Beranda > Artikel > Pentingnya Vaksin Rabies untuk Manusia

Pentingnya Vaksin Rabies untuk Manusia

Artikel Carevo Pentingnya Vaksin Rabies untuk Manusia

Apa Itu Penyakit Rabies? 

Rabies atau “penyakit anjing gila” adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus lyssaviridae, yaitu virus golongan Rhabdoviridae. Virus ini memiliki komponen Ribo Nucleic Acid (RNA), yang berarti menyerang RNA pada manusia. Rabies merupakan penyakit menular yang bersifat akut, dan memiliki target sistem saraf manusia, dimana didapatkan melalui hewan yang terkena virus tersebut. Karena virus ini menyerang otak dan sistem saraf manusia, penyakit rabies ini tergolong sangat berbahaya dan bisa berujung pada kematian apabila tidak segera ditangani. (1) 

Data World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa 72 negara di dunia dinyatakan merupakan endemik dari virus rabies, termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 26 provinsi di Indonesia masih merupakan endemik dari rabies, dimana angka kematian per tahunnya masih tergolong sangat tinggi yakni sebesar 100-156 kasus kematian. Hal ini membuktikan bahwa rabies masih menjadi masalah yang serius dan diperlukan pengobatan serta penanganan yang tepat agar dapat ditangani dengan baik.  

Baca juga: Berbagai Macam Virus Mematikan Selain Virus Corona

 

Apa Itu Vaksin Rabies? 

Vaksin rabies merupakan vaksin aktif yang diberikan untuk mencegah infeksi virus rabies. Vaksin rabies diberikan secara intramuscular, dan bekerja dengan membantu tubuh anda untuk membentuk proteksi (antibodi) terhadap virus rabies. Vaksin rabies biasanya diberikan pada lengan bagian atas, dan diberikan dalam 3 dosis dalam periode 28 hari. (2) 

Baca juga: Kenali Ciri-Ciri Rabies Pada Manusia

 

Apa Saja Jenis vaksin Rabies? 

Terdapat dua jenis vaksin antirabies yang beredar di Indonesia, yaitu vaksinasi Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP) dan Profilaksis Pasca Pajanan (PEP). Berikut perbedaannya: (3) 

1. Profilaksis Pra-Pajanan (PrPP) 

Vaksin PrPP diberikan untuk pencegahan, yakni sebelum adanya paparan infeksi dari virus rabies. Vaksin ini bertujuan untuk membentuk antibodi agar tubuh mampu membentuk imunitasnya sendiri, agar dapat melawan infeksi virus dari awal. Biasanya vaksin PrPP ini diberikan pada kelompok-kelompok dengan risiko paparan yang tinggi seperti pada peternak, dokter hewan, pemburu, dan sebagainya. Vaksin PrPP diberikan dalam 3 dosis, yaitu: 

  • Dosis pertama: diberikan pada saat pertama kali anda datang 
  • Dosis kedua: diberikan 7 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama 
  • Dosis ketiga: diberikan 21-28 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama, atau 20 hari setelah dosis kedua 

2. Profilaksis Pasca Pajanan (PEP) 

Vaksin PEP diberikan sebagai profilaksis ketika anda sudah terkena gigitan maupun cakaran dari hewan yang dicurigai menderita rabies. Penyuntikan vaksin PEP harus dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya inkubasi di dalam tubuh anda.  

Vaksin PEP biasanya hanya dapat diberikan oleh dokter. Setelah luka dibersihkan, biasanya anda akan ditanya apakah anda telah mendapatkan vaksin PrPP sebelumnya atau belum, karena dosis pemberian vaksin PEP bergantung pada hal tersebut.  

Pada individu yang terpapar virus rabies dan belum pernah mendapatkan vaksin PrPP sebelumnya harus mendapatkan total 4 dosis vaksin antirabies. 

  • Dosis pertama: segera saat anda tergigit atau tercakar hewan pembawa virus rabies ditambah dengan rabies immunoglobulin (RIG) 
  • Dosis kedua: 3 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama 
  • Dosis ketiga: 7 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama 
  • Dosis keempat: 14 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama 

Sedangkan, bagi anda yang sudah mendapatkan vaksin PrPP, dokter akan memberikan anda 2 dosis vaksin PEP, dengan ketentuan: 

  • Dosis pertama: segera saat anda tergigit atau tercakar hewan pembawa rabies 
  • Dosis kedua: 3 hari setelah anda mendapatkan dosis pertama 

Pemberian rabies immunoglobulin (RIG) pada penderita yang belum mendapatkan vaksin PrPP dipercaya dapat meningkatkan perlindungan tubuh individu dan memberikan perlindungan efektif selama 7-10 hari. (3) 

 

Bagaimana Cara Kerja Vaksin Rabies untuk Manusia? 

Vaksin rabies berasal dari virus yang dilemahkan, yang diberikan secara intramuscular dan berfungsi untuk membantu tubuh anda membentuk sistem pertahanan tubuh atau antibodi sendiri terhadap virus tersebut sehingga tubuh sudah “mengenal” virus rabies. Kelak, jika tubuh anda terinfeksi virus ini, tubuh anda sudah bisa melawan dengan sendirinya. (2,3) 

 

Apakah Efek Samping Vaksin Rabies? 

Walaupun memiliki manfaat yang baik, namun bukan berarti vaksin rabies tidak memiliki efek samping. Penerima vaksin sering kali melaporkan gejala ringan yang bisa hilang sendiri beberapa hari setelah vaksinasi. Berikut efek samping yang sering kali dikeluhkan: (2,3) 

  1. Bengkak dan kemerahan pada bagian kulit yang divaksin 
  2. Nyeri kepala 
  3. Nyeri perut 
  4. Nyeri pada otot bagian kulit yang divaksin 
  5. Demam 
  6. Bintik-bintik gatal pada kulit 
  7. Mual, muntah 

 

Kondisi yang Tidak Diperbolehkan Menerima Vaksin Rabies 

Walaupun tergolong aman, namun jangan abaikan kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan lebih lanjut terkait dengan pemberian vaksin rabies. Berikut kondisi yang tidak diperbolehkan untuk menerima vaksin rabies: (3) 

  1. Alergi terhadap kandungan vaksin 
  2. Memiliki kondisi imunokompromais seperti HIV atau sedang dalam kemoterapi kanker 
  3. Sedang minum obat-obatan yang melemahkan sistem imun 
  4. Hamil atau sedang menyusui 

Pemberian vaksinasi rabies hendaknya disertai dengan konsultasi terhadap dokter terlebih dahulu. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.  

 

Personal Health Record Carevo

 

Referensi:

  1. Fisher C, Streicker D, Schnell MJ. The spread and evolution of rabies virus: conquering new frontiers. Nat rev Microbiol. 2018; 16(4): 241-55.  

  1. NHS. Vaccination: Rabies. NHS [Internet]. 2023. Tersedia di: https://www.nhs.uk/conditions/rabies/vaccination/  

  1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku petunjuk teknis penatalaksanaan kasus gigitan hewan penular rabies di Indonesia. Kemenkes RI. 2016. Tersedia di: https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/BUKU%20SAKU%20RABIES%20MODUL%20TROPIS.pdf  

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics