
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Human Papilloma Virus merupakan salah satu virus yang banyak dibicarakan karena kaitannya dengan penyakit kutil dan juga kanker. Penularan virus HPV biasanya melalui kontak langsung dengan kulit atau hubungan seks dengan penderita. HPV juga bisa menyebabkan kanker serviks pada individu beresiko. Agar terhindar dari virus ini, ketahui penyebab dan gejala virus HPV, serta cara mencegahnya berikut ini.
HPV atau Human Papillomavirus adalah virus yang menyebabkan kutil dan kanker, yang penyebarannya sering terjadi lewat aktivitas seks. HPV dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Ada lebih dari 100 subtipe HPV dan 40 diantaranya menular melalui kontak seksual dan mengenai kelamin, mulut, dan tenggorokan. Beberapa jenis HPV tidak menimbulkan gejala serius tetapi ada juga yang sebabkan kutil bahkan kanker dari serviks, anus, dan tenggorokan. HPV juga dibagi dua golongan yaitu HPV risiko tinggi atau onkogenik yaitu tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58, sedangkan HPV risiko rendah atau HPV non-onkogenik yaitu tipe 6, 11, 32.
Infeksi HPV bisa tanpa tanda, munculnya kutil di permukaan kulit, maupun kecurigaan kanker di daerah serviks. Ciri kutil di kulit sesuai dengan area tumbuhnya ialah:
Kutil jenis ini biasanya tumbuh di tangan dan jari-jari. Kutil ini berbentuk benjolan yang terasa kasar dan dapat terasa sakit serta rentan mengalami perdarahan.
Kutil di telapak kaki berbentuk benjolan keras dan terasa kasar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman saat menapak.
Kutil di wajah memiliki permukaan yang datar. Pada anak-anak, kutil di wajah lebih sering muncul di daerah rahang bawah.
Kutil kelamin berbentuk seperti kembang kol dan bisa tumbuh pada kelamin wanita di area vulva atau vagina. Pada laki-laki kutil kelamin tumbuh di area penis dan skrotum. Selain di kelamin, kutil juga bisa tumbuh di dubur dan menimbulkan rasa gatal.
Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV tapi perkembangannya memakan waktu lama sampai puluhan tahun. Vaksinasi HPV memberikan perlindungan yang efektif terhadap resiko kanker serviks.
HPV dapat sembuh tanpa pengobatan, tetapi dapat menyebabkan kutil atau kanker. Jenis HPV resiko rendah penyebab kutil jarang timbulkan gejala sementara infeksi HPV resiko tinggi yang berlangsung selama bertahun-tahun mungkin memiliki gejala. Gejala tersebut merupakan perkembangan ke arah kanker dan gejalanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terkena.
Baca Juga: Penyebab Terlambat Menstruasi yang Wajib Diwaspadai
Penyebab dari infeksi Human Papillomavirus atau HPV adalah virus yang memasuki tubuh melalui kontak antara selaput lendir atau kontak antara permukaan kulit yang tidak utuh (ada luka atau abrasi). Terjadilah transfer virus dari satu orang ke orang lainnya. Pada hubungan seksual secara genital ke genital maka transfer terjadi ke organ kelamin. Tetapi bisa juga hubungan dilakukan secara oral atau anal sehingga virus masuk ke tenggorokan atau anus.
Semakin sering bergonta-ganti pasangan semakin beresiko terjangkit virus HPV ini. Hubungan seksual dengan orang yang banyak berganti pasangan juga meningkatkan resiko.
Kutil umum biasanya terjadi pada usia anak-anak sedangkan kutil kelamin banyak terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Sedangkan kanker serviks karena perkembangannya 10-20 tahun biasanya terjadi pada wanita di atas 40 tahun.
Penderita dengan HIV atau menjalani pengobatan imunosupresi memiliki kekebalan tubuh yang rendah sehingga lebih beresiko untuk terinfeksi virus HPV ini.
Memiliki luka terbuka atau kulit yang terkelupas dapat menjadi jalan masuknya virus ke dalam tubuh.
Hubungan seks lewat anus lebih beresiko menularkan virus HPV.
HPV tidak bisa diperiksa dari dalam darah sehingga untuk mengurangi resiko kanker ialah dengan cara deteksi dini sebagai berikut:
Baca Juga: Kenali 6 Gejala Kanker Serviks pada Tubuh Anda
Tes ini dilakukan untuk mereka yang sudah aktif secara seksual.
Infeksi HPV dapat tidak bergejala, menimbulkan kutil, atau kelainan prakanker sampai kanker. Pada kutil umum dan kutil kelamin ada beberapa obat-obatan yang bisa digunakan. Pada kutil yang membandel atau kelainan menjurus kanker, dokter spesialis kulit dan kelamin atau dokter spesialis kandungan dapat membekukan, membakar, atau mengangkatnya melalui pembedahan. Beberapa pilihan pengobatan untuk Human Papillomavirus adalah:
Salicylic acid untuk kutil pada area tubuh atau kutil umum. Efek sampingnya iritasi kulit.
Imiquimod salep meningkatkan imun tubuh untuk menghancurkan virus. Bisa digunakan untuk area kelamin dan anus.
Podofilox bekerja dengan menghancurkan kutil kelamin. Dapat menimbulkan efek samping gatal dan rasa terbakar sehingga harus dikerjakan dokter.
Zat kimia ini meluruhkan kutil pada area telapak tangan, telapak kaki, dan dapat juga area kelamin. Efek sampingnya berupa iritasi lokal sehingga harus dikerjakan dokter.
Pembedahan bisa dengan bedah skalpel, bedah listrik/ electrocautery, maupun laser.
Jika hasil pemeriksaan pap smear abnormal dokter spesialis kandungan akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa kolposkopi yaitu dengan alat dan lensa khusus melihat area dari serviks dengan pembesaran. Dokter akan melakukan biopsi dari bagian serviks yang kelihatan abnormal. Semua kelainan yang mengarah kepada kanker sebaiknya diangkat, jenis metodenya bisa loop electrosurgical excision procedure (LEEP) dan cold knife conization.
Baca Juga: Teratoma Ovarium: Pengertian, Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
CDC merekomendasikan vaksin untuk anak laki-laki dan anak perempuan mulai usia 11 atau 12 tahun. Dua dosis vaksin diberikan dengan jarak 6 bulan. Pada pemberian usia 15 sampai 26 tahun dosisnya tiga kali yaitu jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi pertama dan ketiga. Sekarang mereka yang berusia 27 sampai 45 tahun juga bisa mendapatkan vaksinasi dengan 3 dosis.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, anak perempuan usia di bawah 9–13 tahun dianjurkan untuk menjalani dua kali vaksinasi HPV dengan selang waktu 12 bulan. Sementara perempuan usia di atas 13–45 tahun disarankan untuk menjalani tiga kali vaksinasi HPV, dengan jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksinasi pertama dan ketiga.
Tidak hanya pada wanita, vaksinasi juga perlu dilakukan pada pria untuk mencegah penyebaran HPV. Pria dan wanita usia 27–45 tahun yang belum pernah menerima vaksin HPV juga dapat melakukan vaksinasi yang berjenis 9-valen.
Segera temui dokter jika anda atau orang yang anda kasihi ditemukan memiliki gejala dan tanda serupa agar tatalaksana yang cepat dan tepat dapat diberikan oleh ahlinya. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Article Reviewed by dr. Andry Yoshua
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics