Beranda > Artikel > Fistula Perianal : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Fistula Perianal : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

fistula perianal adalah

Fistula perianal menjadi masalah yang mengganggu bagi pasien karena sifatnya yang kronis dan menimbulkan gejala tidak nyaman seperti nyeri dan keluarnya cairan berbau. Prevalensi kejadian fistula ani yang mencapai 8,6 per 100.000. Perlu diketahui penyebabnya dan cara-cara mengobatinya agar tepat sasaran.  

 

Apa itu Fistula Perianal?

 

Fistula Perianal adalah saluran kecil yang menghubungkan sumber infeksi di dalam usus besar dengan kulit di luar permukaan tubuh dekat anus. Anus ialah lubang muara dari saluran pencernaan tempat keluarnya kotoran/feces dari dalam tubuh. Di dalam anus ada kelenjar penghasil mucus. Terkadang kelenjar dapat tersumbat menyebabkan infeksi dan terbentuknya abses (benjolan berisi nanah). Lama kelamaan nanahnya membuat jalan keluar baru ke permukaan tubuh dan membentuk fistula perianal tersebut. 

 

Apa Ciri-Ciri Fistula Perianal? 

 

Tanda Fistula Perianal 

 

Tanda Fistula Perianal ialah: 

  • Keluarnya cairan berbau busuk dari dalam anus.
  • Lubang kecil baru di sekitar anus yang meradang (merah dan bengkak).
  • Nyeri saat buang air besar dan duduk.
  • Demam, meriang, kelelahan.
  • Iritasi kulit sekitar anus akibat cairan yang keluar 

 

Gejala Fistula Perianal 

 

Diagnosis fistula ani ditegakkan melalui anamnesis adanya discharge perianal, nyeri, atau perdarahan pada daerah kulit sekitar anus. Biasanya disertai riwayat nyeri, bengkak, dan drainase secara sengaja maupun spontan dari abses perianal. Selain itu, pada anamnesis perlu ditanyakan kondisi medis pasien yang dapat menjadi faktor risiko fistula ani, seperti penyakit Crohn, divertikulitis, tuberkulosis, HIV, riwayat terapi steroid, atau riwayat terapi radiasi untuk kanker rektum atau kanker prostat. Faktor risiko gaya hidup juga perlu ditanyakan kepada pasien, seperti riwayat merokok, konsumsi alkohol, duduk terlalu lama di toilet, riwayat diet tinggi garam, dan berat badan berlebih. 

 

Baca Juga: Tracheoesophageal Fistula : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

 

Apa Penyebab Fistula Perianal? 

 

Penyebab dari Fistula Perianal ialah infeksi dari kelenjar di dalam anus yang menjadi abses dan membuat saluran baru di bawah kulit tempat keluarnya nanah. Penyebab lainnya dari fistula perianal adalah: penyakit Crohn (penyakit peradangan usus besar), cedera pada anus, penyakit menular seksual, diverticulitis, tumor atau kanker pada usus besar. Etiologi fistula ani belum diketahui secara jelas, tetapi biasanya diawali oleh infeksi anorektal. Beberapa mikroba yang menjadi penyebab ialah Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus, Prevotella, Fusobacterium, Porphyromonas, Clostridium, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Abses perianal dapat menyebabkan adanya ruang kosong yang menetap, membentuk kista atau fistula antara kanalis analis dengan kulit. 

 

PHR

 

Apa Faktor Resiko dari Fistula Perianal? 

 

1. Usia dan jenis kelamin 

 

Jenis kelamin pria lebih beresiko. Dan berusia sekitar 30-50 tahun sering mengalami penyakit ini.

 

2. Penyakit usus besar 

 

Jika mempunyai penyakit peradangan di usus besar seperti penyakir Crohn atau diverticulitis mudah menjadi abses dan fistula perianal. 

 

3. Infeksi spesifik 

 

Yang dimaksud ialah penderita Tuberkulosis dan HIV sering mengalami infeksi di daerah anus ini.

 

4. Penyakit sistemik 

 

Individu dengan diabetes, hyperlipidemia, dan obesitas. 

 

5. Kebiasaan 

 

Yang dimaksud ialah kebiasaan merokok atau duduk lama di toilet atau mengedan lama saat BAB. 

 

Baca Juga: Mari Mengenal Apa Itu Hemoroid dan Perbedaannya dengan Ambeien

 

Bagaimana Cara Mendiagnosis Fistula Perianal 

 

Beberapa tes untuk mendiagnosis fistula perianal yaitu:

 

1. Anoskopi 

 

Merupakan teropong anus dengan ujungnya ada kamera untuk mengevaluasi saluran anus, termasuk melihat pangkal atau sumber dari fistula. 

 

2. Ultrasonografi Endoanal 

 

USG menggunakan gelombang suara dan probe yang dimasukkan ke dalam anus bisa memberikan gambaran fistula, otot sphinkter, dan jaringan sekitarnya. 

 

3. MRI 

 

Pemeriksaan MRI daerah anus biasanya menjadi pilihan pemeriksaan untuk evaluasi fistula yang kompleks atau berulang. Pemeriksaan MRI dapat mengidentifikasi lokasi primer traktus fistula dan apabila ditemukan adanya ekstensi ke otot sekitar. 

 

Baca Juga: Ini Dia Manfaat Buah Alpukat untuk Pencernaan Kita

 

Bagaimana Cara Menangani Fistula Perianal 

 

Bila Anda mengalami abses dan/ atau fistula perianal, Anda sebaiknya memeriksakan diri langsung ke dokter atau dokter spesialis bedah. Kebanyakan kasus fistula perianal perlu ditangani dengan pembedahan dan pemberian beberapa jenis obat, termasuk antibiotik jika penyebabnya ialah infeksi bakteri. Tujuan operasi adalah untuk menghilangkan fistula dan melindungi otot sfingter anus guna mencegah inkontinensia tinja, yaitu kehilangan kendali untuk buang air besar. Beberapa pilihan pengobatan untuk fistula perianal yaitu:

 

1. Fistulotomy

 

Dokter bedah akan memotong lubang pangkal dari fistula, mengosongkan isinya, membuang jaringan yang terkontaminasi, lalu meratakan terowongannya dan menjahit sepanjang terowongannya. 

 

2. Endorectal advancement flap

 

Dokter bedah akan membuat flap dari dinding rektum sebelum mengangkat jaringan pangkal fistula. Flap kemudian digunakan untuk menggantikan jaringan yang diangkat. Hal ini untuk menjaga agar tidak terangkatnya jaringan otot sphinkter ani dalam jumlah besar. 

 

3. Ligation of the intersphincteric fistula tract (LIFT)

 

Prosedur LIFT adalah prosedur dua tahap untuk menutup fistula yang lebih kompleks dan dalam. Diindikasikan untuk fistula transphinkter. 

 

4. Seton

 

Prosedur ini menggunakan benang bedah (seton) yang ditempatkan di saluran fistula untuk menunggu saluran fistula mengering dan mengatasi infeksi untuk kemudian dikombinasikan dengan operasi penutupan. 

 

Segera temui dokter jika anda atau orang yang anda kasihi ditemukan memiliki gejala dan tanda serupa agar tatalaksana yang cepat dan tepat dapat diberikan oleh ahlinya. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Article Reviewed by dr. Andry Yoshua

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics