Beranda > Artikel > Mari Mengenal Spastisitas dan Juga Penyebabnya

Mari Mengenal Spastisitas dan Juga Penyebabnya

mengenal pengertian spastisitas adalah

Spastisitas (spasticity) adalah suatu kondisi dimana otot mengalami kekakuan, kencang, dan mudah terjadi kontraksi terus menerus. Adanya peningkatan tonus otot ini disebabkan karena gangguan pada jalur syaraf dari otak dan sumsum tulang belakang yang bertugas mengatur gerakan otot, sehingga gerakan menjadi sangat terbatas, otot sulit diregangkan, dan dapat mempengaruhi proses bicara dan berjalan.

 

Penyebab dan Gejala Spastisitas

Penyebab utama timbulnya spastisitas adalah gangguan atau kerusakan pada sistem syaraf yang mengontrol gerakan. Kerusakan ini dapat disebabkan antara lain:

  • Kerusakan otak, seperti stroke, cedera otak, tumor, atau infeksi berat.
  • Kerusakan sumsum tulang belakang akibat cedera, tumor, atau infeksi.
  • Cerebral palsy (CP), yaitu kerusakan bagian korteks motorik otak besar yang bertanggung jawab terhadap gerakan (spastic cerebral palsy). Selain spastic CP ada juga CP dengan gangguan pada otak kecil.
  • Multiple sklerosis (MS), yaitu penyakit akibat kerusakan selubung pelindung syaraf (mielin).
  • Penyakit lain baik karena kelainan saat lahir (kongenital) atau genetik.

Pada anak-anak, spastisitas terutama disebabkan kondisi cerebral palsy (CP). Sebagian besar kasus disebabkan karena kelainan saat kehamilan, terutama saat trimester pertama di mana terjadi perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan otak janin.

 

Faktor risiko gangguan perkembangan atau kerusakan ini sendiri bermacam-macam, seperti:

  • Kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak
  • Hipoksia (kekurangan oksigen pada janin)
  • Prematur
  • Kernicterus (bayi sangat kuning hingga menimbulkan gejala)
  • Kehamilan multipel
  • Kejang berulang
  • Infeksi otak yang berat pada bayi
  • Cedera kepala berat
  • Penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi zat berbahaya

 

Gejala spastisitas bervariasi dari yang ringan hingga berat, seperti:

  1. Otot kaku yang menyebabkan gerakan menjadi tidak lembut dan tidak akurat.
  2. Spasme otot berlebihan yang membuat otot berkontraksi terus-menerus (kram) sehingga menimbulkan nyeri hebat.
  3. Gerakan-gerakan yang tidak disadari.
  4. Kelainan bentuk sendi dan otot (deformitas). Karena otot kaku terus-menerus dan diam pada posisi yang sama dalam waktu lama membuat sendi ikut menjadi kaku tidak dalam posisi seharusnya (deformitas).
  5. Sulit berjalan dan berbicara sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan membuat pasien tergantung dengan bantuan orang lain.
  6. Luka dekubitus (akibat tekanan di tubuh karena berbaring lama) derajat ringan hingga berat, dan timbul infeksi yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
  7. Gejala spastisitas ini dapat dicetuskan karena kelelahan, stres, suhu terlalu panas atau terlalu dingin, dan infeksi.

Untuk mencari tahu penyebab spastisitas diperlukan beberapa pemeriksaan yang cukup kompleks karena banyaknya penyebab yang mendasari. Pemeriksaan syaraf yang menyeluruh ditambah dengan pemeriksaan radiologi seperti MRI dapat membantu dokter menegakkan diagnosis.

Baca juga: 10 Ciri-Ciri Spastisitas pada Anak yang Harus Diwaspadai

 

Cara Mengatasi Spastisitas

Pengobatan untuk spastisitas memerlukan konsistensi dan waktu yang tidak sebentar, karena pemulihan otot yang kaku membutuhkan latihan terus-menerus. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan pada penderia spastisitas, tergantung berat ringan gejala yang timbul dan penyebab dasarnya, seperti:

1. Menjauhi pencetus

Istirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan menjauhi daerah dengan suhu terlalu ekstrem termasuk tidak mengenakan pakaian terlalu ketat.

2. Latihan fisik

Peregangan dan penguatan otot dapat membantu mengurangi kekakuan dan memperbaiki gerakan. Terkadang dibutuhkan penggunaan alat-alat bantu untuk menunjangnya. Fisioterapi juga merupakan pilihan untuk membantu mengatasi kondisi kaku.

3. Terapi okupasi

Latihan-latihan yang diarahkan oleh dokter untuk membantu pasien agar dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dengan baik sehingga dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri. Tidak hanya fisik yang dilatih, namun juga melatih kebutuhan emosional dan sosial pasien agar mempunyai kemampuan sosial dan tingkah laku yang positif dalam mengatasi frustasi dan marah akibat keadaan.

4. Obat-obatan

  • Antinyeri
  • Antimikroba: bila ada infeksi yang ditemukan, seperti luka dekubitus atau radang paru (pneumonia).
  • Penenang: beberapa pasien mengalami kecemasan berlebihan dan kurang tidur sehingga membutuhkan bantuan obat.
  • Pelemas otot: kram berlebihan menimbulkan nyeri yang hebat dan diatasi dengan memberikan obat pelemas otot dengan pantauan dokter, khususnya apabila obat diberikan lewat suntikan seperti toksin botulinum.

5. Pembedahan

Tindakan bedah bisa diperlukan untuk melepaskan kontraktur akibat sendi yang kaku atau membersihkan infeksi akibat luka dekubitus yang sudah berat.

Prognosis penderita dengan spastisitas berbeda-beda satu penderita dengan yang lain tergantung penyebab yang mendasari. Apabila penyebab dapat diatasi dengan baik gejala spastisitas diharapkan dapat semakin membaik.

 

Bagaimana Mencegah Spastisitas

Beberapa penelitian menyebutkan mencegah kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah cara pencegahan yang signifikan. Perawatan antenatal (selama kehamilan) dan perinatal (saat melahirkan dan setelahnya) merupakan hal penting. Tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan zat-zat berbahaya seperti rokok juga turut berkontribusi.

 

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Referensi

NINDS. (2022, April 25). Spasticity. NINDS. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/spasticity

Pietrangelo, A. (2019, September 6). What Causes Muscle Spasticity? Healthline. https://www.healthline.com/health/spasticity

Pilitsis, J. G., & Khazen, O. (2022). Spasticity. AANS. https://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Spasticity

Rivelis, Y., Zafar, N., & Morice, K. (2022). Spasticity. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics