
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Sistem imun kita bekerja setiap saat untuk mempertahankan diri dari berbagai penyakit. Fungsinya untuk mencegah mikroorganisme membahayakan bertumbuh, menghancurkan dan membatasi efek samping buruk yang dapat terjadi dari infeksi tersebut. Ketika sistem imun tubuh bekerja dengan baik, mereka dapat membedakan sel mana yang merupakan sel tubuh dan yang mana yang merupakan sel asing. Sel asing akan dihancurkan oleh sistem imun kita. Selain itu, mereka akan mengenali mikroogranisme spesifik yang sudah masuk tersebut, sehingga jika terjadi kondisi yang berulang maka sudah terbentuk antibodi yang menyebabkan sistem imun lebih kuat dan sulit untuk diserang.
Jadi, sistem imun yang baik dapat menjaga tubuh dari serangan berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, jika terjadi malfungsi dari sistem imun, maka sel tubuh dapat menyerang sel, jaringan dan organ tubuh yang sehat dan hal ini dinamakan aitoimun. Penyebab autoimun, sistem imun tubuh kita salah mengenali sel, jaringan atau organ tubuh kita sebagai benda asing, lalu akan mengeluarkan autoantibodi yaitu sel yang menyerang sel tubuh yang sehat. Jika hal ini terjadi dapat menyebabkan fungsi organ tubuh menjadi menurun dan dapat membahayakan. Selain itu, penderita autoimun akan memiliki penyakit ini secara kronik atau terus-terusan, memerlukan biaya yang tinggi dan biasanya menyerang pada masa produktif seseorang sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Penyakit ini menyerang berbagai macam organ dan berbeda manifestasi klinisnya pada tiap organ yang diserang seperti yeri, lemas, ruam, mual, nyeri kepala, pusing berputar dan banyak lainnya. Gejala spesifik akan berbeda pada tiap penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menyerang satu organ saja seperti diabetes mellitus tipe 1 yang hanya menyerang pankreas. Ada pula penyakit autoimun yang menyerang seluruh bagian tubuh seperti lupus.
Baca juga: Apa Penyebab Penyakit Lupus?
Penyebab utama mengapa terjadi proses autoimun masih belum diketahui secara pasti. Namun, menurut penelitian terdapat faktor risiko seseorang cenderung memiliki penyakit autoimun seperti jenis kelamin perempuan (78% pasien autoimun), etnis tertentu dan riwayat keluarga menderita autoimun (predisposisi genetik).
Karena angka penderita autoimun kian meningkat, para peneliti menduga ada faktor lingkungan seperti infeksi dan juga paparan terhadap zat kimia menjadi penyebab timbulnya penyakit ini. Telah banyak teori yang dikemukakan untuk menjelaskan keterkaitan infeksi dan autoimun, namun masih belum ada yang pasti. Teori ini dibuktikan dengan adanya infeksi EBV pada otak pasien yang telah meninggal dengan penyakit multiple sklerosis. Penelitan terbaru memunjukkan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) dan juga diabetes mellitus tipe 1 dapat diinisaisi oleh respon imun terhadap mikrobiota usus komensal didalamnya, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya. Faktor lingkungan yang berperan antara lain paparan sinar UV yang dapat membuat lupus terjadi pada pasien yang sebelumnya memiliki predisposisi genetik.
Pola diet Western yang tinggi lemak, gula dan konsumsi makanan olahan dapat meningkatkan reaksi inflamasi yang menumpulkan reaksi imun, namun hal ini masih belum terbukti kebenarannya
Pada studi yang dilakukan tahun 2015, teredapat teori lain yang dinamakan hipotesis hygiene. Teori yang dikemukakan pada hipotesis ini adalah autoimun terjadi karena munculnya berbagai vaksin dan antiseptik, sehingga anak-anak jaman sekarang tidak terpapar dengan mikroorganisme sebanyak anak pada jaman dahulu. Karena kurangnya paparan, sistem imun akan memunculkan rekasi belebihan pada substansi yang tidak membahayakan.
Baca juga: Ciri- Ciri Autoimun yang Perlu kamu Ketahui
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics