
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Apa penyakit difteri itu?
Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau kuman Corynebacterium diphtheria. Dalam ilmu yang mempelajari mikroorganisme (mikrobiologi), kuman difteri merupakan bakteri yang berbentuk batang. Kuman ini mempunyai fokus infeksi pertama yaitu bagian tenggorokan dan saluran pernafasan atas. Kuman difteri dapat memproduksi toxin atau racun yang tentu dapat mempengaruhi kerja organ di dalam tubuh manusia.
Setiap penyakit tentu mempunyai gejala-gejala tertentu demikian juga dengan penyakit difteri. Penyakit ini memiliki serangan yang bersifat akut atau cepat. Sebelum timbul gejala biasanya akan masuk ke masa inkubasi terlebih dahulu yang berlangsung rata-rata selama dua sampai lima hari. Gejala-gejala yang biasa akan dirasakan oleh pasien berupa sakit tenggorokan, demam dengan suhu yang tidak tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening terutama di bagian leher. Pada kasus berat dapat meninmbulkan infeksi pada otot jantung dalam Bahasa medis disebut myocarditis. Gejala pembengkakan akan menimbulkan gejala ikutan berupa gangguan bernafas dan disertai gangguan menelan, sampai ke gejala serak.
Proses penyebaran kuman terjadi secara langsung dari satu orang ke orang lain dan menular melalui saluran pernafasan penderita ke saluran nafas orang yang tertular. Penularan juga bisa terjadi melalui luka pada kulit orang yang tertular oleh cipratan ludah (droplets) yang berasal dari penderita, namun penularan melalui metode ini sangat jarang.
Dokter akan memutuskan seseorang terkena infeksi difteri melalui gejala-gejala yang muncul. Setelah dokter mencurigai gejala gejala yang ada, mereka akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan swab atau uji usap tenggorok atau hidung untuk mencari gambaran kuman difteri. Proses pemeriksaan uji usap ini tentu akan memakan waktu, tetapi dengan uji usap ini tentu akan menentukan pengobatan atau terapi yang hendak diberikan oleh dokter kepada Anda.
Ketika sudah didapatkan bukti kuat bahwa Anda terinfeksi, dokter akan memberikan obat-obatan, khususnya adalah pemberian antibiotik yang digunakan untuk mematikan kuman difteri. Setiap kali Anda memperoleh obat-obatan antibiotik pastikan dikonsumsi sampai habis agar tidak terjadi kemungkinan resistensi obat oleh kuman difteri.
Setelah Anda minum habis obat-obatan yang diberikan, selanjutnya dokter akan kembali melakukan pemeriksaan ulang uji usap untuk memastikan tidak ada lagi kuman difteri di dalam badan Anda.
Saat ini di dunia termasuk Indonesia sudah tersedia vaksin difteri yang dapat diberikan dari bayi hingga orang tua. Tindakan vaksinasi ini menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit difteri.
Di Indonesia sudah berjalan imunisasi rutin dan imunisasi lanjutan yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri. Berikut ini tiga macam imunisasi yang diberikan dan tersedia di Indonesia:
Semenjak bayi sudah dicanangkan tindakan imunisasi dasar yang diberikan ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan. Pada usia ini bayi akan memperoleh vaksin DPT-HB-HiB dengan jarak waktu pemberian masing-masing sebulan.
Kemudian setelah imunisasi dasar lengkap dilanjutkan dengan imunisasi lanjutan, berikut ini masing-masing waktu pemberian nya:
Pemberian vaksinasi ini perlu diingat bahwa hanya bersifat untuk mencegah terjadinya keparahan bila seseorang terinfeksi kuman difteri. Penyakit Difteri bisa kita cegah bersama-sama dengan menjaga kebersihan dan memperoleh imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Bagikan ke orang terdekat anda
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics