
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Dalam hidup sehari-hari mungkin Anda pernah menemukan seseorang dengan kondisi kepala yang lebih besar dari ukuran kepala pada umumnya. Pembesaran kepala ini disebut sebagai hydrocephalus. Gambaran lengkapnya akan dibahas di dalam artikel ini.
Merujuk dari kosakatanya, yaitu ‘hidro’ yang berarti air dan ‘sefalus’ yang berarti kepala, maka secara keilmuan hydrocephalus diartikan sebagai penumpukan cairan di dalam ventrikel otak manusia.
Penumpukan cairan ini menyebabkan pelebaran dari ruang ventrikel otak yang menyebabkan ruangan otak menyempit dan meningkatkan tekanan di dalam otak penderitanya.
Di dalam otak manusia terdapat cairan cerebrospinal (CSF) yang melindungi otak dan saraf tulang belakang manusia. Pada fungsi normalnya cairan ini mengalir melalui ventrikel dan membasahi otak dan persarafan di tulang belakang kita. Kemudian cairan yang berlebih akan kembali diserap oleh pembuluh darah kita, dan proses tersebut akan kembali berulang.
Gejala hydrocephalus bisa berbeda bergantung dari masing-masing pasien terutama dari usia mereka. Berikut ini gejala-gejala yang muncul pada penderita berdasarkan usia:
Baca Juga: Turner Syndrome : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Gejala-gejala ini bisa ditemukan secara bersamaan dan bisa juga hanya satu gejala dominan, serta hal ini bisa berbeda-beda dari masing-masing penderitanya.
Hydrocephalus memiliki penyebab yang beragam seperti:
Hydrocephalus dapat dikategorikan sebagai berikut:
Ini adalah jenis hydrocephalus yang muncul saat bayi lahir atau saat dewasa yang disebabkan oleh penyakit lain atau riwayat rudapaksa pada otak.
Berbeda dengan hydrocephalus yang didapat, hydrocephalus kongenital ini muncul saat lahir dan disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan otak saat masih janin.
Hydrocephalus jenis ini diduga terjadi akibat produksi CSF yang berlebih atau adanya gangguan penyerapan CSF tersebut, sehingga terjadilah penumpukan cairan tersebut.
Hydrocephalus ini merupakan lawan dari hydrocephalus komunikans. Penyakit ini disebabkan adanya sumbatan atau bendungan yang mengganggu proses aliran CSF. Penyebabnya seperti adanya massa di dalam otak.
Hydrocephalus tipe ini sering ditemukan terutama pada pasien dewasa dengan adanya penyakit degeneratif, seperti penyakit Alzheimer atau stroke. Keduanya menyebabkan ukuran otak menyusut.
Dokter dapat menegakkan diagnosis hydrocephalus melalui wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai apakah gejala dan tanda hydrocephalus ada pada penderitanya. Pemeriksaan yang dokter lakukan berupa:
Dari pemeriksaan ini dokter dapat menilai kekuatan motorik dan refleks seseorang, lalu keseimbangan dan koordinasi, pemeriksaan penglihatan, dan gerak bola mata.
Pemeriksaan psikologis dan mood ini menjadi penting pada kasus-kasus tertentu, mereka yang menderita hydrocephalus bisa menunjukkan perubahan personal, gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, dan hingga bisa melakukan tindak pencurian (shoplifting). Bila ditemukan gejala-gejala itu, dokter dapat menambahkan obat untuk mengontrol gejala-gejala kejiwaan yang muncul.
Baca Juga: Menopause Dini: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya
Pemeriksaan saraf mata menjadi penting pada pasien yang dicurigai mengalami hydrocephalus. Pada kebanyakan kasus hydrocephalus, saraf mata umumnya akan tertekan sehingga dapat ditemukan abnormalitas.
Kemudian untuk memastikan lagi, dokter pemeriksa akan meminta pemeriksaan tambahan, seperti:
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan pertama yang akan diminta oleh dokter anak bila menemukan kecurigaan seorang bayi mengalami hydrocephalus. Pemeriksaan ini cenderung aman dikarenakan tidak menggunakan sinar radiasi.
Pencitraan kepala yang diminta adalah melalui pemeriksaan CT-Scan dan MRI kepala. Pemeriksaan ini untuk menemukan adanya struktur yang tidak normal di dalam kepala seseorang. Kedua pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada pasien-pasien dewasa.
Pemeriksaan ini dimintakan oleh dokter agar dapat mengukur dan memperkirakan tekanan CSF dan menganalisis cairan tersebut. Apakah terdapat bukti-bukti infeksi yang dapat ditemukan seperti abnormalitas hasil pemeriksaan.
Baca Juga: Distrofi Otot Duchenne: Pengertian, Gejala, dan Cara Penanganannya
Penanganan hydrocephalus melalui operasi. Opsi operasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Pemasangan selang ini dimasukkan melalui otak dan disambungkan ke dalam suatu tabung fleksibel yang diletakkan di bawah kulit untuk membuang cairan berlebih ke dalam rongga dada atau rongga perut yang akhirnya bisa diserap kembali oleh tubuh.
Tindakan ini dilakukan untuk melancarkan aliran CSF keluar dari otak. Berdasarkan kosakatanya ‘stomi’ yang artinya membuat lubang atau melubangi. Tindakan ini dilakukan pada ventrikel tiga guna menurunkan tekanan di dalam kepala.
Selain penanganan secara operasi diperlukan terapi tambahan, seperti:
Terapi ini dapat memulihkan fungsi masing-masing individu agar dapat berkembang secara normal kembali.
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi kemungkinan adanya masalah mental yang muncul. Melalui terapi ini diharapkan adanya dukungan yang cukup kuat bagi penderita maupun keluarganya.
Hydrocephalus merupakan penyakit yang sifatnya berlangsung lama, sehingga diperlukan penanganan sesegera mungkin agar tidak terjadi keparahan gejala. Selain itu diharapkan pula adanya dukungan keluarga yang dapat membantu proses penanganan penyakit ini. Bila Anda menemukan gejala-gejala yang ada, maka sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter sehingga dapat diberikan pertolongan sesegera mungkin.
Albert
Dr. Albert Novianto lahir di Jakarta, 14 November 1992. Penulis menempuh pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Jakarta dan menyelesaikan pendidikan di tahun 2017.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics