Normal bagi manusia apabila tubuhnya mengeluarkan keringat saat berada di tempat bersuhu panas atau berolahraga. Lain cerita kalau keringat yang diproduksi berlebihan dan mengaliri bagian tubuh tertentu hingga mengganggu aktivitas kita. Hiperhidrosis adalah istilah untuk menggambarkan kondisi keringat berlebihan tersebut.
Penderita hiperhidrosis pun ditandai dengan ciri-ciri atau gejalanya, jadi bisa dilakukan langkah preventif. Untuk mengetahui lebih dalam, bacalah artikel Carevo ini selengkapnya.
Sederhananya, hiperhidrosis adalah keluarnya keringat secara berlebihan dan tidak normal. Hiperhidrosis terjadi ketika kita tidak beraktivitas atau berada di lokasi yang sejuk. Keringat yang keluar pun banyak, bahkan membasahi pakaian kita. Kondisi ini tidak hanya menandakan kelainan dalam tubuh, tapi membuat penderitanya jadi minder saat bersosialisasi.
Kelenjar keringat pada penderita hiperhidrosis bekerja secara berlebihan, sehingga keringat yang dihasilkan pun meningkat. Selain itu, ada pula kondisi medis atau psikis tertentu yang bisa memicu hiperhidrosis.
Baca Juga: Hipertonik: Pengertian, Manfaat, dan Jenis Cairan Hipertonik
Ada dua jenis penderita hiperhidrosis, yaitu focal hyperhidrosis dan generalized hyperhidrosis. Focal hyperhidrosis merupakan gangguan kulit akut dan diwariskan secara genetik lewat mutasi gen yang dihasilkan. Biasanya, area yang terkena focal hyperhidrosis hanya di telapak tangan, telapak kaki, ketiak, dan kepala.
Generalized hyperhidrosis sendiri muncul karena masalah medis yang sedang dialami, seperti diabetes dan penyakit Parkinson. Ada pula kandungan obat-obatan atau suplemen yang memicu generalized hyperhidrosis. Jika focal hyperhidrosis disebut hiperhidrosis primer, generalized hyperhidrosis kerap disebut hiperhidrosis sekunder lantaran terjadi akibat kondisi tertentu.
Pada dasarnya, gejala yang dialami penderita hiperhidrosis berbeda setiap orangnya. Perbedaan gejala ini pun menentukan tingkat keparahan hiperhidrosis yang dialami. Penderita hiperhidrosis bisa dikenali jika menemukan gejala ini:
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Mental Illness dan Macam-macamnya
Tanda-tanda yang muncul di atas menjadi sinyal awal bagi penderita hiperhidrosis. Jika dibiarkan, hiperhidrosis dapat membawa bahaya besar bagi tubuh, seperti:
Kabar bagusnya, hiperhidrosis bisa dihindari hanya lewat kebiasaan. Pola makan dan gaya hidup ternyata bisa memengaruhi kadar keringat yang keluar dari tubuh. Lakukan cara di bawah ini untuk menghindari hiperhidrosis.
Orang dengan hiperhidrosis memiliki pantangan makanannya sendiri agar tidak memicu keluarnya kelenjar keringat. Hindari makanan dan minuman mengandung MSG atau micin, kafein, dan alkohol. Makanan pedas atau berbumbu kuat lainnya pun harus dihindari.
Baca Juga: 7 Makanan Yang Mengandung Melatonin untuk Kebutuhan Tidur
Ada pula orang yang menghasilkan banyak keringat di kakinya, sehingga tidak nyaman saat beraktivitas. Untuk menghindarinya, cobalah ikuti tips di bawah ini:
Deodoran memang ampuh untuk menyamarkan bau keringat, tapi belum cukup untuk menguranginya. Jadi, pilihlah deodoran yang berfungsi ganda sebagai antiperspirant sehingga kadar keringat berkurang. Gunakan setiap malam sebelum tidur selama 3-5 malam, baru kurangi penggunaannya menjadi sekali atau dua kali seminggu.
Hiperhidrosis adalah kondisi yang tidak terlalu berbahaya, tapi lebih baik dibawa ke dokter kulit untuk diketahui penyebabnya. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Sumber:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17113-hyperhidrosis
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/symptoms-causes/syc-20367152
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics