
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Disfungsi ereksi adalah kondisi yang tersebar luas pada pria berusia di atas 40 tahun di seluruh dunia. Ini memiliki berbagai penyebab dan sering dapat diobati. Jika tidak diobati, ini dapat menjadi sumber stres emosional yang parah baik bagi pasien maupun pasangannya.
Kriteria spesifik DSM-5 untuk gangguan ereksi dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi individu yang mengalaminya. Disfungsi tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental nonseksual, kondisi medis, efek obat atau pengobatan, atau tekanan hubungan yang parah atau stresor signifikan lainnya.
Pada hampir semua atau semua (75-100%) aktivitas seksual, penderita disfungsi ereksi setidaknya mengalami satu dari tiga gejala berikut selama kurang lebih 6 bulan:
Penderita gangguan ereksi biasanya mengalami kesulitan yang nyata untuk mendapatkan ereksi sehingga seringkali tidak ada ereksi sama sekali selama aktivitas seksual.
Penderita gangguan ereksi tidak hanya kesulitan mendapatkan ereksi, kesulitan dalam mempertahankan ereksi sampai selesainya aktivitas seksual juga merupakan ciri dari disfungsi ereksi.
Kekakuan ereksi yang mengalami penurunan secara cepat dan signifikan juga merupakan ciri dari disfungsi ereksi.
Selain itu, berdasarkan penyebabnya gejala disfungsi ereksi juga dapat dibagi menjadi 2 sebagai berikut:
Psikogenik
Organik
Sebelum diagnosis disfungsi seksual dibuat, masalah yang disebabkan oleh gangguan mental nonseksual atau stresor lainnya harus ditangani terlebih dahulu. Jadi, selain kriteria gangguan ereksi, hal-hal berikut harus diperhatikan:
Misalnya, masalah seksual pasangan atau masalah kesehatan.
Misalnya, masalah komunikasi, tingkat keinginan yang berbeda untuk aktivitas seksual, atau kekerasan pasangan.
Misalnya, riwayat pelecehan seksual atau emosional, kondisi kejiwaan yang ada seperti depresi, atau stresor seperti kehilangan pekerjaan.
Misalnya, hambatan atau sikap yang bertentangan mengenai seksualitas.
Misalnya, kondisi medis yang ada atau efek obat atau pengobatan.
Identifikasi faktor yang terlibat dalam disfungsi ereksi adalah landasan pengobatan yang baik untuk keberhasilan terapi, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari disfungsi ereksi.
Alkohol dan kebiasaan merokok secara konsisten telah terbukti mempengaruhi fungsi ereksi. Bukti dari penelitian menunjukkan andanya hubungan antara kuantitas dan durasi merokok dan risiko disfungsi ereksi. Hasil serupa telah didapatkan juga dengan adanya penyalahgunaan alkohol. Selain itu, diet yang rendah serat seperti gandum, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, dan tinggi daging merah, produk susu penuh lemak, dan makanan dan minuman manis semuanya terkait dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi. Penelitian yang ada juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang dan lebih sering dikaitkan dengan penurunan risiko disfungsi ereksi. Oleh karena itu, didapatkan bahwa obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi.
Baca juga: Manfaat Kayu Manis untuk Pria : Apa Bisa untuk Kesuburan?
Diabetes serta penyakit kardiovaskular dapat merusak pembuluh darah serta persarafan. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada fungsi ereksi seseorang. Pengobatan yang adekuat serta penghindaran faktor resiko terhadap kedua penyakit tersebut dapat menghindarkan Anda dari disfungsi ereksi.
Baca juga: Inilah Manfaat Bawang Putih Tunggal untuk Pria
Selain faktor organik, domain psikogenik dan hubungan perlu dievaluasi untuk menghindarkan pria dari gejala disfungsi ereksi. Semua disfungsi seksual, bahkan jenis organik yang paling didokumentasikan (seperti disfungsi ereksi terkait diabetes), dapat disebabkan oleh gangguan psikologis. Gejala psikiatri sering menjadi komorbiditas pada pasien dengan disfungsi ereksi. Selain itu, banyak obat psikotropika dapat menyebabkan masalah ereksi dan seksual lainnya.
Baca juga: Manfaat Lengkuas Bagi Pria Dewasa
Meskipun dianggap kurang sering, kualitas hubungan merupakan penentu penting dari aktivitas seksual yang sukses. Faktanya, setiap disfungsi seksual pada salah satu anggota pasangan akan mempengaruhi pasangan secara keseluruhan, menyebabkan kesusahan, masalah pasangan dan memperburuk masalah seksual asli . Oleh karena itu, hubungan fisik antara pasangan harus dianggap tidak hanya menyenangkan, tetapi juga sebagai strategi untuk meningkatkan kesehatan dan harapan hidup secara keseluruhan.
Dengan tidak adanya etiologi spesifik yang dapat dikoreksi, pengelolaan disfungsi ereksi sebagian besar bersifat empiris dan dilakukan secara bertahap. Artinya, pengobatan awal didasarkan pada modifikasi gaya hidup diikuti dengan terapi obat yang dikonsultasikan terlebih dahulu pada tenaga kesehatan ahli.
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics