Imunisasi
Istilah imunisasi, vaksinasi, dan inokulasi sering digunakan dan saling tertukar, padahal memiliki makna yang berbeda. Menurut WHO, imunisasi dan vaksinasi saling terkait, namun yang satu merupakan suatu tindakan dan yang lainnya adalah suatu proses.
Vaksinasi menggunakan vaksin untuk menstimulasi sistem imun dalam tubuh, agar melindungi seseorang dari infeksi dan penyakit. Sedangkan imunisasi merupakan suatu proses pembentukkan imunitas di dalam tubuh atau proses terjadinya resisten terhadap suatu penyakit infeksi, dan didapatkan pada umumnya setelah pemberian vaksin. Sedangkan menurut CDC, keduanya memiliki makna yang serupa. Vaksinasi ialah tindakan mengenalkan suatu vaksin ke dalam tubuh agar tubuh memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit spesifik, sednagkan imunisasi ialah suatu proses dimana seseorang terlindungi dari penyakit melalui vaksinasi.
Kuman ada di sekitar kita, melalui lingkungan luar mapun dari dalam tubuh. Ketika seseorang berisiko mendapatkan organisme yang berbahaya, hal ini dapat menimbulkan pennyakit maupun kematian. Tubuh memiliki berbagai cara untuk melindungi dirinya dari patogen (organisme penyebab penyakit). Kulit, mucus, dan rambut halus, bekerja sebagai pelindung fisik untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Ketika patogen berhasil masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi, pertahanan tubuh lainnya yang dinamakan systemin imunitas, akan terparu, dan akhirnya menyerang dan menghancurkan patogen yang masuk.
Vaksin berisi bagian inaktif ataupun bagian organisme (antigen) yang telah dilemahkan, dapat memicu respon imuniras tubuh. Bagian dari organisme ini tidak akan menyebabkan penyakit pada seseorang yang menerimanya, namun akan memicu sistem imunitas untuk merespon terjadinya reaksi bila patogen yang sesungguhnya nanti masuk.
8 Mitos VS Fakta Imunisasi
Mitos 1: Penyakit yang dapat dicegah vaksin sudah hampir punah dari negara saya, sehingga tidak ada gunanya untuk meningkatkan investasi terhadap imunisasi
Fakta:
- Penyakit yang dapat dicegah vaksin mungkin jarang terjadi di negara tempat tinggal Anda namun masih tetap ada di dunia
- Cakupan imunisasi tidak 100%, masih ada kelompok yang underimmunized ataupun unimmunized yang tidak terlindungi
- Pada beberapa tahun terakhir, terjadi outbreak campak pada beberapa regio Eropa dengan tingginya cakupan imunisasi
Mitos 2: Vaksin tidak aman
Fakta:
- Izin beredar vaksin membutuhkan evaluasi dan pemeriksaan yang memastikan vaksin efektif dan aman untuk digunakan
- Setiap batch vaksin akan di kontrol secara terpisah
- Vaksin akan selalu dimonitor sehingga efek samping serius akan dilaporkan melalui investigasi
Mitos 3: Vaksin menyebabkan autisme
Fakta:
- Tidak terdapat bukti keterkaitan vaksin MMR dan vaksin lainnya dengan autisme
Mitos 4: Memberikan seorang anak lebih dari satu vaksin dalam sekali pemberian akan meningkatkan risiko efek samping buruk dan dapat membebani kerja sistem imun anak
Fakta:
- Bukti ilmiah mneunjukkan bahwa pemberian beberapa vaksin dalam satu kali pemberian tidak menimbulkan efek negative terhadap sistem imun anak
- Melalui makan dan bernapas saja, anak – anak setiap hari terpapar oleh ratusan substansi asing yang dapat memicu respon imun
- Seorang anak terpapar dengan lebih banyak antigen melalui penyakit infeksi saluran napas atas dan radang tenggorokan dibandingkan melalui vaksin
- Vaksin kombinasi menghemat waktu dan uang karena mengurangi kunjungan ke klinik, mengurangi rasa tidak nnyaman pada anak dengan berkurangnya injeksi, serta meningkatkan kemungkinan anak menerima vaksin lengkap berdasarkan jadwal nasional.
Mitos 5: Penyakit tidak akan menyebar apabila kita memastikan higenitas yang benar dan sanitasi
Fakta:
- Banyak infeksi yang tetap menyebar meskipun kita menjaga kebersihan setinggi mungkin
- Apabila orang tidak divaksinasi, penyakit yang sudah jarang muncul seperti polio dan campak akan dengan cepat kembali
Mitos 6: Lebih baik diimunisasi melalui penyakit dibandingkan dengan pemberian vaksin
Fakta:
- Respon imun terhadap vaksin serupa dengan respon imun yang dihasilkan melalui infeksi secara alami
- Harga yang harus dibayar melalui infeksi alami sangat tinggi seperti terjadinya retardasi mental akibat Haemophilus influenzae type b (Hib), cacat lahir dari infeksi rubella kongenital, kanker hati dari virus hepatitis B, ataupun kematian akibat campak.
Mitos 7: Anak yang dberikan vaksin akan lebih mudah mengalami alergi, penyakit autoimun, dan penyakit pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak menerima vaksin
Fakta:
- Vaksin mengajarkan sistem imun tubuh untk bereaksi pada antigen tertentu. Vaksin tidak mengubah cara kerja sistem imun
- Tidak ada bukti keterkaitan antara vaksinasi dan perkembangan alergi, penyakit autoimun, dan penyakit pernapasan di kemudian hari
Mitos 8: Vaksin mengandung microchip sehingga pemerintah dapat melacak orang yang terimunisasi
Fakta:
- Hal ini tidak mungkin terjadi secara teknis
- Vaksin diproduksi di area yang sangat terbatas
- Beberapa vial vaksin mengandung dosis untuk lebih dari satu orang (misalnnya 10 dosis di dalam satu vial), sehingga mustahil untuk melacak setiap orang yang menerima.
Referensi
- How do vaccines work? (n.d.). Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/how-do-vaccines-work?
- Immunisation or vaccination – what’s the difference? (2020, May). Retrieved from Health direct: https://www.healthdirect.gov.au/immunisation-or-vaccination-whats-the-difference
- Duda, K. (2021, May 18). What Is the Difference Between Immunization and Vaccination? Retrieved from verywell health: https://www.verywellhealth.com/the-difference-between-immunization-and-vaccination-4140251
- Immunization: The Basics. (n.d.). Retrieved from Centers for Disease Control and Prevention: https://www.cdc.gov/vaccines/vac-gen/imz-basics.htm
- Vaccines: Myths and facts. (n.d.). Retrieved from Caring for Kids: https://www.caringforkids.cps.ca/handouts/immunization/vaccines-myths-and-facts
- Myths and facts about immunization. (2015). World Health Organization Vaccine Safety Supporting Document.