Beranda > Artikel > Waspada Penyakit Kawasaki! Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Waspada Penyakit Kawasaki! Pengertian, Gejala, dan Cara Mengobatinya

penyakit kawasaki adalah

Kesehatan seorang si buah hati merupakan suatu hal yang sangat penting tentunya bagi anda para orang tua. Jangan abaikan gejala apapun yang terjadi pada anak anda ketika mereka sedang sakit, seperti contohnya ruam kemerahan pada tubuh, bengkak pada bagian leher yang disertai dengan demam, mungkin saja anak anda sedang mengidap sebuah penyakit Kawasaki. Apakah anda sudah mengetahuinya secara mendalam? Segera ketahuilah pengertian, penyebab serta bagaimana cara pengobatannya bersama Carevo! 

 

Apa itu Penyakit Kawasaki? 

 

Pasti anda para orang tua sangat khawatir jika anak anda sakit. Lantas apakah anda sudah mengetahui apa itu penyakit Kawasaki? Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut yang seringkali menyerang anak kecil berusia dibawah 5 tahun. Penyakit Kawasaki dikenal juga sebagai sindroma Kawasaki atau sindroma kelenjar getah benih mukokutaneus.

 

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1967 di Jepang oleh Tomisaku Kawasaki yang dimana pada tahun 1976 ditemukan kasus pertama penyakit Kawasaki di luar Jepang. Saat ini penyakit Kawasaki dapat ditemukan di seluruh belahan dunia dengan kasus tertinggi ditemukan di Jepang. Selain itu, penyakit ini juga merupakan penyebab utama terjadinya sebuah penyakit jantung dengan komplikasi seperti dilatasi arteri koroner dan aneurisma. Maka dari itu, sebaiknya anda lebih berhati hati dan segera ketahui gejala dan tanda yang dapat muncul akibat penyakit ini agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.  

 

Baca Juga: Alergi Makanan pada Bayi: Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

 

Apa Ciri ciri penyakit Kawasaki?  

 

Lantas apa saja sih ciri ciri jika seorang anak mengidap sebuah penyakit Kawasaki?  Gejala yang seringkali muncul berupa demam beberapa hari dan tubuh yang lemas, dan disertai dengan beberapa kriteria diagnosis sebagai berikut. American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa setidaknya pasien harus memiliki demam selama 5 hari atau lebih dengan minimal 4 dari kriteria ini untuk memenuhi sebuah diagnosis penyakit Kawasaki: 

 

  1. Injeksi konjungtiva bulbar bileta tanpa eksudat dan tidak nyeri  
  2. Kemerahan pada mulut dan tenggorokan, lidah kemerahan seperti buah stroberi serta bibir yang pecah-pecah  
  3. Ruam-ruam kemerahan pada tubuh dengan berbagai bentuk  
  4. Bengkak pada tangan dan kaki disertai kemerahan pada telapak tangan dan telapak kaki  
  5. Pembesaran kelenjar getah bening leher dengan diameter lebih dari 1.5 cm  

 

Selain itu, jika seorang anak tidak memenuhi kriteria lengkap namun memiliki kelainan jantung pada pemeriksaan echocardiogram, maka dapat didiagnosa sebagai penyakit Kawasaki.  Beberapa tanda dan gejala lain yang juga dapat diperhatikan adalah mual muntah, diare, nyeri perut nyeri sendiri, nyeri kepala, kejang, hidung tersumbat, batuk, dan sebagainya.  

 

ciri ciri dan gejala penyakit kawasaki

 

Penyakit Kawasaki pada perjalanannya terdiri dari beberapa fase yakni: fase akut, subakut dan konvalesen. Pada umumnya demam tinggi selama 1 sampai 2 minggu yang disertai ruam-ruam, konjungtivitis dan gejala myocarditis dapat ditemukan pada fase akut. Pada fase berikutnya yaitu subakut, pada umumnya demam sudah mulai tidak ada, namun deskuamasi pada tangan, peningkatan nilai trombosit dan terbentuk aneurisma arteri dapat ditemukan. Fase ini terjadi pada 4 sampai 6 minggu dari perjalanan penyakit Kawasaki. Pada fase akhir/ fase konvalesen, umumnya 3 bulan sejak awal gejala, merupakan fase dimana gejala klinis mulai menghilang , namun kelainan jantung masih dapat ditemukan. 

 

PHR 

 

Penyebab penyakit Kawasaki 

 

Tentunya anda juga ingin mengetahui lebih lanjut tentang penyebab penyakit ini agar anda dapat lebih menjaga si buah hati terhindar terinfeksi penyakit Kawasaki bukan?  

 

Beberapa teori sudah dikemukakan, namun sayangnya penyebab dari penyakit Kawasaki ini masih belum diketahui secara jelas. Sebagian mengatakan kemungkinan berhubungan dengan patogen yang dapat menular melalui udara atau air. Namun pada beberapa penelitian yang sudah berlangsung, dikatakan bahwa beberapa marker genetik dan reseptor di tubuh berperan sebagai faktor predisposisi terhadap penyakit ini. Selain itu, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya. Beberapa virus dan bakteri juga sempat diduga menjadi andil sebagai penyebab penyakit Kawasaki, namun sampai saat ini belum ada satu agen pun yang terbukti menyebabkan penyakit ini.

 

Baca Juga: Macam-macam Alergi pada Kulit Bayi

 

Apa Faktor Risiko dari Penyakit Kawasaki?  

 

Penyakit ini kerap kali menyerang laki-laki, anak yang berusia lebih muda, dan lebih sering terjadi pada musim semi dan musim dingin. Maka dari itu, faktor risiko dari penyakit ini adalah: 

 

  1. Usia: Penyakit Kawasaki lebih sering menyerang anak yang berusia muda, khususnya anak-anak dibawah 5 tahun.
  2. Jenis kelamin laki-laki: Anak laki-laki 1.5 kali lipat lebih mungkin terkena penyakit Kawasaki dibandingkan perempuan.
  3. Ras: Ras asia lebih rentan terkena penyakit Kawasaki.

 

Bagaimana Cara Menangani Penyakit Kawasaki?  

 

Prognosis dari penyakit ini bergantung pada seberapa parah penyakit ini terjadi pada anak anda. Diagnosis serta pengobatan dini cenderung memiliki prognosis yang lebih baik. Maka dari itu, sangatlah penting bagi anda untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika anak anda terdiagnosa penyakit Kawasaki. Terapinya dibagi menjadi terapi simptomatik dan kuratif serta pencegahan.

 

1. Terapi simptomatik  

 

Terapi simptomatik bersifat hanya menyembuhkan gejala yang muncul pada saat itu agar membuat si anak merasa lebih nyaman. Misalnya demam, maka dokter akan memberikan obat-obatan penurun panas, dan seterusnya sesuai dengan gejala yang muncul.

 

2. Terapi kuratif dan pencegahan 

 

Hal ini bertujuan untuk mengurangi terbentuknya aneurisma pada arteri koroner yang dapat terjadi pada minggu ke dua sampai ke empat setelah onset pertama. Dokter pada umumnya akan memberikan imunoglobulin intravena (IVIG) serta aspirin dosis tinggi. Kedua pengobatan ini merupakan 2 obat utama dalam mengobati penyakit Kawasaki.  

 

Baca Juga: Alergi Kulit pada Bayi (Dermatitis Atopik): Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya

 

Jika anda menemukan keluhan serupa pada si buah hati, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga terhindar dari komplikasi fatal dari penyakit Kawasaki. Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan Aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Article Reviewed by dr. Riyandi Fernandes

  1. CDC [Internet]. Kawasaki Disease. Centers for Disease Control and Prevention. June 2020. Diakses dari: https://www.cdc.gov/kawasaki/index.html. Diakses pada tanggal: 17 Oktober 2022. 
  2. NHS [Intenert]. Overview Kawasaki Disease. NHS. Oktober 2021. Diakses dari: https://www.nhs.uk/conditions/kawasaki-disease/. Diakses pada tanggal: 17 Oktober 2022.  
  3. Owens AM, Plewa MC. Kawasaki Disease. [Updated 2022 Aug 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537163/
  4. Gardner SS [Internet]. Kawasaki Disease. WebMD. April 2022. Diakses dari: https://www.webmd.com/children/what-is-kawasaki-disease. Diakses pada tanggal: 17 Oktober 2022.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics