Beranda > Artikel > Duplikasi Ureter: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Duplikasi Ureter: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

duplikasi ureter adalah

Pengertian Duplikasi Ureter 

 

Ureter merupakan sepasang saluran sepanjang 25-30 cm yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih (bladder atau vesica urinaria) dan merupakan bagian penting sistem perkemihan manusia. Urine yang dibentuk di ginjal, sebagai hasil penyaringan darah, akan dialirkan melalui ureter dan ditampung di kandung kemih, dan pada akhirnya akan dikeluarkan melalui uretra. Adanya kelainan pada salah satu komponen sistem perkemihan dapat mempengaruhi kerja organ-organ lain dalam sistem tersebut. 

 

Pada kondisi normal satu ginjal hanya mempunyai satu ureter untuk menghubungkannya dengan kandung kemih, namun pada kelainan kongenital tertentu satu ginjal dapat mempunyai 2 ureter. Kondisi ini disebut sebagai duplikasi ureter atau ureteral duplex atau double ureter. Duplikasi ureter dapat terbentuk lengkap (complete), di mana keluar 2 saluran terpisah dari satu ginjal sampai ke kandung kemih, atau terbentuk sebagian (incomplete), di mana keluar 2 saluran terpisah dari satu ginjal namun menyatu sebelum sampai di kandung kemih. Duplikasi ureter perlu dibedakan dengan ektopik ureter. Pada duplikasi ureter, muara akhirnya tetap di kandung kemih, namun pada ektopik ureter, saluran tersebut tidak bermuara di kandung kemih tetapi di uretra atau di area genital seperti prostat pada pria dan vagina pada wanita. 

 

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Kandung Kemih Bocor yang Harus Diwaspadai

 

Penyebab Duplikasi Ureter

 

Ureter terbentuk dari tunas embrio (bud) di bagian ginjal pada minggu keempat kehamilan. Pada duplikasi ureter akibat adanya proses pembentukan yang tidak sempurna saat embrio, dapat terbentuk dua buah ureteric bud. Duplikasi ureter merupakan kelainan sistem perkemihan yang cukup sering dijumpai dengan angka kejadian 1% pada populasi dan 2%-4% pada pasien dengan penyakit infeksi saluran kemih. 

 

Gejala Duplikasi Ureter

 

Pada tahap awal tidak ada gejala khas seseorang mempunyai duplikasi ureter. Namun pada perkembangan selanjutnya dapat timbul gejala dan tanda antara lain: 

 

1. Refluks urine

 

Secara normal urine yang terbentuk di ginjal akan dialirkan melalui ureter sampai di kandung kemih. Namun pada duplikasi ureter terutama tipe tidak lengkap (incomplete) dapat menyebabkan urine tertahan di percabangannya dan bila semakin penuh dapat menimbulkan refluks (aliran balik) urine kembali ke ginjal. Refluks merupakan komplikasi duplikasi ureter yang paling sering. 

 

Baca Juga: 12 Gejala Infeksi Kandung Kemih yang Penting Untuk Diwaspadai

 

2. Hidronefrosis 

 

Hidronefrosis adalah kondisi ginjal yang membengkak. Adanya refluks urine yang berlebihan membuat urine kembali ke ginjal, di mana apabila kondisi ini berlangsung lama dan terus menerus dapat membuat ginjal membengkak karena volume urine bertambah akibat refluks dan produksi urine dari ginjal itu sendiri. 

 

3. Batu saluran kemih

 

Stasis urine (urine yang menggenang) akibat sumbatan baik di percabangan duplikasi ureter maupun di ginjal, dapat menyebabkan endapan bertambah yang memicu timbulnya batu saluran kemih. Batu yang kecil dapat bergerak di dalam aliran urine dan keluar dalam bentuk pasir, namun ukuran batu yang cukup besar dapat semakin menyumbat ureter.

 

4. Infeksi saluran kemih (ISK) berulang

 

ISK berulang tidak hanya disebabkan higienitas yang kurang, namun juga dapat disebabkan akibat duplikasi ureter ini. Ginjal sebagai organ pembentuk urine dapat membuat zat sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan lagi. Adanya gangguan pengeluaran urine ini dapat menyebabkan sisa metabolisme tertahan di saluran kemih dan ditambah dengan adanya bakteri dapat menyebabkan peradangan dan infeksi berulang.

 

5. Nyeri pinggang

 

Adanya peregangan berlebihan di ginjal dan saluran kemih dapat menimbulkan nyeri di area pinggang. Nyeri pinggang ini juga dapat menjalar ke pamgkal paha mengikuti ureter. Adanya batu saluran kemih khususnya di ureter dapat menyebabkan nyeri ini hilang timbul mengukuti pergerakan aliran urine. 

 

PHR

 

Pemeriksaan Duplikasi Ureter 

 

Adanya duplikasi ureter sering ditemukan secara tidak sengaja karena pasien biasanya datang karena gejala-gejala seperti nyeri dan infeksi saluran kemih berulang.

 

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain: 

 

1. Ultrasonografi (USG)

 

Pada pemeriksaan USG dapat ditemukan adanya pembengkakan ginjal, namun cukup sulit menemukan adanya duplikasi ureter. 

 

2. CT scan

 

CT scan dapat melihat kelainan sistem perkemihan secara lebih detil. Adanya batu dan pembengkakan ginjal dapat terlihat lebih detail. 

 

3. Pyelography

 

Pemeriksaan dilakukan dengan menyuntikan media kontras kedalam pembuluh darah dan melihat aliran kontras melalui sinar X-ray. 

 

4. Laboratorium

 

Pemeriksaan laboratorium baik darah maupun urine dapat digunakan untuk mengevaluasi ada tidaknya kelainan fungsi ginjal dan urine akibat infeksi berulang atau penyumbatan. 

 

Baca Juga: Cara Mengencangkan Otot Kandung Kemih dengan Senam Kegel

 

Penanganan Duplikasi Ureter

 

Fokus tatalaksana duplikasi ureter adalah mengatasi gejala dan komplikasi yang timbul seperti hidronefrosis, batu saluran kemih, maupun infeksi. 

 

1. Medikamentosa 

 

Pemberian antibiotik yang sesuai dapat mengatasi infeksi saluran kemih yang muncul. Nyeri pinggang akibat hidronefrosis dan batu saluran kemih dapat dikurangi dengan pemberian obat antinyeri golongan non-steroid. Evaluasi fungsi ginjal sangat diperlukan sehingga dokter dapat memberikan obat yang sesuai agar tidak terjadi progresivitas memburuk.

 

2. Tindakan bedah/operasi

 

Apabila pemberian obat-obatan tidak dapat mengatasi gejala, diperlukan tindakan bedah, seperti operasi laser untuk menghancurkan batu atau apabila fungsi ginjal sudah tidak dapat diselamatkan dan sangat mengganggu dapat dilakukan nefrektomi (mengambil ginjal yang rusak). Duplikasi ureter tidak lengkap (inkomplet) membutuhkan tindakan rekonstruksi yang lebih lanjut. 

 

Hingga saat ini tidak ada cara pencegahan yang pasti untuk mencegah timbulnya duplikasi ureter karena kondisi ini merupakan kelainan saat tahap perkembangan janin. Penting untuk berkonsultasi secara teratur dengan dokter agar duplikasi ureter tidak menyebabkan perburukan fungsi ginjal semakin jauh sehingga harus membutuhkan tindakan cuci darah.

 

dr. Eduard Leonid

dr.Eduard Leonid

dr. Eduard Leonid adalah seorang dokter umum lulusan Universitas Airlangga Surabaya tahun 2011. Penulis saat ini bekerja sebagai dokter tetap di RS SMC Telogorejo Semarang.

  1. Arumugam, S., Subbiah, N. K., & Mariappan Senthiappan, A. (2020). Double Ureter: Incidence, Types, and Its Applied Significance-A Cadaveric Study. Cureus, 12(4), e7760. https://doi.org/10.7759/cureus.7760 

  2. Claveland Clinic. (2020, April 12). Duplex Kidney. Claveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16492-duplex-kidney 

  3. Dino, M. S., Tefera, A. T., Gebreselassie, K. H., Akkasa, S. S., & Mummed, F. O. (2022). Complete Duplex of the Left Ureter with Lower Moiety Hydronephrosis Secondary to Ureteral Stone in Adult. Case Reports in Urology, 2022, 6552889. https://doi.org/10.1155/2022/6552889 

  4. Gatti, J. M. (2021, November 22). Ureteral Duplication, Ureteral Ectopia, and Ureterocele. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/1017202-overview#a1 

  5. K, N., & Maggacis, N. (2016). Ureteral duplication. In Radiopaedia.org. Radiopaedia.org. https://doi.org/10.53347/rID-46122 

  6. Niknejad, M., & Jones, J. (2009). Duplex collecting system. In Radiopaedia.org. Radiopaedia.org. https://doi.org/10.53347/rID-5700

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics