
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Spastisitas (spasticity) adalah suatu kondisi dimana otot mengalami kekakuan, kencang, dan mudah terjadi kontraksi terus menerus. Adanya peningkatan tonus otot ini disebabkan karena gangguan pada jalur syaraf dari otak dan sumsum tulang belakang yang bertugas mengatur gerakan otot, sehingga gerakan menjadi sangat terbatas, otot sulit diregangkan, dan dapat mempengaruhi proses bicara dan berjalan.
Penyebab utama timbulnya spastisitas adalah gangguan atau kerusakan pada sistem syaraf yang mengontrol gerakan. Kerusakan ini dapat disebabkan antara lain:
Pada anak-anak, spastisitas terutama disebabkan kondisi cerebral palsy (CP). Sebagian besar kasus disebabkan karena kelainan saat kehamilan, terutama saat trimester pertama di mana terjadi perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan otak janin.
Faktor risiko gangguan perkembangan atau kerusakan ini sendiri bermacam-macam, seperti:
Gejala spastisitas bervariasi dari yang ringan hingga berat, seperti:
Untuk mencari tahu penyebab spastisitas diperlukan beberapa pemeriksaan yang cukup kompleks karena banyaknya penyebab yang mendasari. Pemeriksaan syaraf yang menyeluruh ditambah dengan pemeriksaan radiologi seperti MRI dapat membantu dokter menegakkan diagnosis.
Baca juga: 10 Ciri-Ciri Spastisitas pada Anak yang Harus Diwaspadai
Pengobatan untuk spastisitas memerlukan konsistensi dan waktu yang tidak sebentar, karena pemulihan otot yang kaku membutuhkan latihan terus-menerus. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan pada penderia spastisitas, tergantung berat ringan gejala yang timbul dan penyebab dasarnya, seperti:
Istirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan menjauhi daerah dengan suhu terlalu ekstrem termasuk tidak mengenakan pakaian terlalu ketat.
Peregangan dan penguatan otot dapat membantu mengurangi kekakuan dan memperbaiki gerakan. Terkadang dibutuhkan penggunaan alat-alat bantu untuk menunjangnya. Fisioterapi juga merupakan pilihan untuk membantu mengatasi kondisi kaku.
Latihan-latihan yang diarahkan oleh dokter untuk membantu pasien agar dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dengan baik sehingga dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri. Tidak hanya fisik yang dilatih, namun juga melatih kebutuhan emosional dan sosial pasien agar mempunyai kemampuan sosial dan tingkah laku yang positif dalam mengatasi frustasi dan marah akibat keadaan.
Tindakan bedah bisa diperlukan untuk melepaskan kontraktur akibat sendi yang kaku atau membersihkan infeksi akibat luka dekubitus yang sudah berat.
Prognosis penderita dengan spastisitas berbeda-beda satu penderita dengan yang lain tergantung penyebab yang mendasari. Apabila penyebab dapat diatasi dengan baik gejala spastisitas diharapkan dapat semakin membaik.
Beberapa penelitian menyebutkan mencegah kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah cara pencegahan yang signifikan. Perawatan antenatal (selama kehamilan) dan perinatal (saat melahirkan dan setelahnya) merupakan hal penting. Tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan zat-zat berbahaya seperti rokok juga turut berkontribusi.
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
NINDS. (2022, April 25). Spasticity. NINDS. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/spasticity
Pietrangelo, A. (2019, September 6). What Causes Muscle Spasticity? Healthline. https://www.healthline.com/health/spasticity
Pilitsis, J. G., & Khazen, O. (2022). Spasticity. AANS. https://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Spasticity
Rivelis, Y., Zafar, N., & Morice, K. (2022). Spasticity. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics