
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Pada kondisi normal, rambut manusia akan rontok secara alami sebanyak 50 – 100 helai per harinya, namun apabila rambut anda rontok lebih dari 100 helai, mungkin saja anda mengalami kondisi yang dikenal dengan aloplecia. Aloplecia dapat menjadi masalah bagi kaum penderitanya. Baik dari segi estetika maupun dari segi kesehatan. Aloplecia dapat mengenai siapa saja, terutama bagi penderita yang memiliki keturunan aloplecia. Simak fakta-fakta mengenai aloplecia bersama dengan Carevo!
Aloplecia areata (AA) merupakan penyakit yang cukup sering terjadi, dimana penderita akan mengalami kerontokkan atau kebotakan rambut yang disebabkan oleh inflamasi akibat dari proses autoimun, dimana sistem imun akan menyerang dan merusak akar rambut. Pada individu dengan aloplecia, folikel rambut akan mengalami penyusutan, sehingga proses pertumbuhan rambut akan terhambat pada beberapa lokasi rambut. Hal ini yang membuat kepala tampak seperti pitak, walaupun pada kondisi yang lebih parah kebotakkan dapat terjadi secara menyeluruh. (1)
Baca juga: Macam-macam Penyakit Autoimun yang Perlu Anda Kenali
Walaupun sering kali disebabkan oleh proses autoimun, namun terdapat beberapa penyebab aloplecia lainnya seperti infeksi virus, hormone, trauma, maupun kondisi stress.(2)
Kondisi yang paling sering menyebabkan aloplecia adalah autoimun, dimana sistem imun akan menyerang folikel rambut yang menyebabkan folikel menyusut, sehingga terjadi kerontokkan. Aloplecia juga sering kali memiliki asosiasi dengan kondisi-kondisi autoimun lain seperti vitiligo, liken planus, morfea, dan dermatitis atopik.
Aloplecia dapat dicetus karena infeksi virus. Virus yang cukup sering memiliki asosiasi dengan aloplecia adalah virus HIV, hepatitis B, dan influenza. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus dapat memproduksi senyawa kimia interferon mencetuskan aloplecia.
Aloplesia pada laki-laki dapat dicetuskan karena perubahan hormone dihidrotestosteron (DHT) yang dapat membuat folikel rambut akan menyusut, sehingga pertumbuhan rambut akan terhambat. Sedangkan pada perempuan, aloplecia paling sering terjadi pada perempuan yang sudah menopause, dimana terjadi penurunan estrogen secara drastis yang menyebabkan tingkat pertumbuhan rambut terhambat.
Selain pada perempuan menopause, kondisi seperti polikistik ovarian sindrom (PCOS) juga dapat mempengaruhi aloplecia.
Obat-obatan seperti obat kemoterapi, obat anti-depresi, pil kontrasepsi, dan suplemen vitamin A dapat mencetuskan kerontokkan berlebih pada rambut yang menyebabkan aloplesia, oleh sebab itu pentingnya pemantauan dokter untuk mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
Kondisi stress yang berlebih dapat memicu aloplesia karena rambut secara alamiah akan menyebabkan rambut memasuki fase telogen (fase pematangan) lebih cepat dibandingkan pada kondisi yang normal, hal ini menyebabkan rambut lebih mudah rontok.
Baca juga: Apakah Penyebab Penyakit Autoimun?
Terdapat berbagai jenis aloplecia yang perlu anda ketahui, hal ini berhubungan dengan lokasi kebotakan. Berikut merupakan jenis aloplecia: (3)
kebotakan yang terjadi hanya pada beberapa titik tertentu di kepala.
kebotakan yang terjadi secara penuh dan merata di seluruh kepala.
kebotakan yang terjadi di keseluruhan rambut yang terdapat pada tubuh.
Aloplecia areata merupakan jenis aloplecia yang paling sering terjadi, dan aloplecia universalis adalah aloplecia yang paling jarang terjadi.
Aloplecia dapat ditandai dengan berbagai gejala, bergantung pada penyebabnya. Namun, gejala umum yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut: (1,2,3)
Apabila rambut anda tiba-tiba rontok dalam jumlah yang sangat banyak, bahkan ketika anda sedang tidak menyisir rambut, maka hal tersebut dapat menjadi tanda anda mengalami aloplecia.
Ketika berusia lebih dari 30 tahun, umumnya garis rambut akan mulai mundur secara natural secara perlahan. Apabila hal ini terjadi pada anda ketika berusia kurang dari 30 tahun, maka bisa jadi anda mengalami gejala awal aloplecia.
Kebotakan yang tidak merata merupakan gejala khas dari aloplecia, khususnya aloplecia areata. Kebotakan ini akan tampak sebagai pitak pada beberapa area rambut saja, karena folikel yang terkena hanya pada beberapa area rambut.
Gejala ini bisa muncul saat awal, sebelumm rambut rontok. Biasanya kepala gatal dan kemerahan bisa menjadi penanda infeksi virus.
Baca juga: Mendesak! Ini Gejala Autoimun Pada Wanita yang Perlu Anda Ketahui
Obat-obatan seperti minoxidil dan finasteride dapat digunakan untuk mengatasi aloplecia, terutama apabila penyebab aloplecia adalah autoimun atau hormone. Obat-obatan seperti finasteride lazim digunakan dan dapat dibeli secara bebas di apotek. Fungsi dari obat ini adalah untuk menghambat hormone DHT sehingga pertumbuhan rambut dapat lebih cepat. Selain finasteride, suntik steroid pada area botak juga dapat digunakan.(3)
Shampoo minoxidil yang digunakan pada kulit kepala untuk keramas selama dua kali sehari untuk membantu mengatasi kerontokan rambut, sehingga bisa menumbuhkan rambut dengan efektif.(4)
Terapi bisa membantu untuk menumbuhkan rambut di kulit kepala karena dapat meningkatkan aliran darah pada kulit kepala, sehingga membantu merangsangpertumbuhan rambut terutama pada saat rambut mengalami kerontokan. Ketika rambut memasuki tahap katagen atau tahap kerontokkan, laser dapat mempercepat merangsang metabolisme folikel rambut sehingga ketika rambut masuk pada tahap pertumbuhan atau anagen dapat lebih banyak.(5)
Cara non-invasif yang dapat dilakukan untuk menhumbuhkan rambut adalah dengan menggunakan transplantasi rambut, yaitu dengan menanam rambut pada kulit kepala. Cara ini diteliti sangat efektif, namun hanya bisa dilakukan pada orang sehat yang memiliki pertumbuhan rambut normal.(6)
Aloplecia areata merupakan kondisi dimana penderita mengalami kerontokkan rambut yang banyak hingga dapat menyebabkan kebotakkan. Kondisi ini bisa menimbulkan keresahan bagi penderitanya, namun tidak perlu khawatir, kondisi ini masih dapat di obati baik dengan obat-obatan hingga tindakkan non-invasif. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics