
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
NEC merupakan penyakit yang menjadi masalah pada bayi prematur pada 2 minggu sampai 3 minggu pertama usia kehidupan. Terjadi kematian sel-sel lapisan usus sampai ancaman terjadinya perforasi atau lubang pada dinding usus. Salah satu penyebabnya diduga kondisi usus yang belum berkembang sempurna, kenali tanda dan gejalanya agar dapat menghindari komplikasi yang serius.
NEC adalah peradangan yang dapat terjadi pada usus kecil maupun besar. Angka kejadian NEC pada bayi baru lahir sekitar 1:1000 kelahiran. 90% kasus NEC terjadi pada bayi prematur sedangkan pada bayi cukup bulan hanya 10%. Usus pada NEC mengalami kelemahan dan tidak bisa berespon dengan baik pada pengolahan dan penyerapan makanan sehingga terjadi kerusakan dan peningkatan invasi bakteri patogen saat bayi diberikan makanan peroral. Jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) yaitu sampai 8%.
Tanda NEC adalah:
Pada anamnesis perlu diketahui berbagai faktor resiko yang dapat menyebabkan NEC seperti bayi prematur, asupan pengganti ASI terlalu awal, riwayat genetik, dan bayi dengan riwayat hipoksia. Gejalanya dimulai dengan masalah pemberian minum, muntah. Pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung diagnosis NEC adalah pemeriksaan radiologi abdomen (foto polos dan USG abdomen) dan pemeriksaan laboratorium darah.
Stadium NEC dibagi berdasarkan kriteria Bell sebagai berikut:
Ditandai dengan gejala sistemik dan pencernaan ringan seperti gangguan napas dan nadi, distensi perut sedikit dan penemuan tidak spesifik pada radiologi abdomen. Tatalaksana dengan observasi ketat dan puasa enteral feeding 3 hari disertai pemberian cairan intravena dan antibiotik.
Gejala sistemik moderate dengan distensi abdomen yang menonjol, nyeri abdomen, dan edema dinding abdomen dan kemerahan kulit perut. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan pneumatosis intestinalis dan udara pada vena porta. Laboratorium menunjukkan trombositopeni dan asidosis metabolik. Tatalaksana meliputi dekompresi abdomen, pemberian cairan intravena, antibiotik spektrum luas, observasi hasil lab dan radiologi selama 14 hari.
Perburukan gejala stadium II disertai hipotensi, tanda peritonitis, asidosis metabolic berat dan syok. Radiologi menunjukkan adanya pneumoperitoneum, peritonitis, asites. Tatalaksananya ialah rawat intensif dan ventilator, pembedahan laparatomi eksplorasi dan reseksi usus nekrotik, drainase peritoneum pada beberapa kasus berat.
Baca Juga: Sensory Processing Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Penyebab dari NEC rumit namun pada umumnya berhubungan dengan tiga hal yaitu prematuritas, kolonisasi bakteri di usus, dan pemberian susu formula. Bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki usus yang belum sempurna dan kondisi imun yang menjaga dinding usus juga belum optimal sehingga rentan infeksi bakteri. Adanya pemberian asupan enteral menjadi substrat terjadinya proliferasi bakteri diikuti invasi mukosa usus yang telah rusak oleh bakteri yang meproduksi gas. Patogen bakteri yang diduga berperan ialah E.coli, Klebsiella sp., Staphylococcus koagulase-negatif, Clostridium sp, Pseudomonas sp. Setiap bayi yang lahir prematur berisiko mengalami NEC, tetapi bayi yang tidak diberi ASI atau diberikan susu formula sebagai pengganti ASI akan lebih berisiko mengalaminya. Sebab, ASI lebih mudah dicerna dibandingkan dengan susu formula, selain itu juga ASI juga mengandung zat yang membantu melawan infeksi.
NEC lebih sering dialami bayi prematur terutama usia kehamilan <35 minggu. Berat badan sangat rendah <1500 gram. Kondisi ini jarang ditemukan pada bayi aterm, jika ditemukan maka berhubungan dengan kelainan kongenital, hipotensi, atau sepsis.
Bayi dengan penyakit jantung bawaan, kelainan kongenital, hipoksia neonatal, anemia.
Penggunaan obat indometasin, antagonis reseptor H-2, dan antibiotik pada bayi.
Bukti menunjukkan bahwa variasi genetik yang menyebabkan peningkatan ekspresi gen TLR-4, faktor yang menghambat migrasi sel usus, meningkatkan resiko NEC.
Ibu yang merokok selama kehamilan, penggunaan obat-obatan selama kehamilan (kokain, ganja, opioid), dan peradangan korioamnitis selama hamil.
Baca Juga: Penyebab Diare pada Bayi yang Harus Anda Ketahui
Tes untuk mendiagnosis Necrotizing Enterocolitis (NEC) dapat dilakukan dengan:
Pemeriksaan radiologi dapat membantu menegakkan diagnosis. Foto polos abdomen dan lateral decubitus dapat melihat pola udara abnormal di dalam usus, ileus, pneumatosis atau gambaran udara yang terperangkap di sela-sela lapisan usus, dan udara bebas atau perforasi intestinal. USG dapat mendeteksi intermittent gas bubbles di parenkim hati dan sistem vena porta yang tidak terdeteksi dengan foto abdomen.
Pemeriksaan laboratorium meliputi sampel feces bayi untuk mendeteksi darah samar pada tinja bayi; Hematologi lengkap dimana trombositopenia sering ditemukan pada bayi dengan NEC; CRP bila meningkat berhubungan dengan respon inflamasi; Kultur darah dan feses diperiksa untuk menemukan bakteri patogen yang berperan dalam NEC; Elektrolit, ketidakseimbangan elektrolit sering ditemukan pada bayi dengan NEC; Analisa gas darah untuk menentukan derajat asidosis metabolik.
Tatalaksana bertujuan mencegah progresivitas dan komplikasi penyakit yaitu perforasi usus, sepsis, dan syok. Beberapa cara pengobatan Necrotizing Enterocolitis (NEC) yaitu:
Semua bayi yang dicurigai menderita NEC harus rawat inap. Tatalaksana terdiri dari puasa, dekompresi lambung dengan pemasangan OGT atau orogastric tube, pemantauan ketat tanda vital dan lingkar perut, pemberian nutrisi parenteral total, pemberian antibiotik, dan pemberian oksigen pada bayi jika sulit bernapas karena perut membengkak. Monitoring ketat tiap 12 jam juga termasuk pemeriksaan radiologis dan laboratorium.
Pada NEC stadium 1 tatalaksana berupa tatalaksana umum dan pemberian minum dapat dimulai setelah 3 hari. NEC stadium 2 dan 3 dipuasakan lebih lama bisa sampai 2 minggu. Antibiotik yang dianjurkan spektrum luas yang bisa mengatasi bakteri gram positif, gram negatif, dan anaerob misalnya kombinasi ampicillin dan gentamicin dan salah satu clindamycin atau metronidazole.
Pembedahan diperlukan pada <25% bayi. Indikasi absolut ialah perforasi usus atau udara bebas di dalam perut (pneumoperitoneum), tanda peritonitis (bising usus menghilang, kaku otot perut, dan atau kemerahan dan pembengkakan dinding perut). Indikasi relatif ialah perburukan klinis dan laboratorium setelah mendapat terapi standar.
Baca Juga: Bayi Prematur yang Sehat
Laparotomi eksplorasi dilakukan untuk memeriksa kondisi usus seperti usus berlubang dan peradangan di dinding perut dan reseksi segmen usus yang nekrosis, dilanjutkan enterostomi atau anastomosis primer. Jika diperlukan dokter akan membuat saluran pembuangan sementara pada dinding perut, yaitu kolostomi atau ileostomi, sampai peradangan pada usus membaik dan usus dapat disambung kembali.
Segera temui dokter jika anda atau orang yang anda kasihi ditemukan memiliki gejala dan tanda serupa agar tatalaksana yang cepat dan tepat dapat diberikan oleh ahlinya. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Article Reviewed by dr. Andry Yoshua
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics