
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Istilah “penyakit menular seksual” (PMS) mengacu pada keadaan penyakit yang dapat didapatkan akibat adanya dari infeksi melalui kontak seksual. Diantara seluruh PMS yang ada, klamidia adalah salah satu contoh PMS yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa uraian terkait penyakit tersebut.
Penting untuk dipahami bahwa klamidia adalah PMS umum yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada pria dan wanita. Dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem reproduksi wanita.
Hal ini dapat membuat kesulitan untuk hamil atau kemandulan di kemudian hari. Selain itu, klamidia dapat menyebabkan kehamilan ektopik yang berpotensi fatal (kehamilan yang terjadi di luar rahim) yang dapat mengakibatkan komplikasi serius.
Kebanyakan orang dengan klamidia tidak menyadari gejala apa pun dan tidak tahu bahwa mereka memilikinya. Umumnya, seseorang dapat diduga memiliki penyakit klamidia bila mengalami beberapa gejala berikut:
Baca Juga: HELLP Syndrome : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Klamidia adalah infeksi bakteri. Bakteri biasanya menyebar melalui hubungan seks atau kontak dengan cairan kelamin yang terinfeksi (air mani atau cairan vagina). Seseorang bisa mendapatkan klamidia melalui:
Klamidia tidak dapat ditularkan melalui kontak biasa, seperti berciuman dan berpelukan, atau dari mandi bersama, menggunakan handuk yang sama, air kolam renang, dudukan toilet, atau peralatan makan.
Diagnosa klamidia dapat dilakukan dengan tes urin atau tes usap anal di laboratorium dengan fasilitas memadai. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan intim tanpa kondom (seks tanpa kondom) dan sangat umum pada remaja dan dewasa muda yang aktif secara seksual.
Wanita dan pria yang aktif secara seksual dan berusia di bawah 25 tahun di beberapa negara maju disarankan untuk melakukan tes klamidia setahun sekali, terutama ketika berhubungan seks dengan pasangan baru atau biasa tanpa menggunakan kondom.
Baca Juga: Postmatur Adalah: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Klamidia biasanya dapat diobati dengan mudah dengan antibiotik. Antibiotik yang mungkin diberikan antaralain:
Seseorang yang mengkonsumsi doksisiklin tidak boleh berhubungan intim (termasuk seks oral) sampai orang tersebut dan pasangan seksualnya saat itu menyelesaikan pengobatan. Sedangkan bagi penderita yang mengkonsumsi azitromisin, harus menunggu 7 hari setelah perawatan sebelum kembali berhubunga intim (termasuk seks oral).
Baca Juga: Apa Saja Gejala Pleuritis yang Harus Diwaspadai?
Satu-satunya tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk menjaga agar PMS tetap minimum adalah dengan menjauhkan diri dari seks vaginal, anal, dan oral. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terkena klamidia jika Anda aktif secara seksual:
Jika Anda merasa berisiko terkena infeksi menular seksual (IMS) atau memiliki gejala klamidia, kunjungi dokter umum, layanan kontrasepsi komunitas, atau klinik pengobatan genitourinari (GUM) lokal untuk melakukan tes.
Meskipun klamidia biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun dan biasanya dapat diobati dengan antibiotik jangka pendek, klamidia bisa menjadi serius jika tidak diobati sejak dini. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, terutama pada wanita.
Pada wanita, klamidia yang tidak diobati dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID), kehamilan ektopik, dan infertilitas. Pada pria, dalam kasus yang jarang terjadi, klamidia dapat menyebar ke testis dan epididimis (tabung yang membawa sperma dari testis), menyebabkan testis menjadi nyeri dan bengkak.
Ini dikenal sebagai epididimitis atau epididimo-orkitis (radang testis). Terkadang juga dapat menyebabkan artritis reaktif pada pria dan wanita. Inilah sebabnya mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan melakukan perawat sesegera mungkin jika Anda berpikir Anda mungkin menderita klamidia.
Lisca
dr. Lisca Namretta lahir di Jakarta 6 Maret 1995. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics