Beranda > Artikel > Hydrocephalus: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

Hydrocephalus: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

hydrocephalus-adalah

Dalam hidup sehari-hari mungkin Anda pernah menemukan seseorang dengan kondisi kepala yang lebih besar dari ukuran kepala pada umumnya. Pembesaran kepala ini disebut sebagai hydrocephalus. Gambaran lengkapnya akan dibahas di dalam artikel ini. 

 

Apa itu Hydrocephalus? 

 

Merujuk dari kosakatanya, yaitu ‘hidro’ yang berarti air dan ‘sefalus’ yang berarti kepala, maka secara keilmuan hydrocephalus diartikan sebagai penumpukan cairan di dalam ventrikel otak manusia.

Penumpukan cairan ini menyebabkan pelebaran dari ruang ventrikel otak yang menyebabkan ruangan otak menyempit dan meningkatkan tekanan di dalam otak penderitanya.

Di dalam otak manusia terdapat cairan cerebrospinal (CSF) yang melindungi otak dan saraf tulang belakang manusia. Pada fungsi normalnya cairan ini mengalir melalui ventrikel dan membasahi otak dan persarafan di tulang belakang kita. Kemudian cairan yang berlebih akan kembali diserap oleh pembuluh darah kita, dan proses tersebut akan kembali berulang.  

 

Gejala Hydrocephalus yang Bisa Ditemukan 

 

Gejala hydrocephalus bisa berbeda bergantung dari masing-masing pasien terutama dari usia mereka. Berikut ini gejala-gejala yang muncul pada penderita berdasarkan usia: 

 

1. Bayi 

 

  • Perubahan ukuran kepala menjadi lebih besar dan bentuk kepala menjadi tidak simetris. Perubahan ukuran kepala ini disebabkan oleh belum menutupnya bagian puncak tengkorak secara sempurna, secara fungsi normalnya pada usia 24 bulan seluruh tengkorak akan menutup secara sempurna. 
  • Tonjolan pada puncak tulang tengkorak yang belum menutup (fontanel)  
  • Muntah. Tekanan yang tinggi di kepala menyebabkan bayi dapat mengalami muntah. 
  • Bayi sulit makan atau menyusu 
  • Bayi tampak rewel 
  • Bagian hitam mata tampak turun ke bawah atau ‘sun-setting’ 
  • Kejang 

 

2.  Usia anak, dewasa muda, hingga usia sampai lima puluhan tahun 

 

  • Sakit kepala 
  • Pandangan kabur atau bisa menjadi penglihatan berganda 
  • Mual hingga muntah 
  • Gangguan keseimbangan 
  • Secara perlahan ditemukan adanya gangguan pada saat berjalan dan berbicara 
  • Ketidakmampuan untuk mengontrol saat berkemih 
  • Sulit untuk tetap terjaga atau bangun 
  • Rasa mengantuk terus menerus 
  • Gangguan kepribadian dan kemampuan daya ingat. 

 

Baca Juga: Turner Syndrome : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

 

3. Usia lansia 

 

  • Tidak dapat berjalan 
  • Demensia dan gangguan mental yang progresif atau semakin parah 
  • Koordinasi yang semakin menurun 
  • Hilangnya kontrol saat berkemih 
  • Gangguan keseimbangan 

Gejala-gejala ini bisa ditemukan secara bersamaan dan bisa juga hanya satu gejala dominan, serta hal ini bisa berbeda-beda dari masing-masing penderitanya. 

 

PHR

 

Apa Penyebab Terjadinya Hydrocephalus? 

 

Hydrocephalus memiliki penyebab yang beragam seperti: 

  • Dapat diturunkan secara genetis 
  • Adanya tumor di dalam kepala 
  • Riwayat cedera kepala 
  • Riwayat perdarahan otak 
  • Riwayat infeksi otak seperti meningitis. 

Hydrocephalus dapat dikategorikan sebagai berikut: 

  • Hydrocephalus yang didapat (acquired hydrocephalus).

Ini adalah jenis hydrocephalus yang muncul saat bayi lahir atau saat dewasa yang disebabkan oleh penyakit lain atau riwayat rudapaksa pada otak. 

  • Hydrocephalus kongenital. 

Berbeda dengan hydrocephalus yang didapat, hydrocephalus kongenital ini muncul saat lahir dan disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan otak saat masih janin. 

  • Hydrocephalus komunikans.

Hydrocephalus jenis ini diduga terjadi akibat produksi CSF yang berlebih atau adanya gangguan penyerapan CSF tersebut, sehingga terjadilah penumpukan cairan tersebut. 

  • Hydrocephalus nonkomunikans atau hydrocephalus obstruktif.

Hydrocephalus ini merupakan lawan dari hydrocephalus komunikans. Penyakit ini disebabkan adanya sumbatan atau bendungan yang mengganggu proses aliran CSF. Penyebabnya seperti adanya massa di dalam otak. 

  • Hydrocephalus ex-vacuo.

Hydrocephalus tipe ini sering ditemukan terutama pada pasien dewasa dengan adanya penyakit degeneratif, seperti penyakit Alzheimer atau stroke. Keduanya menyebabkan ukuran otak menyusut. 

 

Menegakkan Diagnosis Hydrocephalus 

 

Dokter dapat menegakkan diagnosis hydrocephalus melalui wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai apakah gejala dan tanda hydrocephalus ada pada penderitanya. Pemeriksaan yang dokter lakukan berupa: 

 

1. Pemeriksaan Neurologis 

 

Dari pemeriksaan ini dokter dapat menilai kekuatan motorik dan refleks seseorang, lalu keseimbangan dan koordinasi, pemeriksaan penglihatan, dan gerak bola mata. 

 

2. Pemeriksaan Psikologis dan Mood 

 

Pemeriksaan psikologis dan mood ini menjadi penting pada kasus-kasus tertentu, mereka yang menderita hydrocephalus bisa menunjukkan perubahan personal, gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, dan hingga bisa melakukan tindak pencurian (shoplifting). Bila ditemukan gejala-gejala itu, dokter dapat menambahkan obat untuk mengontrol gejala-gejala kejiwaan yang muncul.

 

Baca Juga: Menopause Dini: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

 

3. Pemeriksaan Mata 

 

Pemeriksaan saraf mata menjadi penting pada pasien yang dicurigai mengalami hydrocephalus. Pada kebanyakan kasus hydrocephalus, saraf mata umumnya akan tertekan sehingga dapat ditemukan abnormalitas. 

Kemudian untuk memastikan lagi, dokter pemeriksa akan meminta pemeriksaan tambahan, seperti: 

 

1. Pemeriksaan dengan alat USG (ultrasonografi) 

 

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan pertama yang akan diminta oleh dokter anak bila menemukan kecurigaan seorang bayi mengalami hydrocephalus. Pemeriksaan ini cenderung aman dikarenakan tidak menggunakan sinar radiasi. 

 

2. Pencitraan kepala 

 

Pencitraan kepala yang diminta adalah melalui pemeriksaan CT-Scan dan MRI kepala. Pemeriksaan ini untuk menemukan adanya struktur yang tidak normal di dalam kepala seseorang. Kedua pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada pasien-pasien dewasa. 

 

3. Pemeriksaan cairan lumbal 

 

Pemeriksaan ini dimintakan oleh dokter agar dapat mengukur dan memperkirakan tekanan CSF dan menganalisis cairan tersebut. Apakah terdapat bukti-bukti infeksi yang dapat ditemukan seperti abnormalitas hasil pemeriksaan. 

 

Baca Juga: Distrofi Otot Duchenne: Pengertian, Gejala, dan Cara Penanganannya

 

Penanganan Hydrocephalus 

 

Penanganan hydrocephalus melalui operasi. Opsi operasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: 

 

1. Pemasangan Selang (Shunt)  

 

Pemasangan selang ini dimasukkan melalui otak dan disambungkan ke dalam suatu tabung fleksibel yang diletakkan di bawah kulit untuk membuang cairan berlebih ke dalam rongga dada atau rongga perut yang akhirnya bisa diserap kembali oleh tubuh. 

 

2. Ventriculostomy 

 

Tindakan ini dilakukan untuk melancarkan aliran CSF keluar dari otak. Berdasarkan kosakatanya ‘stomi’ yang artinya membuat lubang atau melubangi. Tindakan ini dilakukan pada ventrikel tiga guna menurunkan tekanan di dalam kepala. 

Selain penanganan secara operasi diperlukan terapi tambahan, seperti: 

 

1. Terapi okupasi dan perkembangan 

 

Terapi ini dapat memulihkan fungsi masing-masing individu agar dapat berkembang secara normal kembali. 

 

2. Terapi psikologis

 

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi kemungkinan adanya masalah mental yang muncul. Melalui terapi ini diharapkan adanya dukungan yang cukup kuat bagi penderita maupun keluarganya. 

Hydrocephalus merupakan penyakit yang sifatnya berlangsung lama, sehingga diperlukan penanganan sesegera mungkin agar tidak terjadi keparahan gejala. Selain itu diharapkan pula adanya dukungan keluarga yang dapat membantu proses penanganan penyakit ini. Bila Anda menemukan gejala-gejala yang ada, maka sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter sehingga dapat diberikan pertolongan sesegera mungkin.

Albert

dr. Eduard Leonid

dr. Albert

Dr. Albert Novianto lahir di Jakarta, 14 November 1992. Penulis menempuh pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Jakarta dan menyelesaikan pendidikan di tahun 2017.

  1. Hydrocephalus Fact Sheet. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Diakses dari: https://www.ninds.nih.gov/hydrocephalus-fact-sheet Diakses pada: 6 September 2022 
  2. Hydrocephalus. AANS. Diakses dari: https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Hydrocephalus. Diakses pada: 7 September 2022 
  3. Hydrocephalus. NHS. Diakses dari: https://www.nhs.uk/conditions/hydrocephalus/. Diakses pada: 7 September 2022
  4. Oliveira MF, Oliveira JR, Rotta JM, Pinto FC. Psychiatric symptoms are present in most of the patients with idiopathic normal pressure hydrocephalus. Arq Neuropsiquiatr. 2014 Jun;72(6):435-8. doi: 10.1590/0004-282×20140047. PMID: 24964110.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics