
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Neuroblastoma pada anak merupakan tumor padat yang cukup sering ditemukan pada balita, berupa benjolan yang memiliki gejala penekanan area sekitarnya dan bisa juga gejala lain akibat penyebaran ke kelenjar getah bening, tulang, dan sumsum tulang belakang. Kenali gejala Neuroblastoma pada anak dan penanganannya.
Neuroblastoma pada anak adalah perkembangan sel-sel bakal jaringan saraf (neuroblast) yang berasal dari kelenjar adrenal yang terletak di bagian atas ginjal di rongga perut bagian belakang. Terkadang Neuroblastoma pada anak bisa terbentuk dari neuroblast yang berada di jalinan persarafan dekat sumsum tulang belakang yang disebut ganglion saraf.
Gejala Neuroblastoma pada anak awalnya:
Tanda yang ditemukan tergantung lokasi tumor dan penyebarannya. Tumor kebanyakan berasal dari rongga perut belakang sehingga perut membesar dan nyeri, kadang dengan konstipasi atau sulit buang air kecil. Tumor yang menyebar ke tulang wajah sebabkan kebiruan di mata dan mata menjadi menonjol. Tumor yang berada di rongga dada akan sebabkan sesak napas dan sulit menelan. Penyebaran ke sumsum tulang sebakan gangguan pembentukan sel darah merah dan anemia, kadang disertai trombositopenia dan bintik pendarahan/petechiae. Sering terjadi gejala persarafan seperti kelumpuhan fokal atau sindrom horner bila lokasinya di dada, gejalanya ptosis, miosis, anhidrosis (perbedaan ukuran pupil dan penurunan kelopak mata). Walau jarang bisa ditemukan kejang.
Diperkirakan bahwa 98% Neuroblastoma pada anak tidak diturunkan dan tidak diketahui penyebabnya. Pada 1-2% kasus ada riwayat kerabat atau family yang terkena penyakit ini.
Baca Juga: Neuroblastoma : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Faktor resiko dari Neuroblastoma pada anak menurut para ahli ialah:
Neuroblastoma pada anak insidennya sering pada anak dan jarang mengenai usia di atas 10 tahun.
1-2% ada riwayat keluarga atau sanak saudara dengan penyakit serupa.
Bayi dengan kelainan bawaan memiliki resiko lebih tinggi mengalami Neuroblastoma pada anak. Diperkirakan ada malfungsi gen selama periode embrio yang mendasari kedua hal tersebut.
Belum ada faktor resiko dari gaya hidup maupun paparan lingkungan yang mendasari terjadinya Neuroblastoma pada anak.
Penatalaksanaan Neuroblastoma pada anak tergantung usia, stadium, dan jenis sel kanker itu sendiri yaitu gen/kromosomnya. Stadium Neuroblastoma pada anak adalah sebagai berikut:
Kanker berada di satu bagian tubuh dan belum menyebar. Pada stadium ini, tumor dapat diangkat sepenuhnya dengan operasi.
Kanker belum menyebar dan masih berada di satu bagian tubuh. Namun, kanker tidak dapat diangkat sepenuhnya dengan operasi.
Kanker tidak bisa dihilangkan melalui operasi karena ukurannya yang besar. Pada stadium ini, kanker juga bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Kanker sudah menyebar ke organ lain.
Baca Juga: Neuromyelitis Optica : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Terdapat beberapa tes untuk mendiagnosis Neuroblastoma pada anak:
Sel neuroblastoma mensekresi katekolamin yang bersirkulasi di tubuh dan keluar melalui urin. Diagnosis Neuroblastoma bisa dengan pengukuran kadar vanillylmandelic acid (VMA) and homovanillic acid (HVA) yang meningkat di urin pada 95% pasien anak.
Pada foto polos rongga perut atau dada pasien bisa ditemukan ada gambaran massa tumor yang berongga dengan kalsifikasi.
Dengan CT Scan bisa menggambarkan batas dan komposisi jaringan tumor dengan lebih mendetail. MRI bisa menggambarkan struktur persarafan seperti sumsum tulang belakang dan penekanan saraf.
Methyl Iodo Benzyl Guanidine (MIBG) adalah senyawa yang terakumulasi di sel katekolaminergik dan bisa untuk melacak keberadaan sel Neuroblastoma pada anak baik yang sumber primer maupun anak sebar/metastasisnya dengan metode MIBG scanning.
Bone survey merupakan foto rontgen serial beberapa bagian sistem skeletal untuk melihat metastasis ke tulang.
Histopatologi sel yaitu perhitungan abnormalitas inti sel dan DNA, ditambah genetic marker contohnya MYCN oncogene amplification berkaitan dengan sifat ganasnya kanker dan perkiraan keparahan penyakit.
Aspirasi dan biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sampel sel dari sumsum tulang untuk diuji di laboratorium, bila Neuroblastoma pada anak dicurigai sudah menyebar ke sumsum tulang.
Baca Juga: Pantangan Makanan untuk Neuropati
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan untuk Neuroblastoma pada anak:
Operasi dilakukan pada Neuroblastoma pada anak yang belum menyebar, stadium rendah dan sifat ganas rendah. Namun, jika tumor tumbuh di dekat organ vital, seperti di sekitar saraf tulang belakang atau paru-paru, operasi berbahaya untuk dilakukan sehingga dokter akan melakukan prosedur lain.
Kemoterapi adalah pemberian infus berisi obat zat kimia vincristine, cyclophosphamide, doxorubicin, cisplatin, carboplatin, ifosfamide, and etoposide untuk menghancurkan sel kanker. Dapat diberikan sebelum operasi untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dan menyusutkannya atau pada kasus pascaoperasi yang tumornya kambuh. Kemoterapi juga diberikan pada pasien dengan tumor yang sudah menyebar ke beberapa organ.
Prosedur dilakukan dengan mengambil sel punca anak dari aliran darah dan menyimpannya di lemari es selama siklus awal kemoterapi. Kemudian, dokter menyuntikkan sel punca kembali ke aliran darah menuju sumsum tulang untuk menggantikan sel punca yang rusak setelah prosedur kemoterapi dosis tinggi.
Radiasi digunakan pada resiko sedang atau pada tumor sisa yang tidak terangkat dengan pembedahan.
Terapi menggunakan antibodi monoklonal yang dikombinasikan dengan sitokin untuk membunuh sel Neuroblastoma pada anak. Terapi ini biasanya dilakukan pada anak penderita Neuroblastoma dengan risiko berat atau kasus yang sudah tidak bisa diobati dengan modalitas lain.
Segera temui dokter jika anda atau orang yang anda kasihi ditemukan memiliki gejala dan tanda serupa agar tatalaksana yang cepat dan tepat dapat diberikan oleh ahlinya. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.
Penulis: dr. Andry Yoshua
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics