Beranda > Artikel > Apa Dampak Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria?

Apa Dampak Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria?

dampak kekurangan hormon testosteron

Testosteron merupakan hormon yang tidak asing kita dengar sehari-hari. Hormon ini merupakan hormon penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seks pada pria. Sebanyak 39% laki-laki berusia 45 atau ke atas memiliki kadar testosteron darah yang rendah. Angka ini semakin meningkat seiring dengan berjalannya usia, dimana didapatkan 49% pasien berusia 80 tahun mengalami kekurangan hormon testosteron. Mari kita simak bagaimana dampak kekurangan hormon testosteron pada pria.

 

Apa Itu Hormon Testosteron?

 

Testosteron merupakan hormon Androgen utama pada manusia, yaitu hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan laki-laki. Pada laki-laki testosteron diproduksi paling banyak oleh sel Leydig di testis dan sebagian diproduksi oleh kelenjar adrenal. Wanita juga menghasilkan testosteron dalam jumlah kecil oleh kelenjar adrenal dan ovarium. Saat pubertas, terjadi perubahan kerja sistem saraf pusat sehingga terjadi perubahan produksi hormon di otak, termasuk hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) di hipotalamus, suatu bagian di sistem saraf pusat. Peningkatan GnRH akan diikuti oleh peningkatan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) oleh kelenjar hipofisis di otak. FSH dan LH akan menstimulasi pembentukan testosteron oleh sel Leydig di testis. Hubungan umpan balik hormonal antara hipotalamus, hipofisis, dan organ kelamin (testis) disebut dengan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG). Adanya masalah pada aksis HPG dapat menyebabkan penurunan testosteron dalam tubuh. 

 

Baca Juga: 14 Ciri-Ciri Kelebihan Hormon Estrogen yang Harus Diketahui

 

Apa Saja Fungsi dari Hormon Testosteron?

 

Pada laki-laki, testosteron berperan penting dalam pembentukan ciri-ciri fisik laki-laki, proses pembentukan sperma dan kesuburan. Testosteron sudah mulai diproduksi saat janin dan akan memfasilitasi perkembangan organ reproduksi laki-laki selama masa perkembangan janin. Berikut peran testosteron pada perkembangan laki-laki:

 

1. Perkembangan janin.

 

Pada janin yang memiliki kromosom Y, testosteron akan membantu pembentukan testis untuk menghasilkan testosteron yang lebih banyak untuk mendukung perkembangan organ reproduksi pria selama perkembangan janin.

 

2. Selama pubertas

 

Kadar testosteron melonjak selama masa pubertas. Hormon ini menyebabkan peningkatan tinggi badan, pertumbuhan rambut tubuh dan rambut pubis / selangkangan, berpengaruh pada perubahan suara pada laki-laki, serta pembesaran organ reproduksi (penis, testis, dan prostat). Testosteron berperan dalam peningkatan libido.

 

3. Proses pembentukan sperma

 

Pada laki-laki dewasa, testosteron berperan dalam produksi sperma. 

 

Selain itu, testosteron meningkatkan produksi sel darah merah sehingga jumlah eritrosit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Testosteron juga berperan dalam menjaga kekuatan tulang dan otot serta distribusi massa lemak dalam tubuh.

 

PHR

 

Apa Penyebab Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria?

 

Kekurangan kadar hormon testosteron pada pria atau dikenal dengan hipogonadisme pada pria merupakan kondisi dimana testis tidak memproduksi testosteron dalam jumlah yang cukup, atau di bawah 300 ng/dL. Berdasarkan penyebabnya terdapat 2 jenis hipogonadisme yaitu hipogonadisme primer dan sekunder.

 

Hipogonadisme primer disebabkan oleh penurunan aktivitas testis dalam memproduksi hormon testosteron. Akibatnya, kadar hormon yang diproduksi tidak cukup untuk pertumbuhan yang optimal. Umumnya, penurunan aktivitas testosteron disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan, seperti pada kondisi undesensus testis (testis gagal turun dari rongga perut sebelum lahir), sindroma klinefelter (laki-laki dengan kromosom XXY), dan hemokromatosis (terlalu banyak zat besi dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan pada testis atau kelenjar hipofisis). Selain penyebab genetik, hipogonadisme primer juga dapat disebabkan oleh kerusakan yang didapat seperti adanya trauma atau luka pada kedua testis, infeksi testis akibat virus gondongan, dan efek samping dari terapi kanker (kemoterapi atau terapi radiasi)

 

Hipogonadisme sekunder disebabkan oleh adanya kerusakan pada hipotalamus dan hipofisis, yang bertugas untuk menstimulasi testis memproduksi testosteron. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan hipogonadisme sekunder antara lain gangguan hipofisis (akibat obat, gagal ginjal atau tumor), sindroma Kallmann (kondisi yang berhubungan dengan gangguan hipotalamus), penyakit inflamasi / radang kronik (tuberkulosis, sarcoidosis), serta penyakit HIV/AIDS. Beberapa kondisi seperti proses penuaan, obesitas, penggunaan obat opioid dan steroid, serta adanya masalah akut pada tubuh seperti stress emosi maupun fisik yang berat, dapat menyebabkan gangguan pada hipofisis dan hipotalamus.

 

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko dari Kelebihan Hormon Testosteron Pada Wanita

 

Apa Faktor Risiko Kekurangan Hormon?

 

Kekurangan hormon testosteron lebih sering terjadi pada pasien:

 

  • Usia lanjut
  • Obesitas
  • Memiliki komorbid diabetes melitus tipe 2, gangguan ginjal, atau sirosis hati
  • Mengalami obstructive sleep apnea
  • Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

 

Apakah Dampak Kekurangan Hormon Testosteron pada Pria?

 

Kekurangan hormon testosteron dapat terjadi selama masa perkembangan janin, pubertas dan selama masa dewasa. Apabila terjadi pada masa perkembangan janin, kekurangan hormon testosteron dapat mengganggu pembentukan organ reproduksi pria. Akibatnya, dapat terbentuk organ reproduksi wanita, alat kelamin yang ambigu, dan organ reproduksi pria yang tidak dapat berkembang dengan baik.

 

Selama masa puber, kekurangan hormon testosteron dapat menyebabkan gangguan perkembangan otot, perubahan suara, pertumbuhan rambut, perkembangan organ reproduksi yang terganggu, pemanjangan anggota gerak atas dan bawah, serta menyebabkan pembesaran payudara pada pria atau dikenal dengan ginekomastia.

 

Baca Juga: Penyebab Kekurangan Hormon Testosteron Pada Wanita

 

Apabila kekurangan hormon testosteron terjadi pada usia dewasa, beberapa masalah kesehatan dapat muncul seperti energi tubuh yang lebih berkurang sehingga menjadi mudah lelah, massa otot dan tulang berkurang, infertilitas, disfungsi ereksi, penurunan libido, kebotakan, dan ginekomastia.

 

Article Reviewed by dr. Angelina Yuwono

  1. Nassar GN, Leslie SW. Physiology, Testosterone. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2022. Accessed October 17, 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526128/
  2. Testosterone: What It Is, Function & Levels. Cleveland Clinic. Accessed October 17, 2022. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24101-testosterone
  3. Low Testosterone (Low T): Causes, Symptoms & Treatment. Cleveland Clinic. Accessed October 19, 2022. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15603-low-testosterone-male-hypogonadism
  4. Common Side Effects of Low Testosterone in Men. Healthline. Published July 18, 2016. Accessed October 20, 2022. https://www.healthline.com/health/side-effects-of-low-testosterone
  5. Low testosterone: Symptoms, causes, and treatment. Accessed October 20, 2022. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322647

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics