Sindrom merupakan kumpulan tanda dan gejala yang mengarah ke suatu kelainan tertentu. Sindrom dispepsia sendiri merupakan sekumpulan gejala karena gangguan sistem pencernaan bagian atas yang akan menimbulkan gejala nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas.
Sebagian besar manusia pasti mengalami sindrom ini, namun masih banyak yang belum mengetahui gejala dan penanganan lebih lanjutnya. Mari kita mengenal sindrom dispepsia lebih lanjut dari artikel ini
Dyspepsia syndrome atau nama lainnya indigesti adalah salah satu gangguan pencernaan ringan tanpa penyebab yang pasti. Kelainan ini bukanlah suatu penyakit, namun merupakan kumpulan berbagai gejala yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut.
Hampir 30% populasi di dunia mengalami sindrom ini. Pada kebanyakan kasus gejala yang muncul seperti rasa begah, tidak nyaman, kenyang, mual dan sering bersendawa. Pencetus dari sindrom ini adalah sehabis makan makanan tertentu atau minum alkohol.
Gejala sindrom dispepsia dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
Gejala pada tipe ini hanya berkaitan dengan nyeri perut bagian atas dan rasa terbakar pada kerongkongan
Pada tipe ini, gejala dirasakan setelah makan seperti rasa begah, terlalu kenyang ataupun mual
Tipe ini merupakan gabungan dua kategori lainnya
Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Polio?
Ciri penderita sindrom dispepsia akan mengalami beberapa hal berikut :
Penyebab dari sindrom dispepsia sangat beragam, berikut diantaranya :
Normalnya, lambung akan mengalami relaksasi dan ekspansi untuk mengakomodasi makanan yang masuk. Namun, pada beberapa individu fungsi ini dapat terganggu dan menyebabkan rasa kenyang berkepanjangan. Signal yang memerintahkan lambung untuk mengosongkan makanan ke usus halus juga terganggu dan menyebabkan makanan naik ke atas, pembentukan gas dan pertumbuhan bakteri dalam lambung karena makanan yang lebih lama tersimpan didalamnya
Alergi makanan yang tidak disadari dapat menyebabkan respon inflamasi dalam usus. Hal ini dikarenakan, sel darah putih akan lebih banyak dan sistem imun akan menjadi lebih aktif dan merangsang proses inflamasi lebih lanjut
Infeksi dapat menyebabkan inflamasi kronik pada beberapa individu dan menyebabkan erosi mukosa yang seharusnya melindungi lambung dari cairan asam lambung yang diproduksinya
Beberapa orang memiliki sistem saraf yang bekerja lebih sensitif. Pada keadaan ini, respon yang terjadi dalam tubuh adalah seperti adanya stress dan menyebabkan sistem pencernaan menjadi kontraksi. Hal ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan.
Selain itu pada orang dengan riwayat gangguan cemas atau depresi; wanita; merokok; menggunakan obat anti nyeri golongan NSAID dan memiliki riwayat infeksi H.pylori maka kemungkinan untuk mengalami sindrom dispepsia akan lebih tinggi
Baca juga: Ciri–Ciri PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
Jika tidak ada penyebab yang diketahui seperti adanya infeksi, maka atalaksana yang diberikan akan berfokus untuk mengurangi gejala yang timbul, seperti :
Obat untuk mengurangi produksi asam diperlukan untuk menetralisir asam lambung dengan tujuan lapisan dari lambung dapat beristirahat dan melakukan perbaikan untuk mencegah gejala bertambah makin berat
Jika ada yang memperlambat atau mengganggu motilitas atau pergerakan makanan pada saluran pencernaan, maka dapat diberikan agen prokinetik. Obat ini dapat mempercepat pengosongan lambung ke dalam usus sehingga mencegah makananan terlalu lama dalam lambung dan refluks asam ke kerongkongan
Pada individu dengan gejala yang berkaitan dengan gangguan sistem saraf, maka dapat diberikan obat antidepresan dosis rendah. Tujuannya adalah untuk meredakan persepsi nyeri yang timbul. Selain itu, dapat pula membantu relaksasi lambung selama proses pencernaan berlangsung untuk lebih melebar dan mengakomodasi makanan lebih banyak
Baca juga: Gejala Leukimia dan Cara Mengobatinya
Akupuntur dapat mengurangi nyeri yang dirasakan, namun tindakan ini biasanya dilakukan selama beberapa minggu secara konsisten untuk hasil yang maksimal
Diet sendiri dapat berperan penting dalam mempengaruhi dispepsia. Namun, tiap individu memiliki makanan pencetus yang berbeda-beda. Maka, sangat penting untuk mengetahui makanan apa yang memicu munculnya gejala. Tetap jaga pola makan teratur, makan dalam porsi kecil dan mengunyah secara perlahan dapat membantu mengurangi gejala
Gaya hidup yang sehat seperti menjaga berat badan ideal, tidur cukup dan berolahraga teratur serta mengurangi reaksi stress dapat bermanfaat baik bagi kesehatan termasuk saluran pencernaan anda.
Artikel Ditulis Oleh:
dr. Friska Wilda Wijaya lahir di Palembang, 7 Maret 1996. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics