
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Myasthenia gravis (MG) merupakan penyakit yang menyerang sistem neuromuskular (otot dan syaraf). MG membuat otot tidak dapat menerima sinyal listrik yang diperantarai asetilkolin. Penyakit ini ditemukan pada kurang lebih 72 dari 1.000.000 orang dengan kasus lebih banyak ditemukan pada wanita, terutama di usia dekade 2-3 (20-40 tahun). Kasus MG pada anak cukup sering ditemukan di Asia, di mana hampir 50% kasus MG ditemukan pada anak dengan usia di bawah 15 tahun.
Baca juga: Fungsi Syaraf Motorik dan Bagaimana Cara Menjaganya
Gejala utama MG adalah kelemahan otot yang fluktuatif dengan tingkat keparahan yang bervariasi, diperburuk dengan aktivitas fisik, dan membaik dengan istirahat yang cukup. Gejala tersebut dapat dicetuskan oleh berbagai hal, seperti infeksi, pembedahan, imunisaasi, udara panas yang berlebihan, stres emosional, kehamilan, beberapa jenis obat, dan perburukan dari penyakit kronis (kanker, diabetes melitus, dan sebagainya).
Gejala yang paling sering dijumpai, antara lain:
Merupakan kegawatdaruratan medis karena MG menyebabkan kelemahan otot pernafasan, yaitu otot sela iga (intercostal) dan diafragma, sehingga penderita tidak dapat bernafas dengan normal.
Pemeriksaan yang utama oleh dokter selain menanyakan riwayat pasien adalah memeriksa kekuatan otot, meskipun pada pemeriksaan ini kadang kala didapatkan hasil normal, karena pola penyakit yang fluktuatif di mana gejala sangat bervariasi.
Selain pemeriksaan fisik, kekuatan dan kontraksi otot dapat dinilai dari pemeriksaan elektromiografi (electromyography, EMG). EMG dapat menilai adanya kontraksi otot akibat sinyal listrik. Adanya keterlambatan respon sinyal listrik ini menandakan kelemahan otot, sehingga EMG merupakan pemeriksaan diagnostik yang sensitif untuk mendeteksi adanya kelemahan otot yang dijumpai pada penderita MG.
3. Pemeriksaan kelenjar timus
Kelenjar timus berada di rongga dada bagian atas dan bertugas menghasilkan antibodi. Ukuran kelenjar ini akan mengecil seiring bertambahnya usia seseorang. Beberapa pasien MG dijumpai kelenjar timus yang membesar abnormal.
4. Pemeriksaan darah
Adanya infeksi dan gangguan ion tubuh (elektrolit) dapat menyebabkan kelemahan otot, yang menyerupai MG. Selain itu pemeriksaan darah juga diperlukan untuk mencari adanya penyakit autoimun yang lain, dikarenakan pada penderita MG memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit autoimun yang lain.
5. CT-scan dan MRI
Pemeriksaan radiologis diperlukan apabila dokter mencurigai adanya tumor yang berpotensi menyebabkan kelemahan otot.
Dengan terapi yang adekuat, MG dapat membaik secara signifikan. Pada beberapa kasus MG dapat muncul kembali (relaps). Minum obat secara teratur, kontrol rutin, dan menghindari pencetus merupakan cara menjaga agar MG tidak muncul kembali.
Prinsip pengobatan utama MG adalah menjaga agar asetilkolin dapat berikatan dengan reseptor di sel otot sehingga otot dapat berkontraksi dan bergerak, baik dengan meningkatkan jumlah dan sensitifitas reseptornya maupun dengan menghambat degradasinya.
Beberapa obat yang dapat digunakan adalah:
Asetilkolinesterase adalah enzim yang dapat memecah asetilkolin sehingga tidak dapat aktif lagi. Obat yang menghambat kerja enzim ini dapat meningkatkan jumlah asetilkolin yang beredar sehingga dapat memperbaiki gejala MG. Contoh obatnya adalah piridostigmin dan neostigmin.
Karena MG juga dipengaruhi sistem imun yang berlebihan sehingga menyerang sel sendiri, dibutuhkan tambahan terapi untuk menekan sistem imun tersebut. Terapi ini diperlukan apabila pemberian penghambat asetilkolinesterase belum berhasil. Contoh obatnya adalah glukokortikoid (prednison, prednisolon, atau metilprednisolon), azathioprine, termasuk metotrexate, cyclosporine, dan cyclophospamide.
Pengobatan ini biasanya diberikan pada kasus MG yang sudah parah. IVIG berisi imunoglobulin (antibodi) dari donor sehat yang dapat memperbaiki sistem imun, sedangkan plasmapharesis adalah prosedur membuang antibodi dari tubuh pasien melalui mesin dan digantikan dengan plasma darah segar.
Operasi umumnya diperlukan apabila dicurigai pembesaran kelenjar timus yang menyebabkan MG.
Hingga saat ini belum ditemukan cara yang dapat mencegah MG, namun beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah perburukan gejala MG, seperti:
Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Beloor Suresh A, Asuncion RMD. Myasthenia Gravis. [Updated 2021 Aug 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559331/
Howard, J. F. (2015, June). CLINICAL OVERVIEW OF MG. MGFA. https://myasthenia.org/Professionals/Clinical-Overview-of-MG
Mayo Clinic Staff. (2021, June 22). Myasthenia gravis. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/myasthenia-gravis/symptoms-causes/syc-20352036#
NINDS. (2021, November 15). Myasthenia Gravis Fact Sheet. NIH. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Myasthenia-Gravis-Fact-Sheet#6
Syahrul, S., Mutiawati, E., Astini, N., Fajri, N., & Suherman, S. (2020). Clinical Characteristic Myasthenia Gravis among Indonesians. Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal, 2(2), 257–263. https://doi.org/10.33258/birex.v2i2.1015
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics