Beranda > Artikel > Mengenali Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

Mengenali Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

Tahukah anda bahwa manusia dapat bernapas karena melalui proses yang kompleks? Secara sederhana, proses pertama yang terjadi ketika anda bernapas adalah masuknya oksigen melalui rongga hidung, kemudian terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam paru-paru, kemudian karbon monoksida tersebut akan dikeluarkan kembali melalui rongga hidung. Manusia dapat bernafas dengan normal karena mendapat signal dari otak. Bagian otak yang mengatur proses ini adalah medulla oblongata. Ketika kadar karbon dioksida di dalam darah tinggi, medulla oblongata akan memberikan signal untuk meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan cara meningkatkan kerja otot diafragma. Frekuensi pernapasan normal adalah antara 12 – 20 kali per menit (1), namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan yang perlu anda kenali, apa saja faktor-faktor tersebut?

 

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap frekuensi pernapasan anda. Berdasarkan penelitian, lelaki cenderung memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada perempuan, karena volume paru-paru yang lebih besar. (2)

2. Usia

Usia juga berpengaruh pada frekuensi pernapasan. Faktanya, bayi memiliki frekuensi yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak maupun orang dewasa. Jadi jangan heran apabila bayi anda bernapas lebih cepat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh bayi untuk berkembang lebih banyak daripada orang dewasa. (3)

3. Suhu tubuh

Pernahkah anda menyadari, ketika anda di daerah yang cenderung lebih dingin, napas anda jadi terasa lebih cepat? Hal ini dapat terjadi karena otak memberikan signal agar paru-paru meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan tujuan mempercepat pembakaran energi, agar tubuh anda tetap terasa hangat. (4)

4. Berat badan

Semakin berat badan anda, maka frekuensi pernapasan anda juga akan semakin meningkat. Hal ini dapat dikarenakan peningkatan berat badan dapat memberikan beban tambahan pada otot-otot pernapasan untuk bekerja, mengakibatkan membutuhkan energi ekstra untuk bernapas. (5)

5. Berat aktivitas

Apabila anda memiliki aktivitas yang berat, maka frekuensi pernapasan anda akan cenderung lebih cepat. Hal ini disebabkan karena tubuh anda membutuhkan oksigen yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang memiliki aktivitas ringan. Semakin berat aktivitas anda, maka energi yang anda butuhkan akan semakin besar pula. (6)

6. Posisi tubuh

Ketika anda berdiri, frekuensi pernapasan anda cenderung akan lebih cepat dibandingkan ketika anda tidur atau beristirahat. Anda memerlukan lebih banyak energi untuk menjaga tubuh agar tidak jatuh, dan salah satu mekanisme tubuh untuk memperoleh energi tersebut adalah dengan meningkatkan frekuensi pernapasan anda. (7)

 

Faktor-faktor diatas dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi frekuensi pernapasan anda. Frekuensi pernapasan yang normal dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh agar tetap terjaga kesehatannya. Apabila terlalu cepat, anda dapat merasa sesak karena pertukaran udara di paru-paru tidak seimbang.

 

Aplikasi Carevo - Aplikasi Catatan Kesehatan Personal Health Records

 

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo di https://www.carevo.id/personal-health-record

 

Referensi

  1. Chourpiliadis C, Bhardwaj A. Physiology, respiratory rate. NCBI. 2021. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537306/
  2. LoMauro A, Aliverti A. Sex differences in respiratory function. Breathe (Sheff). 2018; 14(2): 131-40. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5980468/
  3. Wallies LA, Healy M, Undy MB, Maconochie I. Age related reference ranges for respiration rate and heart rate from 4-16 years. BMJ Journals. 2004; vol. 90 issue 11. Diakses dari: https://adc.bmj.com/content/90/11/1117
  4. Davies P, Maconochie I. The relationship between body temperature, heart rate, and respiratory rate in children. Emerg med J. 2009; 26(9): 641-3. Diakses dari: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19700579/
  5. Bhatti U, Laghari ZA, Syed BM. Effect of body mass index on respiratory parameters: a cross-sectional analytical study. Pak J Med Sci. 2019; 35(6): 1724-9. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6861468/
  6. PubMed. Your lungs and exercise. Breathe (Sheff). 2016; 12(1): 97-100. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4818249/
  7. Katz S, Arish N, Rokach A. A effect of body position on pulmonary function: a systematic review. BMC Pulmonary Medicine. 18(159). Diakses dari: https://bmcpulmmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12890-018-0723-4

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics