
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Hidradenitis supurativa (HS) adalah suatu penyakit kulit kronis yang ditandai dengan munculnya benjolan (nodul) kecil di bawah kulit yang dapat terinfeksi menjadi abses atau fistula (lubang yang tidak wajar di kulit), dan mengeras. Area yang terkena biasanya di daerah lipatan-lipatan yang mudah mengalami gesekan, seperti ketiak, sela paha dan area di bawah payudara. Angka kejadian berkisar antara 1% hingga 4% dan terutama menyerang wanita dibandingkan pria dengan risiko 3:1, pada rentang usia 21-29 tahun.
Hidradenitis supurativa diawali dengan folikel di kulit yang tersumbat dan pecah sehingga mengeluarkan isi folikel tersebut termasuk keratin dan bakteri-bakteri. Hal ini akan memicu proses peradangan lokal di sekitar folikel tersebut yang menandai aktivasi sistem kekebalan tubuh. Proses peradangan ini apabila dibiarkan berlanjut akan membentuk tumpukan zat-zat radang sehingga muncul benjolan dan terasa nyeri.
Penyebab pasti hidradenitis supurativa hingga saat ini belum diketahui, namun ditemukan hubungan dengan pembengkakan kelenjar keringat. Pada 30% pasien mempunyai faktor risiko genetik dimana HS ditemukan pada beberapa anggota keluarga dekat dengan mutasi gen tertentu.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan hormon juga turut mempengaruhi, seperti:
Pada orang dengan obesitas, gesekan antar kulit di area lipatan-lipatan tubuh sangat banyak ditambah dengan produksi kelenjar keringat yang meningkat dan mudah tersumbat.
Kandungan nikotin dalam rokok mempermudah kelenjar keringat tersumbat.
Ditemukannya HS lebih banyak pada wanita dan gejala yang muncul berfluktuasi seiring dengan siklus menstruasi dan penggunaan obat hormon (pil KB).
Flora normal merupakan bakteri dan mikroorganisme lain yang tumbuh dan berkembangbiak secara normal di bagian tubuh manusia. Pada HS terjadi peningkatan jumlah dan jenis flora normal ini, menyebabkan penumpukan dan kolonisasi bakteri sehingga mempermudah timbulnya infeksi yang membuat HS semakin luas.
Baca juga: Mengenal Penyakit Keratosis Seboroik yang Menyerang Kulit
Gejala awal HS dirasakan seperti rasa terbakar, gatal, nyeri seperti tertusuk, dan keringat bertambah dalam 12-48 jam sebelum munculnya benjolan (nodul), hingga menimbulkan bau tak sedap. Gejala ini dapat muncul dan bertambah karena pencetus tertentu, seperti menstruasi, penambahan berat badan berlebih, stres, dan panas yang berlebihan sehingga produksi keringat bertambah.
Karakter utama dari HS adalah nodul-nodul kecil berukuran 0,5-2 cm yang terasa nyeri dan berwarna kemerahan. Nodul ini dapat pecah dan menimbulkan infeksi di bagian dalam kulit, hingga membentuk ‘jalur’ yang mempermudah bakteri dan mikroorganisme lain masuk.
Berdasarkan gejalanya HS dibagi menjadi 3 stadium:
Pada prinsipnya tidak ada pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis HS. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi sekunder karena bakteri atau mencari faktor risiko seperti diabetes melitus (kencing manis) atau penyakit autoimun. Biopsi diperlukan apabila dokter mencurigai adanya keganasan (kanker) kulit. Selain itu HS juga memiliki karakteristik yang mirip dengan penyakit lain seperti pyoderma folikel (nanah di dalam folikel rambut), abses tuberkulosis, dan penyakit karena jamur.
Terapi stadium awal hidradenitis supurativa adalah dengan menggunakan salep antibiotik dan kortikosteroid untuk mengatasi peradangan. Pada lesi yang kambuh kembali dapat diberikan antiobiotik minum. Pada HS stadium 3 sering dibutuhkan tindakan pembedahan.
Untuk meredakan gejala nyeri juga dibutuhkan antinyeri, dapat berupa obat minum maupun obat oles kombinasi.
Secara garis besar, pengobatan hidradenitis supurativa adalah:
Terapi oles dengan salep antibiotik dan kortikosteroid di lokasi lesi yang muncul dapat meredakan gejala dan mencegah perburukan bila diberikan sejak dini.
Kasus yang lebih berat dan benjolan yang muncul di banyak tempat, serta yang telah menimbulkan gejala seperti demam, nyeri hebat, bahkan benjolan yang pecah membutuhkan obat minum sehingga dapat mencapai area yang lebih luas.
Benjolan yang semakin besar dan sangat mengganggu kadangkala tidak dapat diterapi hanya dengan obat. Tindakan mengambil benjolan atau mengeluarkan nanah di dalamnya diperlukan pada kasus-kasus seperti ini.
Selain obat-obat tersebut, pemberian obat anti nyeri dapat membantu meringankan gejala, antipiretik untuk meredakan demam, dan obat lain sesuai petunjuk dokter yang merawat.
Baca juga: Inilah Cara Menangani Hidradenitis Suppurativa yang Perlu Anda Pahami
Selain terapi tersebut juga perubahan gaya hidup juga tetap diperlukan seperti menurunkan berat badan, mengurangi makanan cepat saji, memperbanyak buah dan sayur, tidak menggunakan pakaian terlalu ketat, berhenti merokok, dan berolahraga secara teratur.
Hidradenitis supurativa yang tidak diobati dengan adekuat dapat menyebabkan abses berat, nyeri berkepanjangan, bahkan mengganggu pergerakan dan menyebabkan pembengkakan kelenjar limfa di sekitarnya. Selain komplikasi fisik, HS juga dapat menyebabkan gangguan psikologis akibat bau badan tidak sedap, nyeri yang dirasakan dapat membuat seseorang menjadi tidak nyaman dan menurunkan produktivitas.
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Amat-Samaranch, V., Agut-Busquet, E., Vilarrasa, E., & Puig, L. (2021). New perspectives on the treatment of hidradenitis suppurativa. Therapeutic Advances in Chronic Disease, 12, 204062232110559. https://doi.org/10.1177/20406223211055920
Ballard K, Shuman VL. Hidradenitis Suppurativa. [Updated 2022 Feb 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534867/
Chu, C.-B., Yang, C.-C., & Tsai, S.-J. (n.d.). Hidradenitis suppurativa: Disease pathophysiology and sex hormones. The Chinese Journal of Physiology, 64(6), 257–265. https://doi.org/10.4103/cjp.cjp_67_21
Collier, E. K., Parvataneni, R. K., Lowes, M. A., Naik, H. B., Okun, M., Shi, V. Y., & Hsiao, J. L. (2021). Diagnosis and management of hidradenitis suppurativa in women. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 224(1), 54–61. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.09.036
Goldburg, S. R., Strober, B. E., & Payette, M. J. (2020). Hidradenitis suppurativa. Journal of the American Academy of Dermatology, 82(5), 1061–1082. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2019.08.089
Seyed Jafari, S. M., Hunger, R. E., & Schlapbach, C. (2020). Hidradenitis Suppurativa: Current Understanding of Pathogenic Mechanisms and Suggestion for Treatment Algorithm. Frontiers in Medicine, 7, 68. https://doi.org/10.3389/fmed.2020.00068
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics