Beranda > Artikel > Mengenal Penyakit Keratosis Seboroik yang Menyerang Kulit

Mengenal Penyakit Keratosis Seboroik yang Menyerang Kulit

Mengenal Penyakit Keratosis Seboroik yang Menyerang Kulit

Keratosis adalah munculnya benjolan pada kulit Anda dan sering menimpa orang dewasa serta lansia.  Sebenarnya apa penjelasan penyakit ini? Keratosis sendiri dapat dibagi menjadi beberapa tipe, tipe ganas dan jinak. Pada artikel ini akan lebih dibahas mengenai keratosis seboroik yang berkarakteristik sebagai sebuah lesi jinak. Apakah anda adalah salah satunya? Baca informasinya bersama Carevo.

 

Apa itu Keratosis Seboroik?

Keratosis seboroik atau yang lebih dikenal sebagai keratosis merupakan tumor kulit jinak epidermis yang prevalensinya lebih sering ditemukan pada pasien-pasien dewasa usia pertengahan dan lansia. Penyakit ini juga lebih sering ditemukan pada pasien dengan warna kulit yang lebih cerah. Kelainan ini merupakan satu dari beberapa tumor kulit yang seringkali dijumpai oleh tenaga Kesehatan pada fasilitas kesehatan primer maupun dokter spesialis kulit dan kelamin. Walaupun keratosis seboroik merupakan sebuah lesi jinak, namun keberadaannya perlu dibedakan dengan beberapa tumor ganas lainnya yang dimana karakteristiknya terkadang sulit dibedakan dengan jenis lesi lainnya. Keratosis seboroik memiiki karakteritsik permukaan yang licin, lunak dan verrucuous, dapat ditemukan dari warna terang hingga gelap dan lesi ini dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki atau membran mukosa. Dikarenakan tumor ini merupakan tumor jinak, maka pengobatan seringkali tidak dibutuhkan.1,2

 

Mengapa Keratosis Dapat Muncul?

Keratosis sendiri dapat muncul akibat terjadi pembelahan imatur pada sel keratin pada kulit yang berakhir terbentuknya makula dengan batas tegas, berbentuk bulat atau oval dan datar. Pada umumnya, dikarenakan lesi ini jinak maka mereka memiliki pertumbuhan yang lambat dan dapat menebal dalam beberapa waktu. Beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa insiden terjadinya keratosis seboroik berhubungan erat dengan bertambahnya usia, paparan tinggi terhadap sinar ultraviolet, faktor genetik dan juga terinfeksi dengan Human papillomavirus (HPV). 1,3

 

Apa Saja yang Harus Dihindari dan Bagaimana Pengobatannya?

Tindakan apa saja sih yang perlu anda hindari agar tidak terkena keratosis? Insidens terbentuknya keratosis seboroik terus meningkat seiring bertambahnya usia, meningkatnya paparan terhadap sinar ultraviolet, memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini serta memiliki warna kulit yang lebih muda. Dari berbagai kondisi yang disebutkan diatas, modalitas yang dapat dilakukan dalam pencegahan terkena penyakit ini hanyalah menurunkan paparan langsung terhadap sinar ultraviolet (sinar matahari). Hal ini dapat dilakukan contohnya dengan menggunakan krim sunscreen atau penggunaan pakaian panjang atau tertutup ketika melakukan aktifitas dengan paparan sinar matahari yang tinggi.2,4,5

Lalu bagaimana jika anda sudah memiliki keratosis seboroik? Apa saja yang perlu dilakukan dan apa saja sih pilihan terapinya? Secara umum penyakit ini tidak memerlukan pengobatan khsusus, konservatif saja. Namun terkadang pasien memilih untuk melakukan tindakan sebagai alas an kosmetik atau fungsional. Berikut ini beberapa tindakan seperti electrosurgery yakni terapi menggunakan aliran listrik, kuretase, krioterapi, eksisi pada lesi, ablasi dan penggunaan solusi hidrogen peroksida atau cairan nitric acid-zinc dapat dilakukan sebagai tatalaksana pengobatan keratosis seboroik.2,4,5

 

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo.

 

Referensi

  1. Greco MJ, Bhutta BS. Seborrheic Keratosis. [Updated 2022 Feb 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545285/
  2. Wollina U. Seborrheic Keratoses – The Most Common Benign Skin Tumor of Humans. Clinical presentation and an update on pathogenesis and treatment options. Open Access Maced J Med Sci. 2018;6(11):2270-2275. Published 2018 Nov 23.
  3. Sari, F., Lestari, S., Gustia, R., Asri, E., & Tofrizal, T. (2020). The Correlation between Human papillomavirus and Increased Expression of p53 in Seborrheic Keratosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin32(3), 195–199.
  4. Connell K & Goldman L [Internet]. “Seborrheic Keratosis”. Healthline, 31 Des. 2021. Diakses dari: https://www.healthline.com/health/seborrheic-keratosis. Diakses pada tanggal: 15 Mei 2022.
  5. Moscarella E, Brancaccio G, Briatico G, Ronchi A, Piana S, Argenziano G. Differential Diagnosis and Management on Seborrheic Keratosis in Elderly Patients. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2021;14:395-406. Published 2021 Apr 28.

Bagikan ke orang terdekat anda

Baca juga :

We will contact you shortly

Thank you for contacting the Carevo team, our team will

immediately contact you with related topics