Pada kondisi normal kulit kita mengandung melanin, yang merupakan pigmen warna kulit. Melanin memberikan warna yang khas pada kulit dan rambut seorang manusia. Apa yang terjadi pada kulit seorang penderita vitiligo? Apa-apa saja yang mereka alami pada kulit mereka? Mari kita lihat bersama tentang penyakit ini.
Penderita memiliki fungsi pigmen yang terganggu sehingga mengakibatkan melanin tidak dapat bekerja dengan baik dan terjadilah perubahan warna kulit penderitanya. Vitiligo menyebabkan gangguan estetika, sehingga menyebabkan penderitanya menjadi malu. Sifat penyakit ini adalah progresif yang artinya semakin lama, akan semakin luas persebarannya. Selain itu vitiligo bukan penyakit menular, karena tidak disebabkan oleh agen infeksi, misal seperti virus, jamur, bakteri, dan parasit.
Di dunia diperkirakan jumlah penderita vitiligo sebanyak 1 – 2% dengan usia rata-rata penderitanya adalah 20 tahunan.
Penyakit ini tidak dipengaruhi oleh suku dan etnis seseorang. 30% kasus vitiligo melibatkan faktor risiko keturunan, jadi apabila ada seorang saudaranya atau orang tuanya yang menderita vitiligo, maka kemungkinan seseorang menderita vitiligo cukup besar. Bila melihat jenis kelamin, proporsi terjadinya vitiligo baik pada laki-laki dan perempuan adalah sama besar.
Baca Juga: Manfaat Lengkuas untuk Kulit dan Kecantikan Wajah
Sama seperti penyakit lainnya, vitiligo pun memiliki gejala-gejala khasnya dan keluhan bisa ditemukan di wajah, lengan, tangan, dan kaki, termasuk rambut. Berikut ini adalah keluhan yang dialami:
Penderita umumnya akan mengeluhkan terdapat bercak-bercak berwarna putih susu yang sangat jelas berbeda dari warna kulit aslinya terutama mereka yang memiliki warna kulit gelap. Keluhan ini akan bertambah luas seiring bertambah lamanya menderita vitiligo
Terjadi perubahan warna rambut yang akan berubah menjadi berwarna abu-abu atau keputihan.
Pada lokasi bercak-bercak putih vitiligo sangat sensitif terhadap paparan sinar matahari. Begitu area tersebut terpapar, maka kulit yang berwarna putih akan dengan cepat terbakar.
Sebetulnya vitiligo jarang menimbulkan gejala tidak nyaman, namun bisa saja saat proses penyebaran bercak-bercak putih terasa gatal.
Pada kasus vitiligo yang menyerang melanosit yang terdapat di dalam telinga dalam, gangguan pendengaran bisa terjadi.
Pada beberapa kejadian vitiligo, gangguan penglihatan dapat ditemukan. Menurut sebuah penelitian potong lintang, kasus vitiligo ini juga disertai gejala lain seperti kebotakan, gangguan sistem saraf, dan pendengaran.
Vitiligo memiliki proses yang kompleks dan panjang, melibatkan faktor genetika dan non-genetika. Akibat kompleksitas penyakit ini sehingga penyebab pasti dari vitiligo belum dapat diketahui secara pasti oleh peneliti. Saat ini terdapat hipotesis yang menyatakan salah satunya adalah hilangnya melanosit dan yang kedua kerusakan melanosit sehingga mengganggu produksi melanin. Kemungkinan kerusakan melanosit yang terjadi disebabkan oleh beberapa kemungkinan berikut:
Perusakan melanosit itu diduga oleh peneliti terjadi akibat imunitas tubuh seseorang. Kemudian faktor risiko meningkat pada penderita gangguan tiroid, kencing manis (diabetes mellitus), alopecia (kebotakan), dan lain-lain.
Hipotesis ini menyatakan bahwa kerusakan melanosit dan gangguan produksi melanosit terjadi akibat adanya pengaruh kimiawi.
Penghancuran melanosit terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas yang mempengaruhi produksi melanosit.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Keratosis Seboroik yang Menyerang Kulit
Setelah kita sama-sama mengetahui mulai dari arti, ciri-ciri penyakit, dan proses perjadinya penyakit vitiligo, kita juga perlu mengetahui apa-apa saja yang akan diperiksa dan bagaimana pemeriksaan tersebut dilakukan. Penderita vitiligo akan diperiksa melalui pemeriksaan berikut:
Dokter kulit akan memulai pemeriksaan dimulai dari pemeriksaan fisik. Mereka akan menilai bentuk bercak-bercak yang ada di tubuh penderita. Tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik mendetil dikarenakan adanya penyakit kulit yang menyerupai vitiligo ini.
Terdapat dua pemeriksaan tambahan yang membantu menegakan diagnosis vitiligo ini, yaitu:
Baca Juga: 7 Manfaat Sinar Matahari Pagi untuk Kulit
Pengobatan vitiligo memiliki variasi tatalaksana yang sangat bervariasi hasilnya. Ada yang sensitif dan ada yang kurang sensitif, selain itu efek samping juga bisa terjadi pasca terapi diberikan pada penderita. Secara umum pengobatan vitiligo ini diberikan melalui terapi:
Obat oles yang diberikan berasal dari golongan steroid dan penghambat calcineurin (calcineurin inhibitors). Tatalaksana dengan steroid menjadi pilihan pertama bagi penderita vitiligo, karena penerimaan dan cara penggunaan yang mudah. Efeknya bisa dibilang cukup baik pada kasus vitiligo yang bersifat lokal (tidak menyebar luas).
Berbeda dari steroid, obat yang mengandung penghambat calcineurin memiliki efek yang baik pada vitiligo yang melibatkan area kepala dan leher.
Terapi ini memanfaat paparan sinar ultraviolet (UV)-B. Paparan fototerapi bisa menginduksi repigmentasi pada kulit di sebagian besar pasien dengan penyakit vitiligo yang terdiagnosis dini atau awal. Guna memperoleh hasil yang optimal diperlukan waktu minimal enam bulan. Efek samping dari terapi ini adalah kulit sehat di sekitar vitiligo ikut menghitam.
Terapi laser merupakan salah satu terapi yang masih cukup baru. Pada kasus vitiligo dengan bercak yang stabil atau tidak cepat meluas, terapi ini memiliki keamanan dan efektivitas yang terbilang baik. Terapi ini memiliki kekurangan yaitu harga yang mahal.
Pada kasus yang berat, pemberian terapi sistemik kadang dipertimbangkan oleh dokter kulit. Obat yang diberikan adalah golongan Afamelanotide yang merupakan analog sintetis dari hormon perangsang melanosit alfa. Efek samping yang muncul berupa kemerahan di kulit pasca pemberian obat, rasa mual, dan nyeri perut.
Terapi lainnya diberikan pada pasien yang memiliki gangguan pada organ kelenjar lain seperti masalah pada tiroid, maka memerlukan terapi untuk mengatasi gangguan tiroid yang muncul. Ketika sudah seperti ini, tim dokter akan bekerja sama mengatasi permasalahan yang ada.
Selain pengobatan secara fisik, diperlukan pengobatan secara mental atau psikis. Vitiligo memiliki dampak yang besar bagi mental penderitanya, seperti rasa tertekan akibat stigma dan kesan negatif dari lingkungan sekitar. Jangka panjangnya akan memicu semakin rendahnya kualitas hidup penderitanya akibat tekanan yang dialami, bahkan bisa memunculkan ide-ide bunuh diri bagi penderitanya.
Vitiligo merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia, namun menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan kesan buruk bagi penderitanya. Bagi Anda yang merasakan adanya keluhan seperti bercak-bercak putih yang muncul, segeralah berobat ke dokter, agar bisa mencegah perluasan dan hasil yang lebih optimal.
Selain itu diperlukan penanganan yang menyeluruh baik secara fisik dan psikis. Perlu diingat juga bahwa setiap terapi memberikan reaksi yang berbeda-beda dari setiap orang, memerlukan waktu yang lama, dan memiliki efek samping.
Albert
Dr. Albert Novianto lahir di Jakarta, 14 November 1992. Penulis menempuh pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Jakarta dan menyelesaikan pendidikan di tahun 2017.
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics