Cedera pleksus brakialis atau ERB Palsy setelah kecelakaan pada dewasa merupakan cedera yang cukup umum pada orang dewasa muda. Di India, kasus yang paling umum terjadi dalam kecelakaan sepeda motor. Angka kejadian yang tepat tidak tersedia tetapi dari cedera yang terjadi pada data sekitar 90% melibatkan kombinasi di atas.
Cedera pleksus brakialis, disebut juga sebagai ERB Palsy adalah salah satu cedera yang paling memberatkan dari sudut pandang pasien. Cedera ini secara langsung dapat melumpuhkan fungsi pada satu atau dua anggota tubuh bagian atas, menyebabkan hilangnya fungsi dan kemampuan yang signifikan untuk melakukan tugas-tugas kehidupan sehari-hari di tempat kerjanya. Hal ini berpotensi menyebabkan pengangguran, kesulitan ekonomi, depresi dan dalam kasus yang jarang bahkan dorongan untuk bunuh diri. Pasien yang menyandang cedera ini umumnya adalah laki-laki muda yang mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan roda dua di mana ia terlempar dari kendaraan dan mengalami tarikan antara leher dan bahu yang merusak serabut saraf dalam berbagai derajat.
Baca juga: Fungsi Saraf Motorik dan Bagaimana Cara Menjaganya
Tanda klasik ERB palsy adalah lengan menggantung ke samping dan kehilangan sensasi. Komplikasi cedera pleksus brakialis meliputi:
Baca juga: Seperti Apa Posisi Tidur Penderita Saraf Kejepit Agar Merasa Nyaman?
Dalam sebagian besar kasus yang ditangani, penyebab utama umumnya kecelakaan kendaraan biasanya pada kendaraan roda dua. Daftar penyebab umum disebutkan di bawah ini:
Baca juga: Makanan untuk Menjaga Kesehatan Sistem Saraf
Diagnosis ERB Palsy dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
Dilakukan pemetaan otot untuk mengetahui bagian jaras saraf yang terlibat dalam cedera. Hal ini membantu secara pasti mengetahui saraf mana saja yang cedera
Penting untuk dicatat hilangnya sensasi dan sering kali apa yang dirasakan pasien sebagai sensasi yang berubah. Namun pada pengujian sensorik yang ketat, area ini juga sering dibius. Kulit kering adalah masalah dermatom yang terkena karena hilangnya fungsi sudomotor.
Penting untuk dicatat adanya trauma terkait karena memiliki pengaruh pada kemampuan pasien untuk diobati lebih awal. ERB Palsy terutama dapat terjadi dalam kasus patah tulang selangka, patah tulang lengan, maupun cedera area bahu dan leher.
Menurut pendapat para ahli, pemeriksaan ini mungkin satu-satunya penyelidikan paling penting untuk ERB palsy dan jauh lebih berharga untuk acuan membuat keputusan bedah dan terapeutik daripada teknik pencitraan apa pun.
ERB palsy dapat ditangani dengan baik bila dilakukan diagnosis dini secara tepat. Pengobatan terdiri dari:
Pengobatan suportif berfungsi untuk mengontrol gejala. Obat-obatan yang diberikan umumnya berupa penghilang nyeri, anti-inflamasi, dan obat-obatan penguat saraf untuk mengurangi rasa kesemutan dan mendukung pemulihan saraf.
Indikasi untuk operasi dan waktu pelaksanaan di rencanakan pada setiap cedera pleksus brakialis yang belum menunjukkan pemulihan spontan substansial dalam 3 bulan. Pengaturan waktu sangat penting karena cedera dapat menetap bila tidak ditangani dengan baik 20-24 bulan setelah kerusakan saraf. Jika ada kelumpuhan global dengan tanda-tanda cedera yang jelas pada MRI maka tidak ada penundaan yang dibenarkan. Operasi dapat dilakukan dalam beberapa hari atau minggu untuk mendapatkan hasil maksimal dari kemungkinan transfer saraf. Penundaan operasi lebih dari 6 bulan setelah diagnosis dapat mempengaruhi hasil secara signifikan.
Hasil pengobatan ERB palsy sangat bervariasi bergantung dengan tingkat cedera serta tindakan yang dilakukan untuk usaha pengobatan. Cedera ringan hanya menyebabkan kelemahan ringan yang dapat diatasi dengan pengobatan suportif. Pemulihan umumnya terjadi dalam waktu sekitar 3 bulan menggunakan obat-obatan yang adekuat. Cedera sedang hingga berat yang dapat didiagnosis secara pasti dengan elektrofisiologi harus segera dievaluasi lebih detail untuk penentuan indikasi operasi. Operasi saraf merupakan operasi yang cukup rumit dengan hasil bervariasi tergantung pada beberapa parameter:
Baca juga: Inilah Cara Menyembuhkan Saraf Kejepit Dengan Benar
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
dr. Lisca Namretta menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019. Saat ini penulis bekerja sebagai asisten peneliti sel punca jantung serta melakukan praktik dokter umum di Klinik Pesona Medika, Jakarta.
Thatte MR, Babhulkar S, Hiremath A. Brachial plexus injury in adults: Diagnosis and surgical treatment strategies. Ann Indian Acad Neurol. 2013 Jan;16(1):26-33. doi: 10.4103/0972-2327.107686. PMID: 23661959; PMCID: PMC3644778.
Srilakshmi D, Chaganti S. A holistic approach to the management of Erb’s palsy. J Ayurveda Integr Med. 2013 Oct;4(4):237-40. doi: 10.4103/0975-9476.123713. PMID: 24459391; PMCID: PMC3891180.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics