Beranda > Artikel > Pentingnya Memahami Fungsi dan Risiko Kontrasepsi Hormonal

Pentingnya Memahami Fungsi dan Risiko Kontrasepsi Hormonal

kontrasepsi hormonal adalah

Kontrasepsi merupakan metode yang dianjurkan pemerintah untuk mencegah terjadinya kehamilan. Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan kontrasepsi yang berkualitas, agar dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual penggunanya. Penggunaan kontrasepsi salah satunya jenis adalah kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal lebih diminati Pasangan Usia Subur (PUS), karena  kontrasepsi hormonal terbukti mampu mencegah kehamilan dengan tingkat kegagalan 0,25% dan mudah dalam penggunaannya. Kemudahan penggunaan kontrasepsi hormonal juga menyebabkan jenis kontrasepsi ini diminati wanita yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil. Selain itu juga ada beberapa faktor yang diduga memiliki kontribusi di dalam penggunaan kontrasepsi hormonal jenis implant, antara lain, umur, paritas (jumlah anak yang dilahirkan), jarak kehamilan, pendidikan, pekerjaan, biaya, jarak ke tempat pelayanan kesehatan, dan dukungan pasangan.

Apa Itu Kontrasepsi Hormonal?

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone. Dalam pemilihan metode kontrasepsi, seorang wanita perlu mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari  status kesehatan dan efek samping yang akan timbul setelah lama penggunaan. Kekhawatiran utama pemakaian metode kontrasepsi hormonal adalah peningkatan risiko penyakit terkait jantung dan pembuluh darah. Terutama keluhan kesehatan terhadap peningkatan tekanan darah.

Apa Saja Jenis Kontrasepsi Hormonal?

Jenis metode kontrasepsi hormonal atau metode jangka pendek terbagi menjadi tiga jenis yaitu injeksi (suntik), pil dan implan atau susuk yang ditanam untuk periode tertentu. Setiap metode kontrasepsi sangat bermanfaat untuk membantu keluarga dalam mengatur jarak kelahiran dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau membatasi jumlah anak sesuai yang diinginkan.

1. Pil

Alat kontrasepsi hormonal dalam bentuk kombinasi ataupun tunggal. Kombinasi berisikan estrogen dan progesteron 21 tablet dan 7 tablet berisikan placebo (vitamin). Yang Tunggal atau sekuensial berisikan progesteron saja misalnya untuk ibu menyusui. Keuntungan nya : meningkatkan libido, keberhasilan 100 % jika patus penggunaannya, reversible, untuk pengobatan endometriosis, menstruasi tidak teratur, fertilitas, dismenore dan menormalkan perdarahan diluar haid. 

Kerugiannya : harus minum setiap hari teratur, jangka lama berpengaruh pada fungsi indung telur, munculnya jerawat, penggunaan jangka Panjang mempengaruhi kondisi pembuluh darah, organ ginjal dan hati.

Baca Juga: Apa itu Trikotilomania? Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

2. Suntik

Kandungan kontrasepsi injeksi ini ada dua, pertama yang hanya berisikan progesterone dan yang satu lagi merupakan kombinasi progesterone dan estrogen. Untuk ibu menyusui depo medroksi progestin asetat (DMPA) 150 mg dalam 3 cc diberikan secara intramuskular setiap 12 minggu sekali. Sedangkan yang suntikan kombinasi diberikan setiap 4 minggu atau satu bulan sekali untuk menormalkan kondisi menstruasi. Dapat diberikan pada ibu pasca melahirkan, menyusui, pasca keguguran. Diberikan pada hari ke lima menstruasi atau setelah melahirkan sebelum melakukan hubungan seksual.

Keuntungannya : pengawasan ringan dari petugas Kesehatan, efektifitas tinggi, berjangka waktu cukup lama, bisa untuk masa laktasi, cyclofem bisa menormalkan haid. 

Kerugian : masih ada kegagalan, jangka panjang dapat menyebabkan amenore dan perdarahan di luar menstruasi

3. Implan

Menggunakan kapsul elastis silikon yang berisikan progesterone dimasukkan dibawah kulit, dengan dosis rendah dan bersifat mudah kembali normal meskipun efektifitasnya tinggi untuk jangka lama. Beberapa produknya yaitu : implanon berisikan 1 kapsul digunakan 3 tahun, norplan terdapat 6 batang silastis lembut berongga dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun, Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dan lama kerja 3 tahun. 

Kelebihan: jangka panjang cocok untuk wanita yang pernah kehamilan ektopik, kesuburan satu tahun setelah pelepasan, perdarahan ringan, tidak mengganggu kondisi pembuluh darah. 

Bagaimana Cara Mendapatkan Kontrasepsi Hormonal?

Bidan adalah penyedia layanan kontrasepsi ataupun pelayanan keluarga berencana utama di Indonesia. Meskipun jumlah dan distribusi bidan dilaporkan lebih banyak dibandingkan dengan dengan petugas kesehatan lainnya seperti dokter umum dan dokter spesialis, namun distribusi

bidan juga masih tidak merata dan terkonsentrasi di kota-kota besar.

PHR

Apa Risiko dari Penggunaan Kontrasepsi Hormonal?

Banyaknya minat pada pengguna kontrasepsi hormonal ini berbanding lurus dengan banyaknya keluhan yang dirasakan oleh pengguna kontrasepsi hormonal akibat adanya efek samping yang ditimbulkan, antara lain sebagai berikut:

1. Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan bertambah secara cepat pada beberapa bulan pertama pemakaian kontrasepsi hormonal, hal ini disebabkan karena kandungan hormon estrogen dapat menyebabkan retensi air dan edema, sedangkan untuk kandungan hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta menurunkan aktivitas fisik, akibatnya dapat menyebabkan seseorang mengalami kenaikan berat badan.

2. Cemas

Perasaan cemas, lesu, tidak bersemangat dalam bekerja/kehidupan dikarenakan adanya hormon estrogen dan progesterone yang menyebabkan retensi air dan garam sehingga otak menekan pusat susunan saraf tertentu. Selain itu, estrogen dan progesterone dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin B6 (pyridoxine) secara absolut.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Aloplecia Atau Kebotakan Rambut

3. Pusing / Sakit Kepala

Pusing atau sakit kepala ini disebabkan karena efek dari hormon estrogen terhadap pembuluh darah otak yang menyebabkan penyempitan dan hipertrofi arteriole.Setiap bulannya, wanita akan mengalami perubahan siklus hormonal dimana telah terjadi peningkatan hormon estrogen dalam darah, jika hal ini terjadi secara terus menerus setiap bulannya maka ini merupakan pencetus terjadinya pusing/sakit kepala.

4. Mual

Mual disebabkan karena komponen estrogen dapat memicu atau menstimulasi reseptor dopamine di chemoreceptor trigger zone (CTZ) yang merupakan sumber stimulasi pusat muntah yang terletak di otak.

5. Pembesaran Payudara

Pemberian estrogen umumnya menimbulkan efek pembesaran payudara. Oleh karena itu, peningkatan terjadi pada kadar estrogen dalam darah akibat penggunaan kontrasepsi hormonal dan/atau menjelang menstruasi.

6. Gangguan Siklus Menstruasi

Efek samping gangguan siklus menstruasi berupa spotting dan amenorea yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon terutama pada pemakaian estrogen dosis rendah, sehingga endometrium mengalami perubahan histologi berupa delegasi atau atrofi, keadaan amenore disebabkan karena adanya atrofi endometrium.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi pada Masa Pubertas

7. Jerawat

Munculnya jerawat berupa benjolan kecil berisi lemak dimuka terjadi karena adanya peningkatan produksi minyak di wajah yang diikuti oleh aktivitas dari androgenic levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormone binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron) 

Bagaimana Anjuran Mengkonsumsi Kontrasepsi Hormonal?

1. Pil Kombinasi

Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.

2. Pil Hormon Progestin

Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium, endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil diminum setiap hari.

3. Pil KB Darurat

Kontrasepsi darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama yang tidak terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan konsisten. Semakin cepat minum pil kontrasepsi darurat, semakin efektif. Kontrasepsi darurat banyak digunakan pada korban perkosaan dan hubungan seksual tidak terproteksi

4. KB Suntik Kombinasi

Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap bulan.

5. Suntik Progestin

Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).

6. Implan

Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan hingga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

Artikel Ditulis Oleh:

Dr. Peter Fernando

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics