
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Henti jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia, dan salah satu yang harus diwaspadai semua orang. Hal ini dapat menyerang siapa saja, di mana saja, kapan saja – sering kali dengan sedikit atau tanpa peringatan. Meskipun paling sering terjadi pada orang dewasa berusia di atas 40 tahun, hal ini juga dapat terjadi pada orang muda karena kondisi jantung yang mendasarinya atau oleh peristiwa traumatis seperti kecelakaan mobil. Meskipun kesadaran dan tanda-tandanya telah meningkat akhir-akhir ini, masih ada kebingungan di dalam masyarakat kita tentang apa sebenarnya henti jantung itu dan bagaimana cara terbaik untuk mencegahnya terjadi. Pada artikel ini, kami akan mendefinisikan henti jantung dan mendiskusikan gejala-gejalanya, kemungkinan penyebabnya, metode diagnosis, dan perawatan yang tersedia, sehingga Anda dapat lebih memahami cara melindungi diri Anda dari episode fatal seperti keadaan darurat kesehatan yang berpotensi mengancam jiwa ini.
Henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung dan kesadaran secara tiba-tiba dan tidak terduga. Hal ini terjadi ketika sistem listrik jantung mengalami malfungsi, menyebabkan jantung berdetak tidak teratur atau berhenti berdetak. Gejalanya antara lain yaitu tiba-tiba pingsan, tidak ada gerakan atau respons, tidak ada denyut nadi atau pernapasan, dan kepala terasa ringan atau pusing secara tiba-tiba. Pastikan untuk segera mencari pertolongan medis karena henti jantung mendadak bisa berakibat fatal dalam hitungan menit jika tidak ditangani.
Baca juga: Apa itu Penyakit Murmur Jantung?
Henti jantung mendadak adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan banyak kematian setiap tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan listrik di jantung yang menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti berdetak dan menyebabkan kematian. Penyebab umum henti jantung adalah fibrilasi ventrikel, penyakit arteri koroner dan kelainan jantung bawaan. Fibrilasi ventrikel adalah ketika jantung berkontraksi secara spontan dengan cara yang cepat dan tidak terkoordinasi dengan baik. Penyakit arteri koroner dapat menyebabkan arteri tersumbat, mengurangi jumlah oksigenasi yang mampu masuk ke jantung dan menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat. Terakhir, cacat jantung bawaan tertentu seperti kardiomiopati hipertrofik yang menyebabkan jantung membesar biasanya menyebabkan henti jantung karena beban kerja berat yang diberikan pada jantung selama aktivitas fisik. Memahami lebih lanjut tentang penyebabnya dapat membantu keputusan hidup sehari-hari yang berkaitan dengan kesehatan, tingkat aktivitas, dan tindakan pencegahan.
Ketika seseorang mengalami henti jantung mendadak, ini adalah keadaan darurat medis. Sangat penting untuk tetap tenang dan segera memberikan pertolongan. Pertama, periksa apakah mereka sadar atau tidak. Teriakkan nama mereka dan goyangkan mereka dengan lembut, kemudian hubungi 112 (nomor panggilan darurat) dan dapatkan instruksi yang jelas tentang cara melakukan CPR dengan benar sampai tenaga medis profesional tiba. Sambil menunggu bantuan, Anda dapat memeriksa tanda-tanda kehidupan yang terlihat dengan melihat dada mereka dan memeriksa apakah mereka bernapas dengan normal. Selain itu, jika orang tersebut tidak memiliki tanda-tanda kehidupan yang terlihat, mulailah kompresi dada sambil secara bersamaan memanggil instruksi kepada mereka yang hadir bersama Anda sehingga seseorang dapat pergi mencari AED (defibrilator eksternal otomatis). Penting untuk diingat bahwa tindakan yang tepat waktu sangat penting pada saat-saat seperti ini karena respons yang cepat sangat meningkatkan peluang bertahan hidup bagi korban serangan jantung mendadak.
Baca juga: 8 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Dicoba
Terhentinya aliran darah secara tiba-tiba ini bisa menyebabkan kerusakan serius dan terkadang tidak dapat dipulihkan pada otak dan organ tubuh lainnya. Tanpa penanganan darurat, serangan jantung mendadak hampir selalu berakibat fatal, dengan kurang dari 10% korban yang selamat. Lebih jauh lagi, korban yang selamat dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti gangguan neurologis atau kematian mendadak selama atau sesaat setelah aktivitas fisik karena kelemahan yang tidak terdiagnosis dalam sistem kelistrikan jantung. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk menyadari risiko yang terkait dengan henti jantung mendadak, sehingga mereka dapat mengenali tanda-tandanya lebih awal dan segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Ada beberapa langkah proaktif yang dapat diambil untuk mencegah serangan jantung mendadak, seperti makan makanan seimbang yang penuh dengan makanan utuh, berolahraga secara teratur dan membatasi asupan kafein dan alkohol. Selain itu, individu harus menemui dokter mereka untuk pemeriksaan rutin untuk melacak kesehatan jantung mereka. Karena serangan jantung mendadak sering kali terkait dengan kondisi jantung yang mendasarinya, deteksi dan diagnosis dini oleh dokter dapat meningkatkan peluang untuk selamat dari peristiwa yang mengancam jiwa ini. Oleh karena itu, mengambil tindakan pencegahan seperti memeriksakan diri ke dokter secara teratur membantu mengurangi risiko serangan jantung yang tidak terduga dan memungkinkan individu untuk hidup lebih sehat.
Baca juga: Gejala Awal Penyakit Jantung dan Pencegahan yang Bisa Anda Lakukan
Itulah serangkaian informasi seputar Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah henti jantung mendadak. Selalu jaga kesehatan dan simpan catatan kesehatan anda di Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Artikel ini direview oleh: dr. Mikhael Yosia
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics