
We will contact you shortly
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics
Berbagai sistem tubuh dipengaruhi oleh hormon, suatu zat kimia dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang mempengaruhi kerja jaringan lain. Hormon androgen merupakan hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan laki-laki, atau memberikan sifat laki-laki (virilisasi). Testosteron merupakan hormon androgen yang utama. Tidak hanya pada laki-laki, ternyata testosteron juga diproduksi dalam jumlah kecil pada wanita. Dan ternyata, tidak hanya berlebihan, kadar hormon testosteron yang rendah pada wanita juga menimbulkan masalah kesehatan.
Testosterone adalah hormon androgen, yang dikenal dengan hormon pria karena hormon ini berperan penting pada laki-laki. Testostosteron diproduksi dalam jumlah besar oleh sel Leydig pada testis setelah pubertas. Baik pada laki-laki dan perempuan, hormon testosteron diproduksi oleh kelenjar adrenal. Selain itu, ovarium perempuan juga menghasilkan testosteron namun dalam jumlah yang sedikit. Walaupun sedikit, testosteron pada wanita memiliki peran penting dalam kesehatan.
Baca Juga: 5 Fungsi Hormon Melatonin untuk Kebutuhan Tidur
Kadar testosteron pada wanita 15-70 ng/dL, dimana jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan pada laki-laki (300ng/dL). Penelitian menunjukkan, produksi testosteron pada wanita bergantung pada usia. Produksi hormon androgen pada wanita berkurang setengahnya setelah usia 40 tahun. Peran testosteron dalam kesehatan wanita antara lain:
Di dalam tubuh seorang wanita, testosterone dan androgen lain dengan cepat diubah untuk memproduksi hormon seks wanita. Oleh karena itu, sifat laki-laki yang timbul oleh testosteron umumnya tidak muncul.
Kekurangan hormon testosteron pada wanita dapat disebabkan oleh adanya penurunan produksi testosteron di ovarium maupun kelenjar adrenal. Wanita yang pre dan paska menopause dapat memiliki kadar testosteron yang rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan produksi hormon dari ovarium yang berhubungan dengan menopause. Penurunan libido setelah menopause dapat dikaitkan dengan adanya penurunan testosteron.
Genetik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi produksi testosteron. Adanya perubahan pada gen yang menurunkan kemampuan produksi prekursor testosteron, dehydroepiandrosterone (DHEA) dan DHEA-sulphate (DHEA-S), akan menurunkan jumlah testoteron. Beberapa wanita juga dapat mengalami kekurangan enzim yang mengatur proses perubahan DHEA dan DHEA-S menjadi testosteron.
Penyebab kekurangan testosteron pada wanita antara lain:
Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kekurangan hormon testosteron antara lain:
Kekurangan hormon testosteron pada wanita berhubungan dengan libido yang rendah, peningkatan berat badan, serta perubahan mood. Wanita yang memiliki kadar testosteron darah yang rendah sering mengalami penurunan libido atau hypoactive sexual desire disorder (HSDD). HSDD termasuk masalah kesehatan seksual yang dialami 8-19% wanita, ditandai dengan adanya penurunan fantasi seksual dan minta terhadap aktivitas seksual yang berkurang, disertai dengan gejala stres, frustasi, sedih, rasa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak berharga.
Bila berkepanjangan, kadar kolesterol darah yang rendah berhubungan dengan penyakit jantung, ingatan yang buruk, serta penurunan densitas tulang. Gejala lain yang berhubungan dengan kekurangan testosteron antara lain: penipisan rambut, kulit menjadi lebih kering, penurunan massa otot, dan peningkatan massa lemak tubuh.
Baca Juga: Mengenal Penyebab Ketidakseimbangan Hormon Pada Pria dan Wanita
Beberapa wanita mencari pertolongan untuk memperbaiki kadar testosteron dalam darah, terutama pada wanita yang mengalami kekurangan testosteron akibat operasi pengangakatan ovarium. Namun, perlu diingat bahwa testosteron akan menurun seiring dengan berjalannya usia, sehingga bila tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berat, terapi testosteron jarang disarankan. Pemberian terapi testosteron dapat meningkatkan libido pada pasien kekurangan testosteron. Tatalaksana kondisi yang mendasari kekurangan hormon testosteron harus dapat ditangani.
Pada pasien paska-menopause yang kekurangan hormon testosteron, Dokter dapat menganjurkan untuk memberikan Estratest, yang mengandung estrogen dan testosteron. Namun, Testosteron yang berada di dalam Estratest merupakan testosteron sintetik dan mungkin tidak terlalu efektif untuk menangani testosteron. Pemberian suntikan testosteron dan suplementasi DHEA juga dapat dijadikan pilihan terapi dalam penanganan kekurangan hormon testosteron. Perlu diingat efek jangka panjang pemberian hormon masih belum diketahui. Untuk itu penggunaannya harus dibawah pengawasan ketat Dokter.
Baca Juga: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko dari Kelebihan Hormon Testosteron Pada Wanita
Hormon testosteron ternyata juga dihasilkan oleh wanita. Walaupun sedikit, ternyata testosteron juga memiliki peranan dalam kesehatan wanita sehari-hari. Kekurangan hormon testosteron dapat terjadi apabila terdapat masalah pada ovarium atau kelenjar adrenal. Selain itu, usia adalah faktor risiko penting yang dapat menurunkan kadar testosteron dalam darah. Apabila Anda mengalami masalah yang berkaitan dengan gejala kekurangan hormon testosteron, segera hubungi Dokter melalui Aplikasi Carevo.
Article Reviewed by dr. Angelina Yuwono
Baca juga :
Thank you for contacting the Carevo team, our team will
immediately contact you with related topics