Beranda > Artikel > Neuritis Optik: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Neuritis Optik: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

neuritis optik

Apakah Anda sudah mengenal apa itu neuritis optik? Neuritis optik adalah salah satu penyakit yang menyerang bagian mata. Jumlah kasus neuritis optik sendiri di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan penelitian, Di Indonesia angka kasus neuritis optik berada di kisaran kurang dari 10. 

Tetapi bukan berarti Anda tidak perlu mewaspadai neuritis optik. Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari neuritis optik secara lebih mendalam agar dapat mengatasinya sesegera mungkin jika kondisi ini terjadi. Selain itu, mengenal bagaimana cara mengatasi dan faktor risikonya juga akan membantu Anda menghindari segala penyebabnya. Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Neuritis Optik?

Neuritis optik adalah kondisi peradangan atau iritasi pada bagian saraf optik di bagian mata. Peradangan dalam neuritis optik berkaitan dengan proses sel darah putih bergerak ke bagian tubuh tertentu untuk menstimulasi pencegahan virus atau benda asing untuk masuk ke dalam tubuh. 

Peradangan ini dapat menghilangkan kemampuan penglihatan sementara waktu di salah satu maupun kedua mata. Jika gejala mulai muncul, sebaiknya Anda segera melakukan pengobatan. Penyakit ini dapat menyerang segala usia. Namun sebagian besar kasus neuritis optik banyak dialami oleh orang dewasa kisaran usia 20 hingga 40 tahun.

Perlu diingat bahwa meski hanya sementara, kondisi neuritis optik bisa menjadi lebih parah dan memengaruhi penglihatan secara permanen jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk itu, segala hal yang berkaitan dengan kesehatan tubuh mana pun sebaiknya tidak diabaikan jika sudah merasakan keluhan tertentu. 

Baca Juga: Inilah 6 Penyebab Rabun Dekat

Apa Ciri-Ciri Neuritis Optik?

Ada beberapa ciri-ciri neuritis optik yang bisa Anda waspadai. Apabila beberapa diantaranya muncul, sangat disarankan untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Berikut merupakan ciri-ciri neuritis optik antara lain:

1. Penglihatan Kabur

Ciri-ciri umum pertama yang akan dirasakan jika terdapat permasalahan pada saraf mata adalah penglihatan yang kabur. Meski tidak terjadi dalam waktu cepat, tetapi pandangan akan semakin kabur seiring dengan berjalannya waktu dan terjadi selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

2. Nyeri Pada Bagian Mata

Umumnya, pandangan mata yang kabur akan diikuti dengan rasa nyeri pada salah satu atau kedua mata. Penderita neuritis optik akan merasakan nyeri hebat saat menggerakkan mata meski hanya sedikit. Tak jarang, beberapa orang juga merasakan rasa sakit di belakang mata.

3. Kehilangan Penglihatan Warna dan Bidang Visual

Neuritis optik akan memengaruhi fungsi saraf mata. Sehingga, hal ini juga akan membuat penderitanya kehilangan penglihatan warna dan bidang visual. Maksudnya, Anda akan sulit mendeteksi warna dan pola karena keduanya tampak samar saat dilihat. 

PHR

Apa Penyebab Neuritis Optik?

Pada dasarnya, beberapa neuritis optik terjadi tanpa penyebab spesifik yang diketahui. Tetapi, ada beberapa penyebab neuritis optik tertentu. Berikut merupakan penjelasan selengkapnya:

1. Multiple Sclerosis

Pada dasarnya, neuritis optik kerap kali dikaitkan dengan penyakit multiple sclerosis yang merupakan penyakit autoimun. Multiple sclerosis dapat menyerang area selubung mielin dan menutupi serabut saraf yang ada di otak.  

2. Gangguan Antibodi

Gangguan antibodi seperti neuromyelitis optica, myelin oligodendrocyte glycoprotein, dan penyakit autoimun dapat menyebabkan peradangan pada saraf optik, sumsum tulang belakang, atau bahkan otak. Tidak jauh berbeda dengan multiple sclerosis, gangguan ini juga merupakan serangan peradangan berulang yang tentunya memengaruhi sistem saraf optik.  

3. Infeksi

Tak hanya penyakit khusus, neuritis optik juga bisa disebabkan oleh infeksi. Biasanya infeksi yang terjadi berupa infeksi bakteri, penyakit lyme, demam kucing, dan sifilis. Tetapi ada juga yang disebabkan oleh virus seperti campak, gondok, dan herpes. 

Baca Juga: Seasonal Affective Disorder: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa Faktor Risiko dari Neuritis Optik?

Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang terserang neuritis optik. Perlu diingat bahwa sejatinya penyakit ini dapat menyerang semua orang. Jadi, dengan informasi faktor risiko di bawah ini, sebaiknya Anda selalu berhati-hati dan waspada. Berikut informasi selengkapnya:

1. Usia

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kasus neuritis optik banyak menyerang orang dewasa dengan rentang usia 20 hingga 40 tahun. 

2. Keturunan

Saat ibu hamil memiliki kondisi neuritis optik, penyakit tersebut juga akan memengaruhi kondisi janin yang dikandungnya. Sehingga besar kemungkinan terkena gangguan saraf mata ini akan diderita oleh anak. 

3. Jenis Kelamin

Berbicara soal jenis kelamin, wanita jauh lebih berisiko menderita neuritis optik dibandingkan pria. Tetapi bukan tidak mungkin pria juga memiliki risiko yang sama terhadap peradangan saraf optik.

Baca Juga: Apa Itu Katarak? Mari Kenali Gejalanya Sejak Dini

Bagaimana Cara Menangani Neuritis Optik?

Sebaiknya, jangan panik ketika mengalami ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Ada beberapa cara untuk menangani neuritis optik yang bisa dilakukan. Simak informasi berikut ini:

1. Terapi

Cara penanganan neuritis yang pertama adalah melakukan terapi mata. Metode ini dilakukan melalui vena untuk memulihkan penglihatan yang sebelumnya buram. Namun, hal ini tidak dapat menyembuhkan neuritis optik secara total. 

2. Kunjungi Dokter

Cara terbaik yang bisa Anda lakukan ketika mengalami berbagai gejala peradangan saraf optik adalah mengunjungi dokter. Apabila telah muncul gejala yang berkepanjangan dan tak kunjung membaik, segera konsultasikan kondisi yang dirasakan ke dokter dan lakukan pengecekan mata. Dokter spesialis akan memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan neuritis optik. 

Untuk menghindari neuritis optik, lakukan pengecekan mata rutin ke dokter mata. Jangan lupa selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael menyelesaikan studi dokter umumnya di Universitas Indonesia dan University of Melbourne di Australia. Ia juga mendapatkan gelar Diploma of Tropical Medicine and Hygiene dari Royal College of Physician UK.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics