Beranda > Artikel > Migrain: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

Migrain: Pengertian, Gejala, dan Cara Menanganinya

migrain-adalah-penyakit

Migrain adalah kondisi kesehatan yang umum, penyakit ini terdapat pada sekitar 1 dari setiap 5 wanita dan sekitar 1 dari setiap 15 pria. Umumnya gejala timbul mulai pada awal masa dewasa. Migrain dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup Anda dan menghentikan Anda melakukan aktivitas normal sehari-hari. Beberapa orang bahkan merasa perlu untuk menetap di tempat tidur selama berhari-hari sehingga mengurangi waktu efektif untuk beraktivitas. Untuk itu, berikut beberapa uraian penting terkait migrain

Apa Pengertian dari Migrain? 

 

Migrain adalah kelainan kompleks yang dipengaruhi secara genetik yang ditandai dengan episode sakit kepala sedang hingga berat, paling sering satu sisi kepala dan umumnya bersamaan dengan mual dan peningkatan kepekaan terhadap cahaya dan suara. Kata migrain berasal dari kata Yunani “hemikrania,” yang kemudian diubah menjadi bahasa Latin sebagai “hemigranea.” Terjemahan Perancis dari istilah tersebut adalah “migrain.” 

 

Apa Saja Gejala dari Migrain? 

 

Gejala migrain dibagi berdasarkan dengan jenisnya, diantaranya: 

 

1. Migrain dengan aura

 

di mana ada tanda-tanda peringatan khusus sebelum migrain dimulai, seperti melihat lampu berkedip/kilatan cahaya.

 

2. Migrain tanpa aura

 

jenis yang paling umum, di mana migrain terjadi tanpa tanda-tanda peringatan khusus.

 

3. Migrain aura tanpa sakit kepala

 

Migrain aura tanpa sakit kepala juga dikenal sebagai migrain diam, di mana aura atau gejala migrain lainnya dialami, tetapi sakit kepala tidak berkembang.

 

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Kepala Pusing, Berikut Cara Ampuhnya

 

Apa Saja Penyebab dari Migrain? 

 

Migrain memiliki komponen genetik yang kuat. Risiko migrain pada kerabat dengan subjek yang sakit tiga kali lebih besar daripada kerabat dari subjek yang tidak sakit, tetapi belum ada pola pewarisan yang teridentifikasi. 

Sebuah studi retrospektif menemukan bahwa 76% dari pasien melaporkan terdapat beberapa faktor pemicu, antara lain: 

  1. Stres di (80%) 
  2. Perubahan hormonal selama menstruasi, ovulasi, dan kehamilan (65%) 
  3. Melewatkan makan (57%) 
  4. Perubahan cuaca (53%)  
  5. Tidur berlebihan atau tidak cukup (50%)  
  6. Bau (40%) – parfum, cologne, sulingan minyak bumi 
  7. Nyeri leher (38%) 
  8. Paparan lampu (38%)  
  9. Konsumsi alkohol (38%)  
  10. Merokok (36%)  
  11. Tidur larut malam (32%) 
  12. Panas dalam (30%) 
  13. Makanan (27%) – aspartam sebagai faktor yang mungkin, dan tiramin dan cokelat sebagai faktor yang belum terbukti 
  14. Berolahraga (22%) 
  15. Aktivitas seksual (5%) 

 

PHR

 

Bagaimana Cara Diagnosa Migrain? 

 

Diagnosis migrain didasarkan pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan pemenuhan kriteria diagnostik. Kriteria diagnostik ini sendiri berbeda-beda berdasarkan jenis migrain. Umumnya dapat diidentifikasi dengan memberikan karakteristik detail dari lokasi, intensitas, dan durasi nyeri kepala yang dirasakan disertai dengan menyingkirkan adanya penyebab organik dari sistem lain dalam tubuh. 

 

Bagaimana Cara Menangani Penyakit Migrain? 

 

Tidak ada obat untuk migrain, tetapi sejumlah perawatan tersedia untuk membantu mengurangi gejalanya, diantaranya: 

 

1. Obat penghilang rasa sakit

 

Obat penghilang rasa sakit, termasuk obat bebas seperti parasetamol dan ibuprofen dapat mengurangi rasa sakit akibat migrain.

 

2. Triptans

 

Triptans adalah obat-obatan yang dapat membantu membalikkan perubahan di otak yang dapat menyebabkan migrain.

 

3. Anti-emetik

 

Anti-emetik adalah obat-obatan yang sering digunakan untuk membantu meringankan perasaan orang sakit (mual) atau sakit.

 

4. Tidur / berbaring di ruangan gelap

 

Selama serangan, banyak orang menemukan bahwa tidur atau berbaring di ruangan yang gelap juga dapat membantu.

 

Baca Juga: 5 Penyebab Kepala Sering Pusing

 

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Migrain? 

Jika Anda menduga terdapat pemicu tertentu yang menyebabkan migrain Anda, seperti stres atau jenis makanan tertentu, menghindari pemicu ini dapat membantu mengurangi risiko Anda mengalami migrain. Selain itu, terdapat beberapa pengobatan Alternatif untuk pencegahan migrain seperti: 

 

1. Perubahan gaya hidup

 

Gaya hidup sehat yang meliputi pola makan dan pola tidur yang baik terbukti dapat mengurangi gejala migrain.

 

2. Olahraga rutin

 

Olahraga dapat meningkatkan kebugaran dan mengurangi efek stres sehari-hari sehingga menghindarkan diri dari migrain.

 

3. Yoga dan pelatihan relaksasi

 

Cara ini dibuktikan oleh beberapa peneliti dapat mengurangi kemungkinan kejadian migrain.

 

Apa Perbedaan Migrain dan Sakit Kepala Biasa?  

 

Terdapat beberapa jenis sakit kelapa lain yang sering kali serupa dengan migrain, namun perlu diperhatikan beberapa hal pembeda berikut:

 

1. Lokasi nyeri kelapa 

 

Nyeri kepala pada migrain umumnya hanya disatu sisi, sedangkan jenis nyeri kepala lain seperti tension headache umumnya terkena pada seluruh kepala. Penyakit ini juga dapat di bedakan dari cluster headache yang juga bersifat nyeri satu sisi, namun cenderung memiliki pola menjalar secara tiba-tiba dari sekitar mata atau pelipis.

 

Baca Juga: Jangan Sepelekan Sakit Kepala

 

2. Durasi 

 

Umumnya migrain berdurasi selama 4-72 jam dan dapat muncul bersama dengan aura yang muncul sekitar 60 menit sebelum nyeri kepala. Hal ini berbeda dari tension headache yang berlangsung selama 30 menit hingga 7 hari dan cluster headache yang muncul selama 15 menit hingga 3 jam. 

 

3. Intensitas 

 

Migrain timbul sebagai nyeri kepala yang berintensitas sedang-berat, sedangkan tension headache umumnya berintensitas ringan dan cluster headache berintensitas berat.

Manajemen pasien migrain akan membutuhkan upaya tim kesehatan interprofesional. Perawatan interprofessional yang diberikan kepada pasien harus menggunakan jalur perawatan terpadu yang dikombinasikan untuk merencanakan dan mengevaluasi semua aktivitas bersama.

Dokter, perawat, dan psikolog dapat membantu mengajarkan perubahan gaya hidup, pengawasan kesehatan mental, detoksifikasi penggunaan obat secara berlebihan, dan rekomendasi penggunaan obat.

Lisca

dr. Lisca Namretta

dr.Lisca Namretta

dr. Lisca Namretta lahir di Jakarta 6 Maret 1995. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya Jakarta pada tahun 2019.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics