Beranda > Artikel > Neuromyelitis Optica : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Neuromyelitis Optica : Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

neuromyelitis optica adalah

Pernahkah Anda mendengar apa itu neuromyelitis optica? Neuromyelitis optica adalah jenis penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf baik pada otak maupun sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat sendiri merupakan bagian penting dalam mengatur kerja organ tubuh manusia. 

Sehingga ketika terjadi permasalahan yang mengganggu komunikasi saraf dengan sistem pusat, organ tubuh pun tidak dapat berfungsi dengan baik. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari seputar neuromyelitis optica secara lebih mendalam mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya. Simak informasi selengkapnya berikut ini. 

Apa Itu Neuromyelitis Optica ?

Neuromyelitis optica adalah penyakit yang mengganggu sistem saraf pusat terutama pada bagian sumsum tulang belakang dan saraf mata. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan dalam tubuh justru menyerang berbagai sel di sistem saraf pusat. Kondisi ini juga dikenal sebagai penyakit devic atau devic’s diseases.

Pada awalnya, tubuh akan memproduksi antibodi dan kemudian menyerang protein pada astrosit atau sel yang bekerja untuk membantu saraf di sistem saraf pusat agar dapat bekerja dengan baik. 

Akibatnya, kerusakan tersebut akan mengganggu pesan yang dikirimkan oleh otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh hingga menyebabkan berbagai permasalahan pada bagian tubuh tertentu. 

Neuromyelitis optica adalah jenis penyakit yang bisa kambuh dan harus melakukan beberapa langkah pemulihan agar dapat sembuh total. Dibandingkan dengan masa awal kemunculannya, neuromyelitis optica akan lebih parah jika kambuh sebab dapat menyebabkan kerusakan permanen pada bagian sistem saraf pusat.

Apa Ciri-Ciri Neuromyelitis Optica ?

Menghindari neuromyelitis optica dapat dilakukan dengan mengenali ciri-cirinya terlebih dahulu. Pada dasarnya, neuromyelitis optica dapat dikenali melalui dua faktor yang berbeda yaitu neuritis optik dan transverse myelitis. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Neuritis Optik

Apabila neuromyelitis optica diikuti dengan kondisi neuritis optik, maka gejala atau ciri-ciri yang akan muncul berkaitan dengan indra penglihatan. Misalnya, hilangnya penglihatan, pandangan kabur, nyeri setiap menggerakkan mata, serta kehilangan penglihatan visual dan warna. 

2. Transverse Myelitis

Berbeda dengan neuritis optik, kondisi transverse myelitis yang terjadi saat mengalami neuromyelitis optica akan lebih menyerang bagian saraf motorik dan perasa. Jadi, gejala yang dirasakan adalah bagian tubuh yang melemah, mati rasa, kelumpuhan, permasalahan pada usus atau kandung kemih, kaku pada lengan atau kaki, dan kesemutan.

Baca Juga: Postmatur Adalah: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Apa Penyebab Neuromyelitis Optica ?

Sampai saat ini, dunia medis masih belum dapat menentukan penyebab yang spesifik terhadap munculnya neuromyelitis optica. Hanya ada beberapa kemungkinan kondisi yang menyebabkan penyakit ini terjadi. Adapun penyebab neuromyelitis optica antara lain:

1. Autoimun

Neuromyelitis optica paling umum disebabkan oleh kondisi autoimun yang mana terjadi penyerangan tubuh oleh sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Autoimun termasuk jenis penyakit yang berbahaya sebab ada banyak kondisi yang menjadi lebih parah akibat adanya autoimun dalam tubuh.

2. Infeksi

Neuromyelitis optica juga umum terjadi setelah seseorang mengalami infeksi tertentu seperti bakteri, jamur, atau virus seperti meningitis, polio, campak, gondok, dan herpes.

PHR

Apa Faktor Risiko dari Neuromyelitis Optica?

Perlu diingat bahwa neuromyelitis optica dapat menyerang siapa saja. Pada beberapa orang tertentu, penyakit ini dapat menyerang lebih cepat. Cek beberapa faktor risiko dari neuromyelitis optica di bawah ini:

1. Jenis Kelamin

Kasus neuromyelitis optica saat ini lebih banyak terjadi pada wanita sekitar 80 persen. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa wanita jauh lebih rentan terkena neuromyelitis optica dibandingkan dengan pria. 

2. Usia

Neuromyelitis optica pada dasarnya dapat terjadi pada orang dengan usia berapapun. Tetapi orang dewasa dengan rentang usia 30 hingga 50 tahun jauh lebih berisiko. 

3. Ras

Sebenarnya semua orang dari berbagai belahan dunia sangat mungkin terkena neuromyelitis optica. Namun, penyakit ini lebih umum di antara keturunan afrika dan asia timur. Meski demikian, Anda tetap harus waspada terhadap neuromyelitis optica

Baca Juga: Alergi Kulit pada Bayi (Dermatitis Atopik): Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

Bagaimana Cara Menangani Neuromyelitis Optica ?

Sebenarnya, untuk saat ini belum ditemukan obat khusus yang bisa digunakan untuk mengatasi kondisi neuromyelitis optica. Namun, jangan panik sebab ada beberapa treatment yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut merupakan informasi selengkapnya:

1. Kunjungi Dokter

Jika merasakan ciri-ciri neuromyelitis optica, sebaiknya segera kunjungi dokter di fasilitas kesehatan terdekat. Mendiagnosis kondisi tanpa alat khusus dan pengetahuan di bidangnya tidak dapat dikatakan akurat. Justru mungkin saja akan terjadi kondisi yang lebih parah sebab penggunaan obat atau jenis perawatan yang tidak tepat.

Meski belum ada obat khusus, dokter spesialis tetap akan memberikan obat-obat tertentu dengan dosis yang tepat untuk menghambat neuromyelitis optica berkembang dan tidak menjadi lebih parah. Terutama, pada bagian peradangan sistem saraf. 

Baca Juga: Hipertonik: Pengertian, Manfaat, dan Jenis Cairan Hipertonik

2. Pertukaran Plasma

Pada kondisi neuromyelitis optica tahap lanjut, umumnya dokter akan menyarankan untuk melakukan pertukaran plasma untuk menurunkan tingkat antibodi dalam darah. Prosesnya dilakukan dengan mengeluarkan darah dari tubuh melalui jarum atau tabung dan memisahkan plasma yang dianggap mengganggu dengan sel darah.

Selanjutnya, akan dimasukkan plasma buatan sebagai penggantinya agar menyatu dengan darah melalui intravena. Prosedur ini berlangsung selama beberapa jam dan bisa diulang beberapa kali selama beberapa hari yang berbeda. 

Jadi, apakah informasi neuromyelitis optica di atas membantu Anda? Bagaimanapun juga, hal terpenting yang harus dilakukan adalah selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael Yosia

dr. Mikhael menyelesaikan studi dokter umumnya di Universitas Indonesia dan University of Melbourne di Australia. Ia juga mendapatkan gelar Diploma of Tropical Medicine and Hygiene dari Royal College of Physician UK.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics