pantas di depan umum seperti meneriakkan kata-kata kotor.
Munculnya gambaran seksual yang tidak diinginkan secara tiba-tiba.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada banyak ciri-ciri obsesi yang biasa dialami oleh orang dengan OCD lainnya. Obsesi tersebut mungkin akan terus-menerus ada di pikiran mereka. Selain itu, obsesi juga dapat dipicu oleh objek, situasi, bau, atau sesuatu yang terdengar di televisi, radio, atau bahkan dalam percakapan. Obsesi dapat menghasilkan perasaan mulai dari gangguan ringan dan ketidaknyamanan hingga keresahan akut dan panik.
Kompulsi adalah perilaku (fisik dan mental) berulang yang dirasa perlu dilakukan untuk meredakan perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh pikiran obsesif secara sementara. Berikut ini adalah beberapa contoh ciri-ciri kompulsi yang dialami orang dengan OCD:
Mencuci tangan, menggosok gigi, atau mandi secara berlebihan.
Bersih-bersih rumah secara berlebihan.
Memeriksa pintu berulang kali untuk memastikan apakah pintu terkunci atau tidak.
Memeriksa kompor berulang kali untuk memastikan apakah kompor mati atau tidak.
Menghitung dalam pola tertentu.
Mengulangi kata-kata, frasa, atau doa seperti sebuah ritual tertentu.
Mengatur barang untuk menghadap ke arah yang sama dan simetris.
Selain yang disebutkan di atas, ada banyak ciri-ciri kompulsi lainnya yang dirasakan oleh orang dengan OCD. Biasanya kompulsi menjadi seperti ritual yang mengikuti aturan dan pola tertentu, dan melibatkan pengulangan yang konstan.
Kompulsi memberikan rasa sebuah ilusi kelegaan jangka pendek untuk meredakan kecemasan yang dirasakan. Namun, perilaku kompulsi justru malah memperkuat kecemasan tersebut dan dapat membuat obsesi tampak lebih nyata, sehingga kecemasan akan segera kembali.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Anak Hiperaktif dan Anak ADHD
Orang dengan OCD biasanya merasa malu untuk mencari bantuan untuk mengobati kelainannya. Padahal, OCD merupakan gangguan kesehatan yang sama seperti penyakit lainnya. Jika Anda merasa memiliki OCD, bukan berarti Anda adalah orang yang ‘gila’. Anda hanya membutuhkan pertolongan dari ahlinya.
OCD tidak dapat didiagnosa sendiri, melainkan hanya bisa didiagnosa oleh tenaga medis ahlinya saja. Untuk mendapatkan diagnosis terhadap gejala OCD yang dirasakan, Anda dapat mendatangi psikolog, psikiater, atau ahli kesehatan mental lainnya.
Setelah menemui ahli kesehatan mental, Anda hanya akan ditanyakan beberapa pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, seperti dokter kesehatan biasa menanyakan pasiennya. Selanjutnya, diagnosis mungkin akan bisa langsung diberikan atau bisa juga membutuhkan beberapa sesi lanjutan.
Demikian penjelasan mengenai ciri-ciri OCD yang perlu Anda ketahui. Sekali lagi diingatkan, Anda tidak dapat melakukan diagnosis mandiri terhadap OCD. Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala OCD, ada baiknya jika Anda mendatangi tenaga medis ahlinya saja untuk didiagnosa.
Semoga informasi yang disampaikan di atas dapat bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa selalu perhatikan dan jaga kesehatan, serta catat kondisi tubuh dengan Apps Personal Health Record dari Carevo. Stay healthy!
dr. Mikhael menyelesaikan studi dokter umumnya di Universitas Indonesia dan University of Melbourne di Australia. Ia juga mendapatkan gelar Diploma of Tropical Medicine and Hygiene dari Royal College of Physician UK.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics